Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Yorrys akui Golkar di bawah Setnov sulit konsolidasikan kader

Yorrys akui Golkar di bawah Setnov sulit konsolidasikan kader Setya Novanto di Gorontalo. ©2017 Merdeka.com/ist

Merdeka.com - Ketua Korbid Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai mengakui pengurus DPP di bawa kepemimpinan Setya Novanto kesulitan mengonsolidasikan seluruh elemen partai mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah.

Yorrys menyebut, tugas konsolidasi merupakan amanat dari Munaslub 2016. Tujuannya demi rekonsiliasi di tubuh Partai Golkar yang 2 tahun belakangan diterpa konflik.

"Ini memang kesepakatan pertama yang memang sudah diwacanakan sebelum akhir 2016 harus konsolidasi semua. Ternyata emang tidak mudah, apalagi ini mengkonsolidasikan 34 tingkat provinsi kemudian 500-an tingkat II dengan berbagai macam persoalan ini kan rekonsiliasi," kata Yorrys di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (21/5).

Yorrys mengklaim, langkah konsolidasi di tingkat pusat relatif berhasil. Sayangnya, upaya konsolidasi belum maksimal karena pengurus dan kader di beberapa daerah masih bergejolak karena perbedaan pandangan.

"Kalau di tingkat atas ini relatif sudah bisa menerima proses walaupun ada perbedaan. Tapi kalau di tingkat bawah ini kan di tingkat I dan II ini. Kalau tingkat II karena pemahamannya saja kan seperti di Lampung ada gejolak, di Kalbar, Sumut dan Aceh sudah relatif baik," terangnya.

Oleh karena itu, kata Yorrys, Partai Golkar akan mengevaluasi masalah konsolidasi dari pusat ke daerah itu dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas).

"Kita dorong Golkar ini lakukan refleksi pada Oktober kemudian refleksi akhir tahun. Nah Rapimnas ini salah satu juga evaluasi itu," ujar Yorrys.

Selain melakukan evaluasi, kata dia, dalam Rapimnas itu juga akan dibahas soal proyeksi dan persiapan menyambut agenda politik ke depan seperti Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak.

"Kemudian mempersiapkan karena kita mulai Juni sudah harus proses-proses kemudian Agustus-Oktober verifikasi faktual kemudian Oktober-Desember itu sudah mulai proses penjaringan caleg, partai kan harus konsolidasi, samakan persepsi kemudian apa yang harus kita kedepankan sesuai target-target," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung menyampaikan sejumlah cacatan refleksi satu tahun kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto. Akbar menilai, konsolidasi di internal Partai Golkar belum berjalan, padahal kepemimpinan Novanto telah berjalan satu tahun. Novanto dinilai belum bisa menyampaikan amanat dan produk Munaslub 2016 kepada seluruh kader Golkar.

"Hasil munaslub, yang saya ketahui belum didistribusikan secara total, produk munas belum diketahui anggota, kader, termasuk yang di dewan. Boleh dikatakan konsolidasi belum berjalan padahal sudah setahun," kata Akbar di acara yang sama.

Akbar juga menganggap, Novanto melakukan upaya komunikasi ke daerah-daerah untuk menyolidkan seluruh unsur partai. Sayangnya, hasil dari upaya Novanto itu belum terlihat hingga sekarang.

"Novanto mencoba melakukan komunikasi daerah belum lihat mempengaruhi soliditas partai, konsolidasi partai ternyata tidak," tegasnya.

Belum terkonsolidasinya internal partai dengan baik, kata dia, terlihat dari banyaknya Pelaksana tugas (Plt) DPD-DPD yang berasal dari pengurus pusat.

"Banyak DPD 1 dipimpin Plt dari pusat, ini memperlihatkan belum terkonsolidasi dengan baik dan mekanisme orangsisas," ujar Akbar. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
VIDEO: Airlangga Golkar: Sekarang Mau ke Munas Pasti Ada yang Mau Pecah Belah Golkar
VIDEO: Airlangga Golkar: Sekarang Mau ke Munas Pasti Ada yang Mau Pecah Belah Golkar

Airlangga mengingatkan agar seluruh kader Partai Golkar merapatkan barisan.

Baca Selengkapnya
Agung Laksono Sindir Pengurus Golkar Rangkap Jabatan: Pembatasan Diperlukan Demi Kaderisasi
Agung Laksono Sindir Pengurus Golkar Rangkap Jabatan: Pembatasan Diperlukan Demi Kaderisasi

Agung Laksono menyindir sejumlah pengurus Partai Golkar yang merangkap jabatan.

Baca Selengkapnya
Soal Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Airlangga: Tak Sama dengan PSSI, Tidak Ada Rebutan
Soal Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Airlangga: Tak Sama dengan PSSI, Tidak Ada Rebutan

Dalam penyusunan kabinet antar partai politik pengusung Prabowo tak saling rebutan

Baca Selengkapnya
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir

Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Isu Munaslub Golkar: Itu Urusan Internal, Tak Ada Hubungan dengan Kita
Jokowi soal Isu Munaslub Golkar: Itu Urusan Internal, Tak Ada Hubungan dengan Kita

Jokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.

Baca Selengkapnya
Senior Golkar Serukan Paket Lengkap: Jokowi Ketum, Bahlil Sekjen
Senior Golkar Serukan Paket Lengkap: Jokowi Ketum, Bahlil Sekjen

Senior Golkar Musfihin Dahlan mengusulkan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar bersama Bahlil Lahadalia sebagai Sekjen.

Baca Selengkapnya
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus
JK: Golkar Sangat Tergantung Penguasa Cari Koalisi, Bahaya Kalau Begini Terus

JK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Selengkapnya
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing
Airlangga dan Beringin yang Tak Pernah Berhenti Gonjang Ganjing

Partai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Airlangga Banyak Didukung Jadi Ketum Golkar Lagi, Bamsoet: Tergantung Tikungan Terakhir
Airlangga Banyak Didukung Jadi Ketum Golkar Lagi, Bamsoet: Tergantung Tikungan Terakhir

Dia menyebut tak menjamin Airlangga akan terpilih menjadi ketua umum kembali.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Jangan Harap Jadi Ketua Golkar Kalau Tidak Punya Modal Rp600 Miliar
Jusuf Kalla: Jangan Harap Jadi Ketua Golkar Kalau Tidak Punya Modal Rp600 Miliar

JK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.

Baca Selengkapnya
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten

Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya