Mengenang Sersan Mayor Udara Maimun Saleh, Sosok Penerbang Jet Tempur Pertama Asal Aceh
Jasa-jasanya kini diabadikan dalam sebuah monumen bernama Maimun Saleh di Kota Aceh Besar.
Jasa-jasanya kini diabadikan dalam sebuah monumen bernama Maimun Saleh di Kota Aceh Besar.
Sejarah mencatat Sersan Mayor Udara (Anumerta) Maimun Saleh sebagai pilot asal Aceh pertama yang menjadi penerbang pesawat tempur di Indonesia.
Jasa-jasanya kini diabadikan dalam sebuah monumen bernama Maimun Saleh di Kota Aceh Besar. Keberadaan monumen ini sebagai bentuk rasa bangga masyarakat Aceh atas peran dan jasa Maimun Saleh bagi sejarah penerbangan di Indonesia.
Simak sosok Maimun Saleh yang dirangkum oleh merdeka.com berikut ini.
Maimun Saleh lahir pada 14 Mei 1929 di Aneuk Galong, Aceh Besar. Ia sempat menjalani pendidikan di sekolah Taman Siswa (SD) lalu mengenyam jenjang sekolah menengah di Sekolah Islam Koetaradja (saat ini Banda Aceh).
Pada 1949, Maimun Saleh diterima di sekolah penerbangan di kota yang sama. Lalu dirinya dipindah ke sekolah penerbangan di Kalijati pada tahun 1950. Setahun setelahnya ia berhasil lulus dan memiliki ijazah sebagai seorang pilot kelas 3.
Maimun kemudian masuk sebagai penerbang atau pilot pesawat tempur di Skuadron IV. Di sana ia bertugas sebagai pengintai darat dan mengikuti seluruh operasi udara yang menjadi tanggung jawab kesatuannya.
Setelah setahun kelulusan sebagai pilot pesawat tempur, kejadian tragis menerima Maimun Saleh, tepatnya pada 1 Agustus 1952. Saat itu dirinya sedang bertugas untuk menerbangkan pesawat intai Auster IV-R-80.
Saat penerbangan berlangsung, pesawat yang dikemudikannya itu jatuh di Pangkalan Udara Semplak, Bogor. Ia pun gugur di usia yang masih cukup muda yakni 23 tahun.
Hingga saat ini, penyebab jatuhnya pesawat Auster IV-R-80 yang dikemudikan oleh Maimun Saleh masih menjadi misteri.
Kejadian tersebut terjadi saat latihan rutin dari Komando Pangkalan Udara Semplak.
Gugurnya Maimun Saleh membuat Kota Aceh kehilangan putra terbaiknya dan seluruh jajaran Angkatan Udara Republik Indonesia saat itu sangat terpukul.
Pada 1954, namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang militer di Lhoknga dan Datasemen AURI Banda Aceh. Namun bandara Lhoknga sudah tak lagi digunakan, namanya kini digunakan pada lapangan terbang Cot Bak U di Sabang.
Tepat 25 Januari 2008, TNI-AU menjadikan satu unit pesawat jenis Hawk 200 sebagai monumen sejarah di Aceh. Monumen ini berdiri gagah di Simpang Aneuk Galong, di Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar untuk mengenang Maimun Saleh.
Tiga perwira tinggi TNI baru-baru ini mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor Jenderal. Ketiga sosoknya pun disalami oleh Jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Dudung Abdurachman membangun sebuah masjid megah di komplek makam Sunan Gunung Jati bernama Masjid Syarif Abdurrahman.
Baca SelengkapnyaSaat ini, 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi berhasil ditemukan, 22 di antaranya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaNama Kota Malang tidak muncul begitu saja. Ada riwayat perjuangan warga mempertaruhkan nyawa demi kedaulatan daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaNama-nama bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar telah dibahas secara mendalam oleh para ketua umum pada pertemuan tertutup Senin lalu.
Baca SelengkapnyaArsjad Rasjid mengatakan, salah satu tugasnya dalam tim pemenangan untuk memberikan masukan kepada koalisi, termasuk mengusulkan calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaKhofifah menikmati waktu bersama cucunya di Masjid Agung Surabaya..
Baca SelengkapnyaMinat masyarakat untuk mengikuti penawaran lelang dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.
Baca Selengkapnya