Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Penyebab Masalah Kesehatan Serius pada Anak dengan Disabilitas
Paparan asap rokok dapat memberikan dampak yang lebih serius bagi anak-anak penyandang disabilitas, terutama pada anak dengan disabilitas.
Anak-anak yang terpapar asap rokok di sekitar rumah, sekolah, atau tempat umum memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan yang serius. Beberapa masalah kesehatan tersebut meliputi gangguan pernapasan, asma, infeksi saluran pernapasan, serta gangguan perkembangan otak. Dampak negatif ini akan lebih parah bagi anak-anak penyandang disabilitas yang sudah memiliki keterbatasan atau kondisi medis tertentu. Selain itu, anak-anak dengan disabilitas mungkin tidak sepenuhnya memahami bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, atau mereka mengalami kesulitan dalam menghindari paparan asap rokok dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, di mana 7,4 persen di antaranya adalah perokok yang berusia antara 10 hingga 18 tahun. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyatakan bahwa saat ini iklan, sponsor, dan promosi rokok sangat mudah diakses oleh masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja melalui berbagai platform. Sebanyak 65,2 persen masyarakat melaporkan bahwa mereka dapat melihat iklan promosi rokok di tempat-tempat penjualan, sementara 56,8 persen melihat iklan tersebut melalui televisi, video, dan film.
-
Kenapa asap rokok bahaya untuk anak? Anak-anak yang terpapar asap rokok, entah aktif atau pasif, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami ISPA. Asap rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak saluran pernapasan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh anak.
-
Apa dampak asap rokok ke anak? Anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia.
-
Kenapa anak rentan terkena bahaya asap rokok? Bagi anak-anak dan individu dengan masalah pernapasan, paparan terhadap asap rokok yang menempel pada pakaian bisa menjadi risiko kesehatan yang serius.
-
Kenapa asap rokok berbahaya untuk paru-paru anak? Asap rokok mengandung berbagai bahan kimia berbahaya yang dapat merusak sel-sel paru-paru dan menyebabkan perkembangan sel-sel kanker.
-
Apa dampak polusi udara bagi kesehatan anak? Dampak polusi udara bagi kesehatan anak yang pertama adalah terkena penyakit saluran pernapasan.
-
Bagaimana cara mencegah paparan asap rokok pada anak? Jadi yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat lingkungan bebas dari asap rokok. Larang merokok di dalam rumah atau mobil, dan hindari juga mengizinkan anak menghirup asap rokok pasif.
"Tak henti di situ, 60,9 persen iklan juga ditemui di media luar ruangan. Dan 36,2 persen melalui internet atau media sosial," kata Nadia yang hadir secara daring dalam Seminar "Lindungi Anak Penyandang Disabilitas dari Bahaya Rokok," di LSPR Sudirman Park Campus, Jakarta, pada Jumat (13/12/2024).
Meningkatnya Penggunaan Rokok Elektonik
Nadia menyatakan bahwa selain rokok tradisional, penggunaan rokok elektronik juga semakin populer. "Rokok elektronik menjadi pasar baru, kalau rokok elektronik pasangan untuk promosinya juga media elektronik ya. Agak beda dengan rokok konvensional, seingat saya, orang jualan rokok konvensional itu tidak terlalu terang-terangan. Tapi sekarang orang jualan vape itu terang-terangan banget ya," papar Nadia. Ia menambahkan bahwa hampir di setiap sudut kota terdapat penjual vape atau rokok elektronik. Fenomena ini semakin diperkuat dengan kebiasaan anak-anak muda yang sering berkumpul di kafe. "Sekarang ada kafe-kafe support by produk-produk vape."
Indonesia Hadapi Masalah Terkait Perokok Anak
Nadia mengungkapkan bahwa Indonesia sedang menghadapi masalah serius terkait perokok anak. "Kenapa? Karena dari tahun ke tahun ternyata usia anak yang merokok itu makin bertambah dan makin muda." Ia menambahkan bahwa sangat mengkhawatirkan ketika anak-anak berusia 10 tahun sudah mulai merokok. Jika kita menelusuri lebih jauh, banyak orang dewasa yang kini menjadi perokok aktif mengaku mulai merokok pada usia antara 10 hingga 14 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ada tren yang sangat mengkhawatirkan di kalangan anak-anak dan remaja.
Di samping itu, jumlah perokok yang menggunakan rokok elektronik juga terus meningkat. Fenomena ini sebagian besar dipicu oleh anggapan bahwa rokok elektronik adalah sesuatu yang stylish dan mengikuti tren. Banyak anak-anak terpengaruh oleh device-device yang dianggap keren, sehingga mereka merasa tertarik untuk mencobanya. Kondisi ini menambah tantangan bagi upaya untuk mengurangi jumlah perokok di kalangan anak-anak dan remaja di Indonesia.
Paparan iklan rokok dianggap sebagai salah satu penyebab meningkatnya jumlah perokok di kalangan anak-anak. Dalam upaya untuk memberikan edukasi, London School Centre for Autism Awareness (LSCAA), sebuah lembaga yang fokus pada disabilitas, khususnya anak-anak berkebutuhan khusus, telah menyelenggarakan lomba poster tingkat nasional. Acara ini diadakan bekerja sama dengan Tobacco Control Support Center dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC IAKMI). Tujuan dari lomba ini adalah untuk meningkatkan kesadaran serta kepedulian mahasiswa di Indonesia terhadap isu disabilitas dan masyarakat secara umum.
Ms. Chrisdina Wempi, selaku Kepala LSCAA, menyatakan, "Kegiatan ini mencerminkan bahwa individu disabilitas juga memiliki hak untuk dapat hidup sehat di tengah masyarakat. Termasuk terhindar dari terpaan asap rokok dan menjadi perokok pasif." Ia juga menambahkan, "Bagi individu disabilitas, ada beberapa kondisi berbeda yang menyebabkan memburuknya kesehatan mereka. Sudah saatnya kita menjadi kelompok sosial yang inklusif, artinya memiliki hak dan kesempatan yang setara." Dengan demikian, melalui lomba ini, diharapkan dapat tercipta kesadaran kolektif mengenai pentingnya kesehatan bagi semua, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.