Riya adalah Perilaku yang Ditunjukkan untuk Mendapat Sanjungan, Begini Hukumnya
Merdeka.com - Dalam agama Islam, dikenal istilah riya. Menurut istilah, Imam Al-Ghazali mendefinisikan Riya sebagai amal yang dilakukan untuk disaksikan orang lain agar mendapatkan kedudukan dan popularitas. Aktivitas Riya seperti ini dapat dilakukan dengan amal ibadah maupun non-ibadah.
Bahasa sederhana dari definisi Riya, jika ada orang yang melihat kemudian dia merasa senang, maka hal tersebut sangat mendorong semangatnya untuk melakukan hal baik, namun jika tidak ada yang melihatnya, maka merasa berat untuk melakukannya.
Baca juga: Syirik Adalah Dosa Besar Ini Dalil Dan Contoh Contohnya
-
Apa definisi Ruqyah dalam Islam? Pengertian ruqyah secara terminologi adalah sebuah perlindungan (al-‘udzah) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas akibat disengat binatang, rasukan, dan lain-lain.
-
Apa saja yang termasuk amal jariyah? Dari hadist tersebut, kita juga diberitahu kategori yang termasuk dalam amal jariyah, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh. Keitga hal ini disebutkan sebagai sumber pahala yang tak akan terputus meski si pelaku telah wafat.
-
Apa saja rukun puasa? Rukun adalah sesuatu yang harus dikerjakan, dan bila ditinggalkan salah satunya maka ibadahnya tidak sah. Adapun rukun puasa terdiri dari dua, yakni: 1. Niat 2. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa
-
Bagaimana cara Ruqyah dilakukan? Kadang kala doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah.
-
Contoh amal jariyah apa saja yang dapat dipraktekkan? Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai pengertian dan contoh amal jariyah yang penting untuk Anda pelajari.
Dengan demikian Riya berarti suatu perbuatan yang dilakukan bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi hanya mencari pujian, sanjungan, dan popularitas semata.
Berikut merdeka merangkum selengkapnya pengertian riya, jenis, dan dampaknya bagi orang yang melakukannya:
Pengertian Riya
Kata riya berasal dari bahasa Arab Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer, yaitu memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.
Riya adalah melakukan amal bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi mencari pujian dan memasyhurkan di mata manusia. Riya merupakan bentuk syirik kecil yang dapat merusak dan membuat ibadah serta kebaikan yang dilakukan tidak bernilai di hadapan Allah.
Sikap ini muncul karena orang tak paham tujuan ibadah dan amal yang dilakukan. Dalam Islam, setiap ibadah, amal, dan aktifitas lainnya harus dilakukan demi mencari ridha Allah SWT.
Riya muncul akibat kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta ketidakjujuran menjalankan agama. Ia beribadah kerana ingin dipandang sebagai orang taat dan saleh. Sikap riya sangat merugikan karena kebaikan dan ketaatan yang dilakukan tidak bernilai di sisi Allah.
Hukum Riya
Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata, “ Riya adalah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu” seperti yang dilansir dari laman Dream.
Adapun sesuai hadis sebelumnya, jika seseorang melakukan suatu amalan karena Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai yang ia niatkan. Sedangkan, bagi orang yang melaksanakan amal ibadah tidak dilandasi niat karena Allah SWT, maka amalnya tidak diterima oleh Allah SWT.
Dalam Alquran surah Al-Baqarah:264, Allah SWT juga melarang hambanya untuk melakukan perbuatan riya.
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah : 264).
Hukum perbuatan riya termasuk haram dan digolongkan dalam syirik kecil kepada Allah SWT. Hal ini tertuang dalam hadis berikut:
Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, “ Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “ Ar Riya’.”
Jenis Riya
Menurut tingkatannya, riya terbagi menjadi dua, yakni:
1. Riya Kholish
Riya kholish adalah suatu perbuatan yang dimaksudkan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari manusia.
Contoh riya kholish seperti:
2. Riya Syirik
Riya syirik adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah SWT, namun juga dilandasi dengan niat agar mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus.
Dampak Negatif Riya
Orang yang berbuat buruk, sesungguhnya akan sangat mudah tampak untuk memperlihatkan realitasnya. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya,
“Siapapun yang menyimpan sesuatu dalam pikiran atau hatinya, Allah akan menghiasinya dengan sesuatu itu. Jika sesuatu itu baik, maka hiasannya juga baik, namun jika sesuatu itu buruk, maka hiasannyapun juga buruk”.
Jadi, orang yang bersikap riya akan senantiasa memperoleh kesusahan, disebabkan karena sikapnya. Menurut Al-Muhasibi, akibat yang ditimbulkan oleh riya yaitu sebagai berikut dilansir dari Jurnal Mimbar Akademika:
1. Merasa sombong dengan ilmu dan amal dan bangga diri dengan agama dan dunia. Akan tetapi terkadang rasa bangga yang ditimbulkan oleh riya bercampur dengan rasa tidak senang kalau ada orang lain yang lebih daripadanya, dan merasa bangga jika berada di atas orang lain.
