Remaja di Batubara Putus Sekolah Demi Jaga Ibu Gangguan Jiwa, Dapat Ini dari Kapolres
Merdeka.com - Nasib pilu dialami oleh seorang remaja di Desa Mangkai Lama Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara (Sumut). Remaja bernama Amel yang berusia 13 tahun ini harus putus sekolah lantaran tak punya biaya dan harus menjaga ibunya yang mengalami gangguan jiwa.
Sang ibu sudah lama mengidap gangguan jiwa dan depresi. Ibunya sering mengikuti Amel kemana pun Ia pergi, bahkan sampai ke sekolah. Karena itu lah akhirnya Amel memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya usai lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD).
Kabar soal kondisi Amel dan ibunya ini akhirnya diketahui oleh Kapolres Batubara AKBP, Ikhwan Lubis. Kapolres pun langsung mengunjungi Amel di rumahnya pada Senin (17/1) kemarin.
-
Apa yang dilakukan orangtua saat anak menolak sekolah? Dengarkan Keluhan Anak dengan Serius Penolakan untuk pergi ke sekolah bisa disebabkan oleh kecemasan, perbedaan belajar, masalah sosial dan emosional, atau bullying.
-
Apa yang dialami Idia setelah putus sekolah? Pekerjaan ini rutin Idia lakukan setiap hari, setelah dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Sebelumnya Idia duduk di bangku SMP di kawasan Kampung Turus, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak.
-
Bagaimana kenakalan remaja di Sumut? Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
-
Kenapa anak yang mengalami masalah butuh bantuan orangtua? Misalnya, anak yang mengalami bullying, kekerasan, atau pelecehan, bisa mengalami gangguan psikologis yang menghambat perkembangan otaknya.
-
Siapa yang bisa bantu anak sekolah? 'Jika anak sering mengeluhkan sekolah, keluhan mereka harus dianggap serius,' kata Dr. Jenn Mann. Orangtua harus mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan anak mereka.
-
Apa saja program yang dilakukan Banyuwangi untuk mengatasi anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
Kepada AKBP Ikhwan, Amel mengaku sangat ingin melanjutkan sekolah namun kondisinya tidak memungkinkan baginya untuk meninggalkan sang ibu di rumah.
"Saya sebenarnya ingin melanjutkan sekolah ditingkat SMP, namun ibu selalu mengikuti. Saat duduk dibangku SD sudah mendampingi setiap harinya," ujar Amel.
Melihat kondisi Amel dan keinginannya untuk melanjutkan sekolah, AKBP Ikhwan pun mengatakan akan membantunya agar bisa bersekolah lagi.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Wujudkan Keinginan Amel untuk Lanjut Sekolah
Instagram/@resbatubara ©2022 Merdeka.com
Amel bercerita, ibunya mengalami depresi hingga mengalami gangguan jiwa semenjak ditinggal oleh ayahnya yang sampai saat ini tidak tahu di mana keberadaannya. Kondisi ibunya yang seperti itu sudah dialami sejak Amel masih berumur satu tahun.
"Di usia setahun, ibu sudah seperti itu. Aku tidak mau menjadi anak durhaka, oleh karenanya menerima kenyataan belum bisa melanjutkan sekolah di tingkat SMP," ujarnya.
Dibuat terenyuh dengan kondisi yang dialami Amel, AKBP Ikhwan pun mengatakan kepada Amel bahwa Ia akan membantu agar dirinya bisa kembali bersekolah.
"Kami akan mencari solusi agar Amel tetap bersekolah," katanya kepada Amel.
Akan Bantu Pengobatan Sang Ibu
Instagram/@resbatubara ©2022 Merdeka.com
Tak hanya akan mengusahakan Amel agar bisa melanjutkan pendidikannya, AKBP Ikhwan juga akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemkab Batubara soal kesembuhan ibu Amel. Ia juga mengatakan akan membawa ibu Amel ke rumah sakit jiwa untuk berobat.
"Hal itu dilakukan untuk kesembuhan ibu kandungnya Amel, sehingga mereka bisa saling bertemu," ujar AKPB Ikhwan.
Kepada warga setempat, AKBP Ikhwan juga meminta agar tidak mengucilkan Amel dan ibunya. Warga diminta bisa saling membantu dan peduli dengan kondisi Amel dan ibunya.
"Masyarakat di Kabupaten Batubara semuanya adalah saudara saya. Oleh karena itu, marilah bersama-sama saling menghargai satu dengan yang lain," pintanya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang remaja di Garut, Jawa Barat, rela memilih putus sekolah demi merawat ibunya yang mengalami gangguan jiwa.
Baca SelengkapnyaIdia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaPenanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaIa merasakan kasih sayang dari kakak ibunya seperti dari ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaSeorang gadis putri dari transmigran asal Wonosobo putus sekolah demi membantu orang tuanya di ladang setiap hari.
Baca SelengkapnyaKorban dirudapaksa oleh staf kelurahan Pondok Kacang Barat
Baca SelengkapnyaKorban membutuhkan pendampingan psikologi karena ada kecenderungan perilaku menarik diri.
Baca SelengkapnyaAnak SD di Purwakarta memiliki kebiasaan menghirup bensin dari sejak pandemi hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaPolres Gorontalo kemudian menetapkan oknum guru berinisial DH (57) sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu akhirnya laporkan anaknya kepada polisi.
Baca Selengkapnya