Bagian Kaki hingga Kini Belum Ditemukan, Ini Fakta Arca Buddha Bukit Siguntang
Saat ditemukan kondisi arca ini terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari batu granit.

Saat ditemukan kondisi arca ini terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari batu granit.

Bagian Kaki hingga Kini Belum Ditemukan, Ini Fakta Arca Buddha Bukit Siguntang
Bukit Siguntang selama ini menjadi destinasi wisata sejarah yang populer di kalangan masyarakat Palembang.
Peninggalan-peninggalan sejarah yang ditemukan di lokasi ini masih berkaitan dengan masa Kerajaan Sriwijaya dan kental dengan pengaruh agama Buddha.
Penemuan peninggalan sejarah ini menjadi bukti jika Bukit Siguntang tak hanya sebagai pusat persebaran agama Buddha dan ilmu pengetahuan, melainkan juga menjadi permukiman penduduk.
Batu Granit
Pada tahun 1920-an di lereng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati. Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, saat ditemukan kondisi arca ini terdiri dari beberapa bagian yang terbuat dari batu granit.
Dulunya, bagian kepala arca tersebut disimpan di Museum Nasional lalu digabungkan dengan bagian tubuhnya. Hingga saat ini, bagian kakinya belum ditemukan. (Foto: Bpcb Jambi)

Sikap Berdiri
Arca ini menggambarkan seseorang dengan sikap berdiri. Bagian rambutnya berbentuk ikal kecil yang menutupi seluruh kepalanya. Tepat di bagian atas, ada semacam sanggul berbentuk bulat dan kecil yang disebut Usnisa.

Sementara itu, bagian tubuhnya tersemat pakaian semacam jubah panjang bergaris-garis yang menutupi kedua bahunya. Arca Buddha Bukit Siguntang ini memiliki tinggi sekitar lebih kurang 277 cm.
Masa Amarawati
Penemuan Arca Buddha di Bukit Siguntang ini lantas mengundang minat para peneliti untuk mengetahui kapan benda tersebut dibuat. Arca ini mengikuti langgam Amarawati yang berkembang di India Selatan abad II sampai V masehi.
Pengaruh-pengaruh Amarawati ini bisa terjalin dengan Kerajaan Sriwijaya akibat adanya aktivitas perdagangan dan juga agama.
Saat ini Arca Buddha Bukit Siguntang dapat dilihat di halaman Museum Sultan Mahmud Badarudin 2 yang berada di Kawasan Benteng Kuto Besak.