Tim RIDO: Golput Pemenang Pilkada Jakarta 2024
KPU-Bawaslu dianggap tidak profesional dalam menyelenggarakan Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya, angka golongan putih atau golput pun tinggi.
Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menyoroti kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) dalam penyelenggaraan Pilkada Jakarta 2024.
KPU-Bawaslu dianggap tidak profesional dalam menyelenggarakan Pilkada Jakarta 2024. Hasilnya, angka golongan putih atau golput pun tinggi.
Koordinator Tim Pemenangan RIDO, Ramdan Alamsyah menyampaikan, terjadi pencocokan data pemilih yang tidak relevan di Pilkada Jakarta. Undangan pencoblosan untuk masyarakat pun banyak yang tidak tersampaikan.
“KPU beranggapan warga yang tidak dapat C6 atau C undangan ini atau C pemberitahuan silakan datang. Ini lucu, bagaimana warga mau datang kalau tidak diundang. Yang membuat peraturan bukan warga, tapi yang membuat peraturan KPU,” tutur Ramdan di Kantor DPD Golkar, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (8/12).
“Dengan kata lain, di sini sudah dapat kami buktikan satu hal saja, KPU DKI melalui KPU di tingkat provinsi dan penyelenggaraan kota sampai kepada PPK tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, tidak profesional,” sambungnya.
800 Ribu Tak Terima Undangan
Ramdan mengulang catatan rekapitulasi, bahwa ada sebanyak 802.417 warga Jakarta yang tidak menerima Formulir C6 dengan penyebab meninggal dunia, pindah alamat, pindah pemilihan, tidak dikenal, berubah status, dan sebagainya.
Sementara, ada 30 ribu nama yang sudah meninggal dunia namun tetap mendapatkan Formulir C6, alias masih terdaftar sebagai pemilihan. Tidak ketinggalan ada pula warga yang terdaftar namun tidak lagi berdomisili sebanyak 117 ribu orang, dan yang tidak dikenal sebanyak 173 ribu orang.
“Andai kata yang dilakukan pencocokan data sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur, yang ada stiker-stikernya di rumah itu benar, maka ini data nggak akan pernah ditemukan lagi karena sudah banyak yang pindah tapi masih terregistrasi,” jelas dia.
3,4 Juta Orang Golput
Hasilnya, kata Ramdan, banyak masyarakat Jakarta dengan jumlah 3.449.614 orang yang tidak menyalurkan hak pilihnya alias golput. Dia pun membandingkan dengan suara yang diperoleh Paslon 01 dan 03 yang apabila digabungkan pun tidak melampaui angka golput.
“Maka kami meminta dibuktikan nanti, yang katanya 7 juta lebih orang yang sudah menerima, kita buktikan mana foto 7 juta dari orang yang menerima. Itu yang akan kita tuntut nantinya. Jadi, kami di sini tidak main-main. Tidak main-main menunjukkan kepada masyarakat, bahwa seolah-olah kami takut kalah. Tidak,” ujarnya.
“01 menang, tidak. 03 menang, tidak. 02 menang, tidak. Peserta kalah semua. Yang menang, golput. Fakta. Bukan kata saya. KPU juga mengakui itu,” tegas Ramdan.