Mengenal Uniknya Kerbau Rawa Amuntai, Nyaris Berenang Sepanjang Hari
Merdeka.com - Hewan ternak menggembala di tanah berisi padang rumput yang luas sudah biasa. Lain halnya dengan kerbau rawa, mereka cenderung menghabiskan waktunya di dalam air. Jenisnyapun berbeda dengan kerbau yang sering dijumpai di darat. Jika dibandingkan dengan kerabatnya, kerbau rawa merupakan jenis kerbau yang paling pandai dalam berenang. Berenang, melintasi bagian rawa dengan kedalaman melebihi tinggi tubuhnya.
Kerbau rawa atau B.bubalis carabanesis merupakan jenis kerbau khas Asia Tenggara. Penyebarannya meliputi lahan gambut yang menyatu dengan rawa di Sumatera dan Kalimantan. Di Borneo sendiri, kerbau rawa banyak dijumpai di Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Yang didominasi oleh rawa dan lahan gambut.
Uniknya, kerbau rawa ini nyaris menghabiskan sepanjang harinya berada di dalam air rawa. Itu karena Kabupaten Sungai Hulu Utara yang sering dijuluki sebagai “Negeri di Atas Air” tempat di mana kerbau-kerbau Amuntai menghabiskan waktu mencari makan.
-
Dimana warga Lebak memelihara kerbau? “Kami setiap hari melepaskan ternak kerbau di lahan tanah lapang, karena terdapat pakan rerumputan hijau itu,“ kata dia lagi.
-
Apa keuntungan memelihara kerbau di Lebak? Keuntungan hingga ratusan juta rupiah bisa didapat dari memelihara kerbau. Kerbau masih menjadi andalan masyarakat Kabupaten Lebak, Banten yang bergelut di sektor peternakan.
-
Kenapa warga Lebak memelihara kerbau? Keuntungan hingga ratusan juta rupiah bisa didapat dari memelihara kerbau. Kerbau masih menjadi andalan masyarakat Kabupaten Lebak, Banten yang bergelut di sektor peternakan.
-
Bagaimana warga Lebak beternak kerbau? Warga di Kabupaten Lebak sendiri memiliki cara yang unik dalam beternak kerbau. Mereka hanya melepaskannya saja di tanah lapang yang luas. Konsep ini merupakan cara tradisional untuk membudidaya kerbau, karena hewan tersebut bisa leluasa mencari makan.
-
Kenapa kerbau memiliki tanduk besar? Kerbau memiliki tanduk yang besar, umumnya sepanjang satu meter. Bahkan ada kerbau yang memiliki tanduk yang panjangnya hampir mencapai dua meter.
-
Di mana Gajah Mada sering memandikan kerbau? Sendang Krapyak Di tempat ini dulu Gajah Mada sering memandikan kerbau-kerbaunya.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanKerbau rawa yang ada di Amuntai mulanya merupakan kerbau yang punya tanah lapang yang luas. Namun seiring waktu dan terbatasnya lahan di Kalimantan serta terdesaknya luas tanah dengan tanaman kelapa sawit merampas lahan tempat kerbau merumput. Alhasil masyarakat memanfaatkan rawa dan lahan gambut sebagai tempat menggembalakan kerbau.
Para penggembala akan menggunakan jukung atau perahu kecil sebagai transportasinya. Mengawal kerbau agar tidak tersesat dan menjauh dari wilayah merumput. Kerbau-kerbau rawa ini selalu berpindah untuk mencari rumput segar. Mengharuskan kawanan kerbau melintasi berbagai kedalaman air rawa.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanTak sepenuhnya berada di dalam air, kerbau rawa punya jadwal untuk beristirahat di malam hari. Layaknya kerbau darat pada umumnya, kerbau rawa akan masuk ke kandang yang telah disediakan. Kandang ini sepenuhnya tebuat dari kayu dengan memanfaatkan tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya. Meskipun saat penghujan, tak jarang kandang kayu ini mengapung karena ketinggian air yang semakin meningkat.
Pagi hari menjadi waktu kawanan kerbau ini untuk segera meninggalkan kandang. Mencari rumput segar untuk mengisi lambung mereka yang kosong semalaman. Tanpa aba-aba, pintu yang terbuka menjadi pertanda kawanan kerbau untuk terjun ke rawa. Meninggalkan rumah mereka yang kering, menuju tempat berair dan berbasah-basahan.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanDinginnya rawa di pagi hari tak menjadi penghalang kerbau rawa untuk mencari rumput. Sekilas bulu rambut di tubuh kerbau rawa terlihat lebih tebal dari kerbau darat. Berusaha mengangkat moncong mereka agar tak kemasukan air saat bernapas.
Kedalaman rawa bahkan sangat memungkinkan kerbau-kerbau ini untuk tenggelam. Jika tinggi kerbau dewasa 1.7 meter, perairan rawa yang harus dilintasi memiliki kedalaman 2,5 meter. Itulah yang menjadi alasan kerbau rawa dijuluki sebagai kerbau yang jago berenang.
©2021 Merdeka.com/Hidayat TurrahmanAda perbedaan mencolok antara kerbau darat dan kerbau rawa. Selain bulunya yang cenderung tebal, kulit kerbau rawa mempunyai kulit berwarna abu-abu dan kecokelatan. Dikarenakan saking seringnya kerbau rawa berendam di dalam air. Selain itu, kerbau rawa mempunyai tanduk yang lebi panjang ketimbang kerbau darat.
Berpindah tempat menyeberangi dalamnya rawa, kerbau akan mencari rerumputan yang tumbuh di air rawa. Yang menjadi makanannya seperti, jariwit, pepedasan, galunggung, kangkong, hiring-hiring, sumpilang, kumpai juluk, hingga eceng gondok.
Selain sebagai jenis mata pencaharian warga Kalimantan Selatan, kerbau rawa kerap mendatangkan wisatawan. Namun tak mudah menuju kandang kerbau Amuntai. Selain perjalanan darat, juga diperlukan perjalanan menggunakan perahu dari dermaga satu ke dermaga lainnya. Jika telah berada di Amuntai, perjalanan akan memakan waktu 2 jam menuju Danau Panggung. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia memiliki batasan waktu yang ketat untuk bertahan hidup tanpa oksigen dan air. Namun, di dunia hewan, ada yang memiliki kemampuan adaptasi luar biasa.
Baca SelengkapnyaSelain dikelilingi lembah perbukitan dan muara sungai, pantai tersebut turut menjadi habitat bagi banyak kerbau.
Baca SelengkapnyaMengungkap misteri Lanthanotus borneensis, biawak langka tanpa telinga di hutan hujan dataran rendah Kalimantan.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca Selengkapnya