Lika-Liku Penggunaan Hak Suara Masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi, Kesulitan Menentukan Pilihan
Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) serba kesulitan dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 tahun ini.
Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) serba kesulitan dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu tahun 2024 ini.
Lika-Liku Penggunaan Hak Suara Masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi, Kesulitan Menentukan Pilihan
Pada pelaksaan Pemilihan Umum 2024 kali ini tidak hanya memilih calon presiden dan wakil presiden saja, melainkan juga memilih calon legislatif di surat suara.Sebelum memilih, tentu perlunya pengetahuan dan mengenal setiap calon presiden dan legislatif agar tidak salah pilih. Berbeda dengan masyarakat Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi. Mereka begitu kebingungan dan kesulitan untuk menentukan siapa yang akan dipilih. Melansir dari kanal Liputan6.com, pada pemilihan kali ini beberapa nama Orang Rimba telah terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan bahkan mereka mendapatkan undangan untuk memilih di TPS terdekat.
Namun, banyaknya kertas suara dan nama-nama calon mengakibatkan mereka begitu sulit untuk menentukan pilihannya. (Foto: liputan6.com)
Tidak Kenal Calonnya
Selain terkendala surat suara yang cukup banyak, pemilih dari Orang Rimba pun juga cenderung tidak kenal dengan calon-calon yang akan dipilih. Hal ini ditambah dengan foto peserta pemilu hanya tercantum pada surat suara untuk pemilihan presiden dan DPD.
Sedangkan untuk sisa surat suara tidak mencantumkan foto-foto calon dan hanya tertera lambang partai dengan nama-nama calon saja. Orang Rimba begitu asing dengan nama-namanya, hal ini dikarenakan sangat minimnya sosialisasi dari pihak terkait.
Lika-liku Orang Rimba ketika terlibat langsung dalam pesta demokrasi tentu sebuah hal yang masih sangat jauh. Dari segi pendidikan, mereka baru bisa membaca dan menulis.
Meski kesulitan, mereka tetap memenuhi undangan untuk datang ke TPS terdekat. Mereka dibantu oleh sesama Orang Rimba yang sudah bisa dan lancar baca tulis.
Siapa Orang Rimba?
Melansir dari tnbukitduabelas.id, Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) ini merupakan suku lokal di Provinsi Jambi. Sebagian besar dari mereka hidup dan tinggal di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) sebelum berubah menjadi taman nasional.
Mereka hidup secara nomaden atau dikenal dengan istilah Melangun. Hal ini merupakan aktivitas berpindah tempat ketika salah satu anggota kelompok tertimpa musibah atau meninggal. Tujuannya untuk menghilangkan rasa duka dari peristiwa tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Orang Rimba lambat laun mulai berbaur dan berkomunikasi dengan dunia luar. Hal ini juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari mereka. Salah satunya penggunakan Sudung atau atap yang dulunya menggunakan daun, saat ini sudah menggunakan terpal warna hitam.
Andalkan Hasil Hutan
Orang Rimba sudah begitu dekat dengan kehidupan hutan. Seluruh kebutuhan mereka selalu bersumber dari alam atau hutan itu sendiri. Namun, kawasan hutan sekarang sudah mulai berkurang.
Banyaknya area-area hutan yang berubah wujud menjadi perkebunan kelapa sawit ini membuat kondisi mereka tergerus. Ketersediaan pangan dan kebutuhan mereka di hutan tentu semakin berkurang, sehingga mempengaruhi sumber kehidupan mereka.
Faktor lain dari keterbatasan ilmu pengetahuan yang mereka miliki adalah ketika perempuan pergi bersekolah dan mengikuti pelajaran dianggap hal tabu. Itulah sebabnya sebagian besar Orang Rimba masih buta huruf.