Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masalah Kesehatan Jiwa di Indonesia Dianggap Masih Terbelakang dan Disepelekan

Masalah Kesehatan Jiwa di Indonesia Dianggap Masih Terbelakang dan Disepelekan Ilustrasi depresi. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Oleg Golovnev

Merdeka.com - Masalah kesehatan jiwa merupakan sebuah hal yang masih kerap disepelekan dan dipandang sebelah mata di Indonesia. Padahal sesungguhnya kesehatan jiwa di Indonesia mendapat porsi dan perhatian yang tak kalah besar dibanding masalah kesehatan lainnya.

"Ini bukan lagi hanya dinomorduakan. Menurut saya ini (kesehatan jiwa) sudah paling belakang," kata psikoterapis Yusa Azis pada Health Liputan6.com.

Yusa mengatakan, orang Indonesia cenderung lebih terfokus kepada hal-hal yang bersifat material. Mulai dari mencukupi kehidupan sehari-hari sampai yang bersifat intelektualitas.

"Akibatnya jiwa menjadi terbelakang," tambah pendiri Sanggar Jiwa Bertumbuh ini saat ditemui usai konferensi pers Happiness Festival 2019 di Sudirman, Jakarta.

Masalah ini tidak lepas dari kurangnya edukasi dan kesadaran akan jiwa di masyarakat Indonesia. Yusa mengatakan, dalam tubuh manusia, ada jiwa, intelektualitas, dan tubuh.

Sejarah bangsa Indonesia yang dijajah oleh bangsa lain dalam waktu yang lama dan hidup dalam kemiskinan, membuat masyarakat dianggap lebih fokus untuk mencari materi.

"Padahal tanpa sadar, jiwa itu sendiri yang menggerakkan kita untuk bisa survive, untuk mencari bahkan menciptakan materi."

Yusa membandingkan ilmu dan kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan jiwa dengan negara-negara Barat. Di sana, sejak abad 17 telah muncul para pakar psikologi dan kesehatan jiwa. Sebut saja, Sigmund Freud, Carl Jung, dan Abraham Maslow.

"Kita masih keterbelakangan soal kesehatan jiwa. Kita menganggap kalau sudah pintar, dapat gelar, posisi bagus, gaji oke, bisa bisnis, bisa usaha, itu cukup. Kenyataannya tidak," kata Yusa.

Maka dari itu, Indonesia masih butuh lebih banyak sosialisasi dan edukasi soal pentingnya kesehatan jiwa. Apalagi, ketika kita bicara soal spiritualitas.

Yusa mengatakan bahwa spiritualitas tidak bisa hanya dijadikan pelarian. Tidak ada ketenangan yang bisa dicapai dengan mencari solusi di luar diri.

"Solusi dan jawaban kebenaran sebenarnya terletak di dalam jiwa manusia itu sendiri," tandas Yusa.

Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com

(mdk/RWP)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Satu dari Delapan Orang di Dunia Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa
Satu dari Delapan Orang di Dunia Mengalami Masalah Kesehatan Jiwa

Adiksi terhadap pornografi serta judi online juga patut diperhatikan.

Baca Selengkapnya
Terungkap Baru 38 Persen Puskesmas Dapat Tangani Masalah Kejiwaan, Ternyata Ini Penyebabnya
Terungkap Baru 38 Persen Puskesmas Dapat Tangani Masalah Kejiwaan, Ternyata Ini Penyebabnya

Kemenkes membuat pelatihan-pelatihan agar semakin banyak puskesmas yang dapat menangani masalah-masalah mental.

Baca Selengkapnya
Kasus Bunuh Diri di Indonesia Kian Meningkat, Darurat Kesehatan Mental
Kasus Bunuh Diri di Indonesia Kian Meningkat, Darurat Kesehatan Mental

Dalam kasus bunuh diri, gangguan kesehatan mental menjadi pemicu utama.

Baca Selengkapnya
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera
Anies Buka Data Ketimpangan di Indonesia: 64 Persen Dokter dan 74 Persen RS Ada di Jawa-Sumatera

Berdasarkan data tersebut, membuat masyarakat di wilayah Timur Indonesia kesulitan berobat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prabowo Heran Penyebab Kematian Terbesar Stroke Tak Ada Dokter Spesialis
VIDEO: Prabowo Heran Penyebab Kematian Terbesar Stroke Tak Ada Dokter Spesialis

Menurut Prabowo, penyebab kematian terbesar karena stroke dan serangan jantung.

Baca Selengkapnya
Kesehatan Mental Generasi Z Lebih Rapuh Dibanding Milenial dan Boomers
Kesehatan Mental Generasi Z Lebih Rapuh Dibanding Milenial dan Boomers

Survei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.

Baca Selengkapnya
Isu Besar Generasi Mendatang: Kesehatan Mental
Isu Besar Generasi Mendatang: Kesehatan Mental

Ketua Malang Health Tourism, Ardantya Syahreza menyampaikan Indonesia punya perhatian besar dalam peningkatan bidang kesehatan.

Baca Selengkapnya
Biaya Hidup dan Trauma Disebut Jadi Penyebab Gangguan Mental di Jakarta
Biaya Hidup dan Trauma Disebut Jadi Penyebab Gangguan Mental di Jakarta

Jarak rumah ke kantor yang jauh membuat seseorang rentan mengalami masalah fisik.

Baca Selengkapnya
Anak Muda Disebut Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Sosiolog UGM
Anak Muda Disebut Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Sosiolog UGM

Kondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda.

Baca Selengkapnya
Hari Kesehatan Mental, Ini 4 Kunci Menjaga Mental Health di Tempat Kerja
Hari Kesehatan Mental, Ini 4 Kunci Menjaga Mental Health di Tempat Kerja

Tanggal 10 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024. Menjaga Kesehatan mental bagi pekerja sangat penting, terutama di tempat kerja.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Akar Masalah Mental Health Beban Hidup Berat, Kuncinya Kesejahteraan Terpenuhi
Cak Imin: Akar Masalah Mental Health Beban Hidup Berat, Kuncinya Kesejahteraan Terpenuhi

Cak Imin juga menyinggung soal ambang batas nol persen menjadi yang terbaik untuk menyaring calon pemimpin nasional.

Baca Selengkapnya