3 Fakta Menarik Pedagang Buku Bekas Titi Gantung Medan, Ada Sejak Puluhan Tahun
Merdeka.com - Bagi masyarakat Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata Titi Gantung. Titi Gantung merupakan nama salah satu jembatan di Kota Medan yang memiliki nilai historis tinggi. Lokasinya berada tidak jauh dari Stasiun Kereta Medan dan Lapangan Merdeka Medan.
Namun, bukan hanya sebagai ikon sejarah kota, kawasan Titi Gantung juga dikenal sebagai pusatnya bursa penjualan buku bekas di Kota Medan. Hal ini karena, sejak masa kolonial Belanda berakhir, setiap sudut di kawasan Titi Gantung ini dipenuhi oleh lapak para pedagang buku bekas.
Namun sejak 2013 lalu, sejumlah pedagang buku bekas yang biasa berjualan di sekitar jembatan ini sudah direlokasi ke kawasan Lapangan Merdeka. Meski sudah dipindahkan, lapak para pedagang buku bekas itu masih dinamai sebagai pedagang buku bekas Titi Gantung, yang masih eksis hingga saat ini.
-
Kenapa toko buku Dadeng masih eksis? Dia menyebut jika saat ini buku-buku cetak masih memiliki peminat meski tak banyak.
-
Bagaimana Toko Buku Bandung menarik pengunjung? Caranya adalah dengan membuat kondisi toko buku seramah mungkin bagi pengunjung, termasuk menghadirkan aneka jenis buku dengan harga terjangkau agar semakin banyak menarik para pembaca buku dalam mencari buku favoritnya.
-
Siapa yang sering berkunjung ke toko buku Dadeng? “Yang datang ke sini ada pelajar, ada wali murid. Tapi umumnya wali murid yang nyari,“ terang Dadeng, di kanal YouTube SCTV Banten, dikutip Merdeka, Rabu (12/7)
-
Dimana toko buku Dadeng berada? Tersembunyi di gang sempit Kedai buku tersebut letaknya menyempil di sebuah gang sempit.
-
Apa yang dijual di toko buku Dadeng? Ragam bacaan mulai dari majalah, buku sekolah, sampai karya sastra terpajang rapi di sini.
-
Siapa yang mendirikan Toko Buku Bandung? Media sosial diklaim jadi salah satu penyebab utama menurunnya minat baca di Indonesia. Melihat kondisi ini, salah satu warga Kota Bandung bernama Deni Rachman, menaruh perhatian terhadap dunia literasi dengan mendirikan toko buku offline yang nyaman.
Bursa buku bekas Titi Gantung ini menjadi destinasi favorit bagi masyarakat Kota Medan untuk mencari buku bekas, bahkan lapak buku bekas ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan.
Berikut fakta menarik pedagang buku bekas Titi Gantung selengkapnya.
Ada Sejak Puluhan Tahun Lalu
travelingyuk.com ©2022 Merdeka.com
Melansir dari travelingyuk, para pedagang buku bekas Titi Gantung ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Saat masa kolonial Belada di kota ini berakhir, kira-kira tahun 1960, jembatan ini yang dulunya menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda, mulai dijadikan tempat oleh para pedagang buku bekas untuk menggelar lapak.
Satu per satu pedagang buku bekas memenuhi sepanjang jalan di jembatan Titi Gantung hingga jumlahnya mencapai ratusan pedagang. Tempat penjualan buku bekas di Titi Gantung ini pun akhirnya menjadi sangat terkenal di kalangan masyarakat.
Lapak buku bekas Titi Gantung ini selalu menjadi tujuan masyarakat Kota Medan, khususnya para pelajar untuk mencari berbagai macam buku referensi.
Beberapa Kali Digusur
Namun, nasib para pedagang di Titi Gantung sering kali pilu. Para pedagang ini sudah beberapa kali di relokasi atau dipindahkan lokasinya. Pertama kali pada tahun 2003, para pedagang buku bekas di jembatan Titi Gantung dipindahkan ke samping Tanah Lapang Merdeka Medan, tepatnya di bawah, Jalan Bukit Barisan.
Kemudian di tahun 2013, para pedagang buku bekas Titi Gantung dipindahkan lagi karena kebijakan Wali Kota Medan pada saat itu. Mereka dipindahkan ke Jalan Penggadaian.
Di tahun 2017, para pedagang ini dipindahkan lagi ke tempat semula, yakni di Jalan Kereta Api dengan toko yang bertingkat dan permanen. Meski lokasinya beberapa kali dipindahkan, namun lapak para pedagang buku bekas Titi Gantung ini tak pernah kehilangan para pelanggannya.
Koleksi Sangat Lengkap
Tak hanya buku bekas, toko-toko di lapak buku bekas Titi Gantung ini juga menyediakan buku-buku baru. Namun sayang, kebanyakan buku baru yang dijual adalah buku bajakan. Buku-buku itu pun dibanderol sangat murah, mulai dari Rp10 ribu sampai paling mahal hanya ratusan ribu.
Koleksi buku bekas yang dimiliki oleh para pedagang buku bekas Titi Gantung juga bisa dibilang yang paling lengkap se-Kota Medan. Pengunjung yang datang tinggal menyebutkan buku apa yang dicari, maka para pedagang akan langsung mengeluarkan semua koleksi bukunya.
Walaupun buku-buku bekas, tetapi buku-buku yang dijual di sini masih sangat layak untuk dibaca. Kualitasnya masih bagus, tidak robek dan kotor. Yang membedakan hanya tidak ada sampul plastik dan aroma buku baru. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Toko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Loak Kebayoran Lama menjadi surga bagi para pecinta barang-barang jadul.
Baca SelengkapnyaIa ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.
Baca SelengkapnyaBarang-barang jadul yang dikoleksi pria ini sukses mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaCikapundung jadi daerah yang tersisa dari masa keemasan koran dan kini masih tetap bertahan di tengah senja kala yang mengancam
Baca SelengkapnyaDi Toko Meubel TST Jalan Mayor Safei, Kotabaru, Kecamatan Serang, pengunjung tak sekedar membeli barang jadi, namun juga bisa bernostalgia.
Baca SelengkapnyaPenemuan buku tersebut seakan menyimpan kisah dan kenangan yang tersembunyi di balik halaman-halaman usangnya.
Baca SelengkapnyaToko Buku Gunung Agung memberikan promo buy 1 get 3 untuk memikat para pengunjung jelang tutup permanen.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca SelengkapnyaToko musik ini telah lama menjadi surga para penikmat musik lintas generasi khususnya di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaHanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.
Baca Selengkapnya