Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tari Sakral Guel Aceh dan Legenda Gajah Putih

Tari Sakral Guel Aceh dan Legenda Gajah Putih Tari Guel. ©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal

Merdeka.com - "Tem o item...m Engingku ine…e," syair pembuka terdengar mengawali pertunjukan. Seorang penari keluar dari arah kiri, menuju ke tengah dengan kaki berjinjit. Tubuh penari tampak membungkuk, bahunya maju mundur, lengan timbul tenggelam dalam lipatan kain bersulam kerawang Gayo yang menutupi punggung. Gerakannya rampak seirama tabuhan rebana.

Pada satu titik penari mengempas dan mengibaskan kain ke udara. Terkadang penari berlari kecil sambil menukik. Perlahan bergerak mendekat, mengitari, lalu memberi sembah. Kiranya dia hendak merayu seorang penari lain yang tengah duduk bersimpuh agar mengikuti gerakannya, lalu keduanya bergerak bersamaan, padu padan dalam hentak estetis berirama.

Gerakan-gerakan di atas adalah gerakan Tari Guel. Tarian kebanggaan dari Tanah Gayo menjadi salah satu khasanah budaya Gayo di Aceh. Tarian ini mengisahkan upaya sejumlah orang untuk membangunkan seekor gajah putih yang berdasarkan cerita rakyat yang pernah ada.

tari guel©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal

Tarian yang dapat dijumpai di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lue ini dulunya dikenal sebagai tarian yang sakral. Pagelaran tari guel tidak boleh sembarang tempat, panggung atau pentas, karena kesakralannya. Selain itu, tidak sembarang orang boleh menarikan guel, karena, mereka yang berhati bersih dan berjiwa tulus saja yang layak.

Nilai mistis Tari Guel terletak pada Guru Didong, sang penari tunggal Guel. Saat menari akan ada spirit yang luar biasa dalam diri penari ketika dimainkan. Penari tampak lebih bersemangat, energik dan lincah melebihi kelenturan dan keseragaman sebagai sebuah tarian biasa.

tari guel©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal

Tari guel terbagi dalam 4 babak. Munatap menjadi awal babak, menggambarkan bentuk persuasi Sengeda yang hendak menaklukkan hati gajah putih, lalu berlanjut ke babak redep yang menggambarkan kesediaan gajah putih menuruti keinginan Sengeda.

Ketibung dan cincang nangka menjadi dua babak terakhir. Dua babak yang menggambarkan semakin kuatnya keinginan gajah putih mengikuti Sengeda, hingga akhirnya Sengeda berhasil menggiring gajah putih ke Kesultanan Aceh Darussalam.

tari guel©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal

Tari Guel juga lekat dengan kostum yang mencuri perhatian, yaitu busana tradisional Aceh, baju Kerawang. Dengan motif yang cantik dan penuh makna. Perpaduan warna merah, hitam, putih, kuning terukir apik. Berdasarkan keterangan dari warna-warna kerawang, Masyarakat Gayo dilambangkan sebagai masyarakat yang Mersik (berani), Lisik (rajin) dan Urik (teliti).

Selain itu salah satu ciri khas dari kostum Tari Guel ini adalah kain opoh ulen-ulen yang dikenakan di punggung penari pria, dan digunakan sebagai atribut menarinya. Kain ulen-ulen dengan lebar 1×2 meter ini dipenuhi sulaman kerawang Gayo yang menjadi properti utama Tari Guel. Dihempas dan dikibas-kibaskan oleh penari seperti kepakan burung yang sedang mengudara.

tari guel©2021 Merdeka.com/Laode Muhammad Iqbal

Istilah ‘guel’ dalam bahasa lokal (Gayo) berarti ‘membunyikan’ ini juga berkaitan erat dengan legenda Gajah Putih dalam cerita rakyat 'Sengeda dan Bener Merie'.

Mimpi Sengeda membawanya pada sebuah pertemuan dengan seekor gajah putih, yang konon adalah jelmaan abangnya, Bener Merie. Skema Sengeda menaklukkan hati Sang gajah putih yang akhirnya berbalas menjadi puncak tarian ini. Guel berakhir saat gajah putih bersedia mengikuti Sengeda ke Kesultanan Aceh Darussalam sebagai persembahan untuk putri sultan yang tengah mengidam-idamkannya.

