Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apa itu CT Value Dalam Tes PCR? Berikut Penjelasannya

Apa itu CT Value Dalam Tes PCR? Berikut Penjelasannya RSU Kota Tarakan Sediakan Layanan PCR Swab Test. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - CT Value atau cycle threshold menjadi salah satu faktor yang diukur ketika Anda mengikuti tes PCR swab. CT Value sendiri bukan penentu derajat keparahan dari COVID-19. Sehingga, tak seharusnya Anda memusingkan angka yang tertera di selembar surat hasil swab test PCR ketika terkonfirmasi positif Corona. Lantas, apa itu CT Value dan apa fungsinya?

"Ct value itu dapurnya orang PK (Patologi Klinik). Sebenarnya bukan buat diumbar-umbar. Di luar negeri juga enggak kayak begitu," kata Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jaka Pradipta saat melakukan siaran langsung di Instagram dengan topik Kapan Saya Dinyatakan Sembuh dari COVID-19? pada Februari 2021.

Ada pun tujuan dari Ct value, lanjut Jaka, sebatas mengetahui jumlah virus Corona penyebab COVID-19 yang ditangkap dengan metode PCR.

Orang lain juga bertanya?

"Diputar mesinnya, di putaran ke berapa dapat virusnya. Semakin kecil putarannya, misal Ct value 5, lima kali putaran sudah dapat. Artinya, virusnya banyak," kata Jaka.

"Kalau misalnya Ct value-nya tinggi 30, diputar 30 kali atau kita cari jarum di jerami gitu, 30 kali putar baru dapat virusnya. Artinya virusnya sedikit," Jaka menambahkan.

Jaka pun menekankan bahwa Ct value bukan untuk menandakan aktivitas virusnya, bukan pula penentu derajat keparahan dari COVID-19.

Benar-benar murni terkait partikel dari virus Corona yang berhasil ditangkap mesin.

"Artinya, kalau saya swab-nya agak dalam nih, kemungkinan nilai Ct value-nya bisa lebih turun karena dia dapatnya semakin banyak. Jadi, faktornya banyak. Tekniknya dan mesinnya pun berbeda-beda," kata Jaka.

Tentang CT Value Pasien COVID-19

Begitu juga ketika mungkin nilai awal Ct value-nya 32 lalu berubah menjadi 20, bisa jadi faktor alat ikut berpengaruh. Sebab, kata Jaka, alat berbeda, standar yang digunakan juga berbeda.

"Sehingga memang sebenarnya Ct value dapurnya orang PK atau dapurnya dokter saja. Jangan dilihat itu," ujarnya.

Karena Ct value bukan sebuah parameter derajat keparahan, orang yang terdiagnosis COVID-19 dengan Ct value misalnya 4, tidak perlu sampai harus mencari ICU segala.

Apalagi jika termasuk orang tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan, Jaka, mengimbau, untuk tidak panik.

Meski begitu, tidak lantas pasien dengan Ct value yang tinggi, misal 38, menjadi jumawa. Bisa jadi nilai Ct tinggi tapi batuk-batuk atau saturasi oksigennya terjun bebas.

"Jadi sebenarnya Ct value itu tuh cuma untuk melihat partikel virus yang tertangkap saja pada saat swab," ujarnya.

Kapan Ct Value digunakan?

Saat menentukan apakah seorang pasien bisa dikatakan sembuh dari COVID-19 atau tidak, Jaka akan melihat dari gejala yang dialami pasien tersebut, dan juga melihat hasil laboratorium darah, ronsen, dan saturasinya.

"Ct value yang bisa kita lihat apanya? Tadinya virusnya yang ketangkep misalnya 5 terus akhirnya menjadi 20, artinya jadi sedikit yang ditangkap. Artinya imunitasnya bagus nih pasien. Sehingga yang tadinya virusnya banyak bisa menjadi sedikit," kata Jaka.

"Sudah, itu saja. Informasinya sudah itu saja. Bukan 'Wah ini masih 32, sedikit lagi 33, 35, enggak kayak gitu," Jaka menekankan.

Lagi pula, jelas Jaka, biasanya kalau Ct value sudah di atas 30 sudah sangat sedikit jumlah virus Corona yang bersemayam di dalam tubuh.

"Enggak usah dinilai lagi," katanya.

Sumber: Liputan6.comPenulis: Aditya Eka Prawira (mdk/dzm)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: KPU & Bawaslu Cawe-Cawe Tegaskan Tak Ada Bukti Penggelembungan Suara PSI
VIDEO: KPU & Bawaslu Cawe-Cawe Tegaskan Tak Ada Bukti Penggelembungan Suara PSI

Bawaslu buka suara terkait dugaan penggelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Baca Selengkapnya
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Penggelembungan Suara PSI Baru Spekulasi, Harus Dibuktikan
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto: Penggelembungan Suara PSI Baru Spekulasi, Harus Dibuktikan

Hadi Thahjanto menilai, anggapan lonjakan suara PSI yang tak lazim hanya spekulasi.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
KPU Jelaskan Soal Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Dihentikan: Hanya yang Belum Sinkron dengan Sirekap
KPU Jelaskan Soal Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Dihentikan: Hanya yang Belum Sinkron dengan Sirekap

Tujuan penghentian rekaputilasi itu agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat sehingga publik dapat hasil aktual.

Baca Selengkapnya
Timnas AMIN: Quick Count Bukan Data Valid Menurut Hukum
Timnas AMIN: Quick Count Bukan Data Valid Menurut Hukum

Hamdan Zoelva meminta semua pihak menghormati rekapitulasi hasil penghitungan suara KPU.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
PPLN Taipei: Angka Teli dan Huruf Ditemukan Berbeda di Surat Suara PKB
PPLN Taipei: Angka Teli dan Huruf Ditemukan Berbeda di Surat Suara PKB

Ketua KPU sempat mempertanyakan mengapa terjadi perbedaan tersebut kepada PPLN Taipei.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya