6 Pertanyaan Sederhana untuk Mendeteksi Kondisi Autisme pada Anak
Merdeka.com - Mendiagnosis apakah seorang anak mengalami autisme ternyata bisa dilakukan sendiri oleh orang tua. Terdapat sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh orangtua untuk mengetahui apakah anak mengalami autisme atau tidak.
Autisme Spektrum Disorder (ASD) pada dasarnya adalah gangguan perkembangan kognitif yang berkelanjutan. Gangguan tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir, berbahasa, keterampilan motorik, dan juga sosial. Akibatnya hubungan sosial-emosional, komunikasi non-verbal, aktivitas, pengembangan bakat dan minat seseorang dapat terhambat.
“Gejala yang timbul dapat timbul dalam tahap perkembangan awal. Jadi tidak perlu menunggu usia untuk mendiagnosis seseorang mengalami autisme,” ucap Dr. Setyo Handryastuti, dokter spesialis anak dan konsultan neurologi anak di Rumah Sakit EMC Tangerang.
-
Kapan gejala autisme muncul? Umumnya, gejala dari gangguan autisme muncul sebelum usia tiga tahun.
-
Siapa yang bisa mengalami gejala autisme? Ada berbagai tanda dan gejala yang muncul pada orang-orang dengan autism spectrum disorder (ASD) atau gangguan autisme.
-
Apa tanda autisme pada anak? Salah satu ciri khas autisme adalah variasi dalam perilaku anak-anak yang terpengaruh. Siapa sangka, tanda autisme pada anak ini ternyata bisa ditandai dengan perilaku sederhana seperti kebiasaan berjalan.
-
Bagaimana mengidentifikasi autisme pada balita? Beberapa balita mungkin menunjukkan perilaku mengulang-ulang dalam bicara, yang dapat menjadi indikasi autisme.
-
Kapan autis biasanya muncul? Seringkali anak-anak menunjukkan gejala autisme dalam tahun pertama. Sedangkan sebagian anak tampak berkembang secara normal pada tahun pertama, dan kemudian mengalami periode regresi antara usia 18 dan 24 bulan ketika mereka mengalami gejala autisme.
-
Apa tanda autisme pada bayi? Tanda-tanda autisme pada bayi mungkin sulit dideteksi. Biasanya, tanda-tanda tersebut tidak begitu jelas, terutama bagi orang awam, hingga anak-anak lebih tua. Namun, kurangnya senyuman ke orang lain pada usia 6 bulan bisa menjadi tanda gangguan spektrum autisme pada bayi. Beberapa tanda lain yang mungkin diperhatikan oleh orang tua adalah kesulitan bermain dengan bayi, kurangnya percakapan bayi (mendengus atau bertukar kata-kata), atau ketidakresponsifan terhadap nama mereka.
Mendeteksi ASD dapat dilakukan dengan mempertanyakan beberapa hal saat orangtua mengobservasi perilaku anak. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat dijawab oleh orangtua untuk mendeteksi autisme.
1. Apakah anak Anda merespons ketika dipanggil?
Pertanyaan ini biasanya menjadi pertanyaan awal yang diberikan dokter kepada orangtua. Anak dengan autisme cenderung acuh dan tidak memberikan respons ketika dipanggil. Ia bahkan tidak menoleh atau memberikan kontak mata.
2. Apakah anak Anda tertarik dengan anak lain?
Anak dengan autisme biasanya akan sibuk dengan dunianya dan tidak tertarik pada anak lain. Hal tersebut yang membuat anak dengan autisme asik sendiri.
3. Apakah anak Anda menunjuk ke sesuatu atau benda yang menarik perhatiannya?
Seringkali, anak dengan autisme akan mengacungkan tangan atau menarik tangan orangtuanya jika menginginkan sesuatu, bukan menunjuk. Jika terapi berjalan dengan baik, sang anak akan mampu untuk menunjuk atau mengatakan sesuatu yang ia inginkan.
4. Apakah anak Anda dapat meniru apa yang Anda lakukan, baik ekspresi dan perilaku?
Anak usia di bawah 3 tahun biasanya dapat menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Seperti bercanda mengedip-ngedipkan mata atau tepuk tangan. Anak dengan autisme biasanya tidak bisa menirukan sesuatu yang dilakukan oleh orang sekitarnya.
5. Apakah anak Anda sensitif pada suara?
Anak dengan autisme biasanya akan memberikan respon yang berlebihan ketika mendengar suara. Misalnya ketika mendengar suara hairdryer atau blender, sang anak bisa menangis bahkan guling-gulingan.
6. Apakah anak Anda mengerti ketika diperintah?
Anak dengan autisme sulit untuk mengerti apa yang Anda perintahkan. Namun, bukan berarti Anda tidak perlu melatih mereka untuk mengikuti perintah. Karena perkembangan otak anak juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
“Anak kurang dari usia 2 tahun tidak boleh sama sekali berhadapan dengan gadget atau screentime. Sedangkan, anak usia 2-5 tahun hanya boleh 1 jam. Maka mereka harus diajarkan untuk menuruti perintah tersebut,” tutup Dr. Handry.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adanya gangguan autisme pada bayi dan balita merupakan hal yang perlu dikenali oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaAutis adalah kondisi yang dipengaruhi genetik hingga keturunan.
Baca SelengkapnyaTumbuh kembang merupakan proses yang kompleks dan penting pada anak, orangtua perlu segera menyadari jika terjadi gangguan.
Baca SelengkapnyaMunculnya ADHD pada bayi dan anak bisa ditunjukkan oleh berbagai hal berikut.
Baca SelengkapnyaSejumlah tanda pertumbuhan anak yang lambat perlu dikenali oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaAir Galon Berbahan Polikarbonat Sebabkan Anak jadi Autis?
Baca SelengkapnyaBerjalan jinjit pada anak ternyata bisa menjadi salah satu tanda dari terjadinya autisme.
Baca SelengkapnyaSpeech Delay merupakan alah satu tanda anak menglami ADHD. Perlu perhatian dari orangtua untuk mengetahui kondisi anak terlebih jika anak mulai terlambat bicara
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang kerap dilakukan banyak orang adalah mengetahui autisme dari fitur wajah seseorang. Benarkah hal ini bisa dilakukan?
Baca SelengkapnyaTes mental anak adalah cara untuk mengukur perilaku dan karakteristik anak, guna mendapatkan informasi tentang perkembangan pola pikir dan kecerdasannya.
Baca SelengkapnyaPermendikbud Nomor 1 Tahun 2021 mengatur tentang PPDB pada TK, SD, SMP, SMA, dan SMK
Baca SelengkapnyaKeterlambatan bicara pada anak dapat dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua.
Baca Selengkapnya