2. Berlomba-lomba untuk mendapatkan harta dan urusan-urusan keduniawian lainnya, ilmu, dan amal dengan senantiasa bangga diri.
3. Saling hasut dengan orang lain dalam ilmu dan amal, dan dengki pada yang menyainginya.
4. Dia merasa tidak senang melihat lawannya mendapat kedudukan dan pujian atas keberhasilannya.
5. Menolak kebenaran dari orang lain yang menyuruhnya, dan tidak menerima pendapat orang tersebut walaupun orang tersebut lebih pandai darinya. Hal tersebut dapat mengakibatkan takabur.
Secara umum dampak negatif riya bagi pelakunya yaitu:
1) Sulit mendapatkan hidayah dan taufik.
2) Selalu resah dan gelisah.
3) Kehilangan kehormatan dan wibawa (haibah).
4) Hilangnya pengaruh pada orang lain.
5) Lemah dalam menyempurnakan amal.
6) Terbongkar keburukannya di dunia dan akhirat.
7) Terjerumus pada ujub, ghurur, dan takabur.
8) Hancurnya amal baik.
9) Mendapatkan siksaan berat di akhirat.
Cara Mengatasi Riya
Zakiah Darajat menuturkan cara Islami untuk menanggulangi penyakit riya adalah dengan mematahkan keinginan yang berlebihan. Hal itu hanya dapat dicapai dengan rendah hati, sekaligus menumbuhkan kesadaran dalam jiwa bahwa Sang Pencipta dan pemilik alam raya adalah Allah, dirinya tidak dapat berbuat sesuatu, kecuali dengan izin Allah.
Dengan demikian akan berpindahlah cinta diri menjadi cinta Ilahiah, jiwanya berubah dari ragu-ragu menjadi percaya, dan dari kebohongan kepada kebenaran.
Menurut Amir An-Najar, orang yang gemar melakukan riya mirip sekali dengan seorang narsisme atau pecinta diri, karena ia melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan mencari keuntungan pribadinya.
Sebagian psikolog modern, yakin bahwa metode menerapi seorang narsisme adalah dengan memberikan berbagai kegiatan penting kepada orang yang bersangkutan dan mengubah berbagai pemikirannya dengan berbagai pemikiran baru yang tidak menjebak dirinya.
Metode tersebut hanya dapat dilakukan dengan tawadhu’ dan menanamkan suatu rasa dalam jiwa orang yang gemar riya, bahwa pencipta alam dan pemiliknya adalah Allah. Uwes Al-Qarni dalam bukunya “Penyakit Hati” menjelaskan cara penanggulangan riya yaitu:
(1) Selalu ingat akan bahaya riya dalam amal.
(2). Mengawali semua amal ibadah dengan iman, bukan atas panggilan manusia atau duniawi.
(3) Merasakan nikmatnya buah dari ikhlas, yaitu adanya pengakuan dari Allah, diterimanya amal, dan keselamatan di akhirat.
(4) Memenangkan perasaan ikhlas di atas perasaan ingin mendapat pujian manusia, cinta materi, status, dan hal duniawi lainnya.
(5) Menghadirkan niat yang ikhlas sejak awal ibadah, dan meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang senantiasa menggugurkan niat baik manusia.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi orang-orang yang bersikap riya secara umum adalah sebagai berikut:
1) Selalu mengingat akibat dari perbuatan riya.
2) Menjauhi teman yang riya.
3) Mengenal Allah dengan sebaik- baiknya.
4) Melatih dan mendidik diri.
5) Bersikap lembut kepada orang lain.
6) Selalu berpedoman pada etika Islam.
7) Membaca kisah orang yang riya.
8) Meningkatkan pengetahuan tentang keikhlasan.
9) Memohon perlindungan kepada Allah.
10) Selalu mengingat Qadha dan Qadar.
11) Introspeksi diri. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Riya merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT.
Baca SelengkapnyaPenting bagi seorang muslim untuk dapat mengelola hati dan perasaan dengan baik agar terhindar dari penyakit hati.
Baca SelengkapnyaKita terkadang lupa bahwa ada perkara-perkara yang dapat menghapus pahala yang susah payah kita kumpulkan.
Baca SelengkapnyaRiba adalah dosa besar yang mengakibatkan azab pedih.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang pengertian akhlak, sekaligus macam dan manfaatnya menurut agama Islam
Baca SelengkapnyaIkhlas merupakan sikap tulus yang harus ditanamkan umat Muslim.
Baca SelengkapnyaTawadhu adalah sifat baik yang dicintai oleh Allah.
Baca SelengkapnyaUmroh mabrur adalah ibadah yang diterima oleh Allah.
Baca SelengkapnyaMabrur adalah ibadah yang diterima di sisi Allah.
Baca SelengkapnyaDoa syukuran menjadi salah satu tradisi masyarakat muslim di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSifat sombong akan membawa pada lubang dosa dan jerat duniawi. Bahkan dalam Islam, sifat tersebut sangat tidak diperbolehkan. Mengapa?
Baca SelengkapnyaLima sikap rendah hati yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dapat membawa ketenangan dan kebahagiaan sejati bagi Anda.
Baca Selengkapnya