Mengungkap Penyebab Bau Mulut: Apa yang Membuat Nafas Menjadi Tidak Sedap?
Bau mulut dapat mengganggu kenyamanan diri sendiri maupun orang sekitar dan mempengaruhi kepercayaan diri. Simak 3 penyebab utama bau mulut di artikel berikut.
Bau mulut merupakan hal yang memalukan dan bahkan bisa menimbulkan kecemasan berlebih. Tidak mengherankan jika rak-rak toko dipenuhi dengan permen karet, mint, obat kumur, dan produk lain untuk melawan bau mulut. Namun produk-produk ini adalah contoh solusi jangka pendek dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Makanan, kondisi kesehatan, dan kebiasaan tertentu menjadi penyebab-penyebab bau mulut.
Masalah bau mulut dapat mengganggu kenyamanan diri sendiri maupun orang sekitar, mempengaruhi kepercayaan diri, dan menjadi indikator adanya masalah kesehatan yang mendasar. Mengutip dari Mayo Clinic, istilah medis untuk bau mulut adalah halitosis. Bau mulut merupakan hal yang lumrah terjadi pada semua orang, terutama setelah mengonsumsi makanan-makanan seperti bawang merah atau bawang putih. Di sisi lain, bau mulut yang terjadi secara terus-menerus, atau halitosis kronis, mungkin mengindikasikan adanya masalah kesehatan mulut atau kondisi medis yang lebih serius. Halitosis bisa menjadi peringatan bagi tubuh Anda.
-
Apa saja penyebab bau mulut? Bau mulut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kurangnya kebersihan mulut, konsumsi makanan yang memiliki aroma kuat, serta adanya kondisi kesehatan tertentu seperti mulut kering.
-
Apa penyebab bau mulut? Penyebab Terjadi Ada beberapa penyebab seseorang bisa bau mulut, salah satunya karena ada permasalahan di bagian perut atau pencernaan. Tetapi, faktanya sekitar 95% kasus bau mulut memang berasal dari masalah mulut itu sendiri.
-
Apa saja yang bisa menyebabkan bau mulut? Bakteri yang hidup di lidah, terutama pada bagian belakang lidah, dapat menghasilkan senyawa sulfur volatile (VSC), seperti metilmerkaptan dan hidrogen sulfida. Senyawa-senyawa ini memiliki bau yang tidak sedap dan dapat menyebabkan bau mulut.
-
Apa penyebab utama bau mulut? Kebersihan gigi yang buruk merupakan penyebab utama bau mulut.
Jika Anda memiliki bau mulut, perhatikan kembali cara Anda menjaga kebersihan mulut dan gigi. Cobalah melakukan perubahan gaya hidup, seperti menyikat gigi dan lidah setelah makan, menggunakan benang gigi atau dental floss, dan banyak minum air putih. Jika Anda masih mengalami bau mulut setelah melakukan perubahan-perubahan tersebut, segera temui dokter gigi Anda untuk mengetahui penyebab dan cara menangani kondisi tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai 3 penyebab utama bau mulut berdasarkan penelitian ilmiah dan jurnal medis.
Penyebab Bau Mulut
Merokok
Merokok tidak hanya menyebabkan bau napas yang tidak sedap, tetapi juga dapat memperburuk masalah kesehatan mulut seperti penyakit gusi dan mulut kering. Asap rokok mengandung banyak bahan kimia yang bisa menempel pada mulut dan saluran pernapasan, sehingga memicu bau mulut yang lebih tajam dan kronis. Menurut Journal of Periodontology, perokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami halitosis karena efek dari rokok pada kesehatan gusi dan produksi air liur.
Setelah penyakit periodontal dan kebiasaan makanan, merokok merupakan faktor terbesar kedua yang berkontribusi terhadap terjadinya halitosis, menurut penelitian yang dilakukan oleh Ogba Ofonime M., Maurice Mbah, dkk. (2017). Merokok mengurangi jumlah flora normal komensal di rongga mulut, yang meningkatkan jumlah mikroorganisme berbahaya dan memfasilitasi pembentukan biofilm pada sel epitel mulut, yang membantu kolonisasi mikroba. Selain itu, merokok mengganggu mikrobiota mulut dan meningkatkan risiko terkena penyakit parah, yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam rongga mulut. Merokok juga menyebabkan hiposalivasi, yang memperburuk halitosis (Apatzidou D.A., Riggio M.P., Kinane D.F. 2005).
Bakteri di Mulut
Menurut banyak penelitian, penyebab utama bau mulut berasal dari bakteri yang hidup di mulut. Studi dari Journal of Clinical Periodontology menyebutkan bahwa lebih dari 85% kasus halitosis berasal dari mulut, terutama akibat akumulasi plak, gigi berlubang, atau periodontitis (penyakit gusi). Ketika kebersihan mulut tidak terjaga dengan baik, sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
Penelitian yang dilakukan oleh Yaegaki dan Coil pada tahun 2000 yang dipublikasikan dalam Journal of Periodontology menunjukkan bahwa bakteri gram negatif yang hidup di dalam mulut ini memecah partikel makanan dan protein dalam air liur, yang kemudian menghasilkan senyawa sulfur volatil (Volatile Sulfur Compounds atau VSCs) seperti hidrogen sulfida dan metil merkaptan, yang memiliki bau tidak sedap.
Diet dan Kebiasaan Makan
Nafas dan kesehatan mulut Anda secara keseluruhan dipengaruhi oleh makanan yang Anda makan. Bau mungkin timbul dari partikel makanan yang terurai di gigi. Bawang putih dan bawang bombay adalah dua makanan yang dapat menyebabkan bau mulut. Setelah dicerna, hasil pemecahannya dibawa ke dalam darah lalu ke paru-paru dan dapat mempengaruhi pernapasan. Sampai makanan tersebut keluar dari tubuh, hal tersebut dapat mempengaruhi pernapasan Anda.
Selain itu, diet tinggi protein dan rendah karbohidrat dapat memicu produksi keton, yang juga dapat menyebabkan bau napas tidak sedap. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Gastroenterology menunjukkan bahwa pola makan yang tidak seimbang, terutama yang kaya protein, dapat mengganggu keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan dan berkontribusi pada bau mulut.
Bau mulut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari bakteri di mulut, kebiasaan merokok, diet, hingga pola makan. Beberapa orang seringkali tidak menyadari bahwa mereka memiliki bau mulut yang tidak sedap. Carilah konfirmasi dari teman dekat atau kerabat untuk mengetahui apakah Anda memiliki bau mulut yang busuk, karena terkadang kita sulit mendeteksi bau napas sendiri. Menjaga kebersihan mulut yang baik, melakukan pembersihan gigi dan lidah secara rutin, serta menghindari makanan dan kebiasaan yang dapat memicu bau mulut adalah beberapa langkah penting untuk mencegah dan mengatasi halitosis. Jika bau mulut berlanjut meski sudah