Doa Itidal Lengkap Beserta Latin dan Artinya, Jangan sampai Keliru
Merdeka.com - Salat menjadi salah satu perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan umat muslim. Dalam menjalankan salat wajib, ada tuntunan salat yang benar yang bisa diikuti. Gerakan-gerakan salat dibersamai doa yang dilantunkan.
Salah satu rukun salat yang harus dilakukan adalah itidal yang dibarengi dengan membaca doa itidal. Itidal adalah posisi di mana setelah selesai ruku', kita bangkit dari ruku' dengan mengangkat dua tangan hingga sejajar dengan dua bahu/telinga.
Baca juga: Bacaan Doa Untuk Syukuran Bahasa Arab Latin Dan Artinya
-
Bagaimana cara melakukan doa itikaf? Itikaf dilakukan dengan cara tinggal di dalam masjid selama periode yang telah ditentukan, dan selama itu seseorang mengisolasi diri dari urusan dunia yang lainnya.
-
Doa apa yang dibaca saat duduk di antara dua sujud? Bacaan duduk di antara dua sujud versi pertama diriwayatkan oleh Iman An Nasai dan Ibnu Majah dari Hudzaifah bin Al Yaman RA.Berikut bunyi bacaan duduk di antara dua sujud versi pertama:رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّىRabighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’ni, warzuqnii, wahdini, wa’aafinii, wa’fuanniiArtinya: 'Ya Allah, ampunilah dosaku, rahmatilah aku, perbaikilah aku, berikanlah aku rezeki dan angkatlah derajatku.'
-
Apa itu doa itikaf? Doa Itikaf Sebelum melaksanakan sholat itikaf, ada doa itikaf yang wajib dilafalkan. Doa itikaf ini adalah bacaan niat yang biasa kita lafalkan sebelum melaksanakan sholat.
-
Kapan doa di antara dua sujud dibaca? Saat sedang dalam posisi duduk di antara dua sujud dalam salat, terdapat bacaan doa yang harus dilafalkan.
-
Kapan doa duduk diantara dua sujud dibaca? Bacaan doa duduk diantara dua sujud adalah doa yang dibaca ketika duduk di antara sujud pertama dan kedua dalam setiap rakaat sholat.
Ada beberapa perbedaan pendapat antar ulama bagaimana cara melakukan Itidal yang benar. Berikut cara melaksanakan Itidal yang benar beserta doa Itidal lengkap beserta latin dan artinya:
Bacaan Doa Itidal
Itidal adalah rukun fi’li atau rukun yang berupa perbuatan dalam menjalankan sholat. Rukun fi’li lainnya selain i’tidal adalah berdiri secara benar, ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk tahiyat akhir.
Ketika melakukan gerakan I’tidal, seseorang juga perlu mengucapkan doa I’tidal sebagai berikut:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Sami'allahu liman hamidah.
Artinya: “ Aku mendengar orang yang memuji-Nya.”
Lalu ada juga bacaan yang keduanya atau disebut juga dengan bacaan tahmid yang bunyinya sebagai berikut:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du. (HR. Muslim dan Abu Awanah).
Artinya: “ Ya Allah Tuhan Kami, Bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”
Cara dan Doa Itidal yang Benar‘Ulama berbeda pendapat tentang bagaimana cara melakukan gerakan itidal, apakah tangan kembali bersedekap sebagaimana sebelum ruku’, atau tangan dilepas sebagaimana sebelum salat. Dalam hal ini terjadi 2 pendapat.
