Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Depresi Perlu Cepat Diatasi untuk Tekan Risiko Bunuh Diri

Depresi Perlu Cepat Diatasi untuk Tekan Risiko Bunuh Diri Ilustrasi depresi. ©Shutterstock/luxorphoto

Merdeka.com - Masalah mental yang dialami seseorang terutama depresi harus cepat ditangani. Jika masalah ini dikesampingkan, maka risiko bunuh diri seseorang bisa meningkat.

"Apabila seseorang mengalami depresi dan tidak ditangani, risiko bunuh diri bisa meningkat," kata Sekretaris PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Dr Agung Frijanto.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. Anung Sugihantono juga mengatakan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, perilaku bunuh diri mencapai angka kritis.

Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lebih dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik.

"Saya ingin mengimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan jika memang terdapat anggota keluarga atau orang terdekat yang menunjukkan gejala depresi," ucap Agung.

Gejala Depresi

Terdapat tiga aspek yang dapat dikategorikan sebagai gejala depresi yakni afek, kognitif, dan fisik. Pertanda yang ditunjukan juga berbeda pada setiap aspeknya.

"Gejela depresi dapat ditunjukan lewat afek atau suasana hati. Biasanya ditandai dengan sedih, hilangnya minat, apatis, tidak bersemangat, ataupun mengisolasi diri," ucap Agung.

Pada aspek kognitif dapat ditandai dengan rendah diri, konsentrasi dan daya ingat yang menurun, ragu-ragu, perasaan bersalah terus menerus, dan memiliki ide untuk bunuh diri.

Sedangkan pada aspek fisik dapat ditunjukan dengan adanya gangguan tidur, nafsu makan, merasa begitu cepat lelah, dan juga kemampuan psikomotorik yang menurun.

Cara Menangani Depresi

"Setiap orang perlu untuk meningkatkan kepedulian antar sesama. Peran keluarga menjadi sangat penting dalam hal mencegah depresi menjadi lebih parah," ucap Agung.

Upaya pencegahan ini juga dapat dilakukan oleh lingkungan di luar keluarga seperti institusi pendidikan.

"Pada masa remaja atau sekolah, kita bisa melakukan deteksi dini. Misalnya dengan membagikan daftar pertanyaan untuk mengetahui apakah remaja tersebut mengalami depresi atau tidak," ucap Agung.

Menanggapi kondisi ini, pemerintah pun turut andil dalam menanganinya dengan memberikan layanan primer di beberapa tempat.

"Dalam sistem rujukan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kita menempatkan pelayanan jiwa di rumah sakit dan rumah sakit jiwa," tandas Agung.

Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Bunuh Diri di Indonesia Kian Meningkat, Darurat Kesehatan Mental
Kasus Bunuh Diri di Indonesia Kian Meningkat, Darurat Kesehatan Mental

Dalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.

Baca Selengkapnya
Menguji Data Kemenkes soal Ribuan Calon Dokter Spesialis Alami Gejala Depresi
Menguji Data Kemenkes soal Ribuan Calon Dokter Spesialis Alami Gejala Depresi

Adapun metode skrining yang digunakan, melalui kuesioner Patient Health Questionnaire-9 atau PHQ-9.

Baca Selengkapnya
Ini Tanda-Tanda Seseorang Wajib Konsultasi ke Psikiater
Ini Tanda-Tanda Seseorang Wajib Konsultasi ke Psikiater

Disinggung mengenai kesehatan mental perempuan, dikatakannya, saat ini yang banyak ditemui yakni depresi, gangguan kecemasan, dan bipolar.

Baca Selengkapnya
Skrining, Upaya dari Kemenkes Untuk Penanganan Depresi Calon Dokter Spesialis
Skrining, Upaya dari Kemenkes Untuk Penanganan Depresi Calon Dokter Spesialis

Skrining tersebut dilanjutkan dengan diagnosis mendalam oleh psikiater.

Baca Selengkapnya
Fakta Mengejutkan, Menkes Ungkap Dokter Muda Banyak yang Ingin Bunuh Diri
Fakta Mengejutkan, Menkes Ungkap Dokter Muda Banyak yang Ingin Bunuh Diri

Temuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.

Baca Selengkapnya
Sering Terpapar Polusi Udara Ternyata Bikin Depresi, Begini Penjelasan Psikolog
Sering Terpapar Polusi Udara Ternyata Bikin Depresi, Begini Penjelasan Psikolog

Ternyata paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental

Baca Selengkapnya
Dokter Muda Mahasiswa PPDS Undip Bunuh Diri, DPR: Bullying Ini Darurat, Penyelesaian Harus Sistemik
Dokter Muda Mahasiswa PPDS Undip Bunuh Diri, DPR: Bullying Ini Darurat, Penyelesaian Harus Sistemik

DPR meminta polisi mengusut secara tuntas kasus bunuh diri dokter muda mahasiswa PPDS Undip yang bunuh diri diduga karena bullying.

Baca Selengkapnya
Kiat dari Psikolog untuk Tekan Keinginan Bunuh Diri pada Remaja
Kiat dari Psikolog untuk Tekan Keinginan Bunuh Diri pada Remaja

Masalah bunuh diri merupakan salah satu problem yang dihadapi oleh remaja dan perlu dihadapi dengan tepat.

Baca Selengkapnya
Satu dari Delapan Orang di Dunia Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa
Satu dari Delapan Orang di Dunia Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa

Adiksi terhadap pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.

Baca Selengkapnya
Melihat Perilaku Bunuh Diri di Depan Mata Bisa Sebabkan Trauma, Ini Cara Menghadapinya
Melihat Perilaku Bunuh Diri di Depan Mata Bisa Sebabkan Trauma, Ini Cara Menghadapinya

Melihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya
Menkes Bongkar Bullying di PPDS Undip: Perundungan Fisik-Mental, Dipalak Hingga Pelecehan Seksual
Menkes Bongkar Bullying di PPDS Undip: Perundungan Fisik-Mental, Dipalak Hingga Pelecehan Seksual

Deretan perundungan ini diduga menyebabkan mahasiswi PPDS Undip di RS Dr. Kariadi Semarang, dr Aulia Risma Lestari bunuh diri pada Agustus lalu.

Baca Selengkapnya
7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk
7 Gejala Awal Depresi yang Perlu Diwaspadai Sebelum Semakin Memburuk

Sebelum berubah menjadi depresi, terdapat sejumlah gejala yang perlu dikenali.

Baca Selengkapnya