Unik dan memiliki makna yang dalam, Tari Guel menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ditetapkan oleh United Nations Educational, Science and Cultural Organization (UNESCO) pada 2016 lalu. (mdk/Tys)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Fakta Menarik Tari Guel dari Dataran Tinggi Gayo, Terinspirasi dari Legenda Mencari Gajah Putih
4 Fakta Menarik Tari Guel dari Dataran Tinggi Gayo, Terinspirasi dari Legenda Mencari Gajah Putih

Kesenian tradisional dari Tanah Gayo Aceh ini terinsipirasi dari legenda dua bersaudara yang mencari gajah putih untuk dipersembahkan kepada putri raja.

Baca Selengkapnya
Mitos Gunung Raung, Adanya Pondok Demit Hingga Kerajaan Macan Putih
Mitos Gunung Raung, Adanya Pondok Demit Hingga Kerajaan Macan Putih

Tidak hanya keindahan alam yang memikat, Gunung Raung juga menyimpan misteri dan sejarah. Mitos tempat tinggal demit hingga kerajaan macan putih, yuk simak

Baca Selengkapnya
Kesenian Mengmleng yang Melegenda di Ciamis, Kisahkan Anak Raja saat Dikhitan
Kesenian Mengmleng yang Melegenda di Ciamis, Kisahkan Anak Raja saat Dikhitan

Mengmleng merupakan pementasan tradisional dengan menampikan hewan macan tiruan.

Baca Selengkapnya
Melihat Uniknya Buleng Khas Jakarta, Tradisi Campuran Budaya Betawi, Sunda dan Jawa
Melihat Uniknya Buleng Khas Jakarta, Tradisi Campuran Budaya Betawi, Sunda dan Jawa

Warisan leluhur Jakarta ini menghadirkan seni lisan, sastra hingga musik tradisional yang indah.

Baca Selengkapnya
Cara Masyarakat Karo Atasi Kekeringan saat Musim Tanam, Lakukan Ritual Tarian Pemanggil Hujan
Cara Masyarakat Karo Atasi Kekeringan saat Musim Tanam, Lakukan Ritual Tarian Pemanggil Hujan

Konon tarian ini sudah lahir sejak abad 15 saat Karo masih dikenal dengan Kerajaan Lingga.

Baca Selengkapnya
Uniknya Kesenian Tari Gantar dari Kalimantan Timur, Bentuk Sukacita Masa Tanam Padi
Uniknya Kesenian Tari Gantar dari Kalimantan Timur, Bentuk Sukacita Masa Tanam Padi

Kesenian banyak ditemukan di daerah Kalimantan Timur dari suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung sebagai lambang kegembiraan dan juga ramah tamah.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Kota Pagar Alam, Jumlah Populasi Paling Sedikit di Sumatra Punya Banyak Situs Megalitikum
Fakta Unik Kota Pagar Alam, Jumlah Populasi Paling Sedikit di Sumatra Punya Banyak Situs Megalitikum

Menurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah.

Baca Selengkapnya
Kisah Gunung Wayang di Garut, Bentuknya Mirip Bongkahan Besar dan Kerap Terdengar Suara Gamelan
Kisah Gunung Wayang di Garut, Bentuknya Mirip Bongkahan Besar dan Kerap Terdengar Suara Gamelan

Konon di malam Selasa dan malam Jumat kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring wayang golek.

Baca Selengkapnya
Tarian Khas Sukabumi Ini Dulunya Digunakan untuk Usir Hewan Buas, Begini Kisahnya
Tarian Khas Sukabumi Ini Dulunya Digunakan untuk Usir Hewan Buas, Begini Kisahnya

Dahulu para penari asal Jawa Tengah dibawa ke Sukabumi untuk mengusir hewan buas dan makhluk halus melalui tarian.

Baca Selengkapnya
Beda dari yang Lain, Seni Tari Khas Majalengka ini Pakai Topeng Berbahan Genteng
Beda dari yang Lain, Seni Tari Khas Majalengka ini Pakai Topeng Berbahan Genteng

Seni tari dari Cigasong ini unik karena menggunakan topeng dari genteng.

Baca Selengkapnya
Makna Motif Batik ‘Pring’ Khas Magetan, Arti dalam Kehidupan Hingga Munculnya Mitos
Makna Motif Batik ‘Pring’ Khas Magetan, Arti dalam Kehidupan Hingga Munculnya Mitos

Meskipun motif batik khas Magetan beragam tetapi Batik Pring tetap dikenal oleh masyarakat luas.

Baca Selengkapnya
Mengulik Gajeuma, Alat Musik Tradisional Mentawai yang Terbuat dari Kulit Biawak
Mengulik Gajeuma, Alat Musik Tradisional Mentawai yang Terbuat dari Kulit Biawak

Gajeuma menjadi alat musik yang berfungsi sebagai pengiring lagu-lagu tradisional yang ada di Mentawai.

Baca Selengkapnya