Pendapat pertama
Orang yang salat, setelah bangkit dari ruku’ lalu itidal, tangan harus bersedekap sebagaimana keadaan sebelum ruku’. Mereka mengetengahkan alasan sebagai berikut:
Dari Waail bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW apabila beliau berdiri dalam shalat, beliau menggenggam dengan tangan kanannya pada tangan kirinya”. [HR. Nasaaiy juz 2, hal. 125]
Dari Waail bin Hujr, ia berkata : Saya pernah salat bersama Nabi SAW, ia meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya di dadanya. [HR. Ibnu Khuzaimah]
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Adalah orang-orang (para shahabat) diperintahkan (Nabi SAW), bahwa seseorang agar meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dalam salat”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 180]
Pendapat kedua
Orang yang salat, setelah bangkit dari ruku’ lalu itidal, tangan dilepas sebagaimana sebelum salat. Alasannya sebagai berikut:
Dari Waail bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW apabila beliau berdiri dalam salat, beliau menggenggam dengan tangan kanannya pada tangan kirinya”. [HR. Nasaaiy juz 2, hal. 125]
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Adalah orang-orang (para shahabat) diperintahkan (Nabi SAW), bahwa seseorang agar meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya dalam shalat”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 180]
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Nabi SAW melewati aku ketika aku (sedang shalat dengan) meletakkan tangan kiri pada tangan kanan. Maka beliau memegang tanganku yang kanan, lalu meletakkannya pada tanganku yang kiri”. [HR. Ibnu Majah juz I, hal. 266, no. 811]
Dari Qabishah bin Hulab dari bapaknya, ia berkata, “Saya pernah melihat Nabi SAW berpaling (selesai salat) dari sebelah kanan dan dari sebelah kirinya. Dan aku melihatnya beliau meletakkan ini pada dadanya”. Yahya (perawi hadits) menerangkan yaitu beliau meletakkan tangan kanan pada tangan kirinya di pergelangan”. [HR. Ahmad juz 8, hal. 225 hadits no. 22026]
Dari Waail bin Hujr, ia berkata : Saya pernah shalat bersama Rasulullah SAW, dan beliau meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya di dada beliau. [HR. Ibnu Khuzaimah juz 1, hal. 243, no. 479]
Dari Thawus, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW meletakkan tangannya yang kanan pada tangannya yang kiri, kemudian beliau memegangnya erat-erat di dadanya ketika salat. [HR. Abu Dawud juz 1, hal. 201, no. 759]
Dari Waail bin Hujr, ia berkata : Aku berkata, “Sungguh aku ingin melihat salat Rasulullah SAW bagaimana beliau shalat, maka saya melihat beliau, maka beliau berdiri, lalu beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan beliau sehingga sejajar dengan daun telinga, kemudian beliau meletakkan tangan kanannya pada telapak tangan kirinya dan pergelangan tangannya dan lengannya. [HR. Nasaaiy juz 2, hal. 126]
Syarat-Syarat saat Itidal
Sebagai bagian dari rukun sholat, tentunya doa itidal tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Hal tersebut harus dilakukan secara benar dan memerhatikan syarat-syaratnya. Berikut adalah syarat-syarat itidal sebagaimana dikutip melalui islam.nu.or.id:
1. Saat bangun dari ruku’ tidak bertujuan untuk hal yang lain selain melakukan itidal.
2. Saat melakukan itidal, maka harus disertai dengan tuma’ninah. Di mana dengan posisi tubuh yang berdiri tegak dan tetap diam di tempat serta dalam kondisi yang tenang. Setidaknya dalam kondisi tersebut selama membaca kalimat tasbih subhanallah.
3. Saat melakukan itidal, maka tidak berdiri dalam waktu yang lama, melebihi lamanya ketika membaca surat Al-Fatihah. Hal ini karena itidal sendiri adalah rukun sholat yang tergolong pendek, sehingga tidak diperbolehkan untuk melakukannya dalam waktu yang lama.
(mdk/amd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
I’tidal adalah gerakan berdiri tegak yang dilakukan ketika bangun dari ruku’. Dalam gerakan ini, terdapat bacaan doa I’tidal yang perlu dilafalkan.
Baca SelengkapnyaSeluruh umat muslim akan melakukan gerakan takbiratul ihram yaitu mengangkat dua tangan. Usai itu akan disambungkan dengan membaca doa iftitah.
Baca SelengkapnyaBacaan doa tahiyat awal dan akhir dalam sholat yang penting untukdiketahui oleh seluruh umat Islam.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan lafal dan gerakan sholat.
Baca Selengkapnya