Depresi Perlu Cepat Diatasi untuk Tekan Risiko Bunuh Diri
Merdeka.com - Masalah mental yang dialami seseorang terutama depresi harus cepat ditangani. Jika masalah ini dikesampingkan, maka risiko bunuh diri seseorang bisa meningkat.
"Apabila seseorang mengalami depresi dan tidak ditangani, risiko bunuh diri bisa meningkat," kata Sekretaris PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Dr Agung Frijanto.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. Anung Sugihantono juga mengatakan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, perilaku bunuh diri mencapai angka kritis.
-
Masalah kesehatan apa yang bisa terjadi akibat depresi? Sejumlah kondisi mungkin dialami seseorang sebagai dampak dari depresi atau juga sebaliknya.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena depresi? Jauh dari pandangan umum bahwa depresi hanya terkait dengan ketidakseimbangan kimia, penelitian ini menyoroti hubungan kuat antara gaya hidup sehat dan kesejahteraan mental.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami depresi? Menurut National Cancer Institute, orang dengan kanker gastrointestinal, terutama perut atau pankreas, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami depresi.
-
Siapa yang bisa terkena depresi? Depresi bisa dialami oleh siapa saja.
-
Mengapa depresi terselubung berbahaya? Depresi terselubung juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri, karena orang yang mengalaminya merasa tidak ada harapan atau jalan keluar.
-
Apa itu Depresi Klinis? Depresi klinis (gangguan depresi mayor) adalah jenis depresi yang menyebabkan kemurungan, rasa tertekan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lebih dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik.
"Saya ingin mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan jika memang terdapat anggota keluarga atau orang terdekat yang menunjukkan gejala depresi," ucap Agung.
Gejala Depresi
Terdapat tiga aspek yang dapat dikategorikan sebagai gejala depresi yakni afek, kognitif, dan fisik. Pertanda yang ditunjukan juga berbeda pada setiap aspeknya.
"Gejela depresi dapat ditunjukan lewat afek atau suasana hati. Biasanya ditandai dengan sedih, hilangnya minat, apatis, tidak bersemangat, ataupun mengisolasi diri," ucap Agung.
Pada aspek kognitif dapat ditandai dengan rendah diri, konsentrasi dan daya ingat yang menurun, ragu-ragu, perasaan bersalah terus menerus, dan memiliki ide untuk bunuh diri.
Sedangkan pada aspek fisik dapat ditunjukan dengan adanya gangguan tidur, nafsu makan, merasa begitu cepat lelah, dan juga kemampuan psikomotorik yang menurun.
Cara Menangani Depresi
"Setiap orang perlu untuk meningkatkan kepedulian antar sesama. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam hal mencegah depresi menjadi lebih parah," ucap Agung.
Upaya pencegahan ini juga dapat dilakukan oleh lingkungan di luar keluarga seperti institusi pendidikan.
"Pada masa remaja atau sekolah, kita bisa melakukan deteksi dini. Misalnya dengan membagikan daftar pertanyaan untuk mengetahui apakah remaja tersebut mengalami depresi atau tidak," ucap Agung.
Menanggapi kondisi ini, pemerintah pun turut andil dalam menanganinya dengan memberikan layanan primer di beberapa tempat.
"Dalam sistem rujukan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kita menempatkan pelayanan jiwa di rumah sakit dan rumah sakit jiwa," tandas Agung.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.
Baca SelengkapnyaAdapun metode skrining yang digunakan, melalui kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.
Baca SelengkapnyaDisinggung mengenai kesehatan mental perempuan, dikatakannya, saat ini yang banyak ditemui yakni depresi, gangguan kecemasan, dan bipolar.
Baca SelengkapnyaSkrining tersebut dilanjutkan dengan diagnosis mendalam oleh psikiater.
Baca SelengkapnyaTemuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.
Baca SelengkapnyaTernyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
Baca SelengkapnyaDPR meminta polisi mengusut secara tuntas kasus bunuh diri dokter muda mahasiswa PPDS Undip yang bunuh diri diduga karena bullying.
Baca SelengkapnyaMasalah bunuh diri merupakan salah satu problem yang dihadapi oleh remaja dan perlu dihadapi dengan tepat.
Baca SelengkapnyaAdiksi terhadap pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.
Baca SelengkapnyaMelihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaDeretan perundungan ini diduga menyebabkan mahasiswi PPDS Undip di RS Dr. Kariadi Semarang, dr Aulia Risma Lestari bunuh diri pada Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaSebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.
Baca Selengkapnya