Dokter Sarankan Agar Orangtua Tidak Beri Makanan Olahan Ultra pada Anak demi Kesehatan
Pemberian makan pada anak merupakan hal yang perlu diperhatikan orangtua. Penting untuk menghindari makanan olahan ultra karena dampaknya.
Pemberian makan pada anak merupakan hal yang perlu diperhatikan orangtua. Penting untuk menghindari makanan olahan ultra karena dampaknya.
-
Bagaimana cara menghindari makanan olahan untuk anak? 'Secara khusus, untuk bayi berusia 1 tahun, makanan yang tidak boleh dikonsumsi adalah process food, seperti makanan yang sudah diasapkan, dikemas dengan campuran natrium yang tinggi,' jelasnya.
-
Apa yang sebaiknya dihindari dalam makanan anak? Orang tua sebaiknya menghindari penambahan gula yang telah diolah dalam makanan anak. Gula rafinasi dan pemanis buatan sering kali ditemukan dalam banyak produk makanan kemasan, yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada anak.
-
Makanan apa yang harus dihindari anak? Meskipun makanan-makanan ini digemari anak-anak, konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa memicu penyakit serius seperti diabetes, hipertensi, gangguan kesehatan mental, serta masalah tulang dan otot.
-
Kenapa makanan olahan perlu dihindari? Makanan olahan seperti makanan kaleng, makanan beku, dan makanan siap saji sering kali mengandung banyak sodium dan lemak jenuh. Konsumsi berlebihan makanan semacam ini dapat meningkatkan risiko pembentukan batu empedu.
-
Apa yang disarankan untuk anak makan? Buah-buahan yang kaya akan air seperti semangka dan jeruk sangat disarankan karena dapat memenuhi kebutuhan mikronutrien anak-anak dan membantu selaput lendir berfungsi lebih optimal.
-
Makanan apa yang sebaiknya dihindari untuk anak berusia satu tahun? Secara khusus, untuk bayi berusia 1 tahun, makanan yang tidak boleh dikonsumsi adalah process food, seperti makanan yang sudah diasapkan, dikemas dengan campuran natrium yang tinggi.
Dokter Sarankan Agar Orangtua Tidak Beri Makanan Olahan Ultra pada Anak demi Kesehatan
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K), menyarankan agar orangtua menghindari pemberian makanan olahan ultra (ultra processed food) kepada anak-anak. Langkah ini penting untuk menjaga kesehatan anak dalam jangka panjang dan mencegah berbagai masalah kesehatan.
Bahaya Makanan Olahan Ultra
Makanan olahan ultra, atau ultra processed food, adalah jenis makanan yang melalui banyak tahapan pemrosesan dan biasanya mengandung sedikit serat tetapi sangat tinggi kalori dan gula.
"Secara umum, anak-anak sehat jauh lebih baik tidak mengonsumsi ultra processed food maupun junk food. Keduanya tidak baik bagi kesehatan anak-anak yang sehat," ujar dr. Piprim dilansir dari Antara.
Menurut dr. Piprim, makanan dengan pemrosesan ultra dapat meningkatkan indeks glikemik tubuh secara signifikan. Hal ini mengakibatkan makanan cepat berubah menjadi gula dalam tubuh.
Gula berlebihan inilah yang berpotensi menyebabkan kecanduan dan ketergantungan pada makanan olahan. Selain itu, rasa yang sangat lezat dari makanan olahan ultra dapat membuat anak-anak sulit mengenali dan menghargai rasa makanan asli.
Risiko Kesehatan
Kecanduan makanan olahan ultra dapat berakibat serius pada kesehatan anak-anak.
"Kalau anak kita mengonsumsi ultra processed food di pasaran bebas ini akan sangat adiktif dan over konsumsi, sehingga akibatnya akan menjadi over kalori, obesitas dan seterusnya," jelas dr. Piprim.
Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan olahan ultra berisiko mengalami berbagai penyakit metabolik seperti obesitas, dislipidemia (kolesterol tinggi), hingga hipertensi. Sebagai gantinya, dr. Piprim menganjurkan orangtua untuk memberikan anak-anak makanan asli (real food) yang lebih alami dan sehat.
Misalnya, buah utuh lebih baik daripada jus buah dalam kemasan. "Memberikan kalori pada anak dengan jumlah yang cukup dan dari makanan alami seperti daging merah atau daging unggas jauh lebih baik," tambahnya.
Dr. Piprim juga menyarankan agar orangtua tidak menyediakan makanan olahan di rumah agar anak-anak tidak terbiasa mengonsumsinya. Sebaliknya, orangtua sebaiknya lebih sering menyajikan makanan rumahan yang dimasak sendiri.
"Membatasi sedemikian rupa supaya di rumah atau di lemari es tidak disiapkan aneka makanan yang berupa UPF. Siapkanlah makanan alamiah di lemari es atau di lemari berupa buah, sayuran, telur, ikan, itu aneka olahan real food insya Allah lebih baik," katanya.