5 Mimpi buruk buat pemilik smartphone Android, pernah ngrasain?
Merdeka.com - Berdasarkan data Statista.com, tahun ini ada setidaknya 1,1 miliar smartphone Android di pasaran. Smartphone Android menjadi pilihan banyak orang berkat banyak keunggulan yang dimiliki, misalnya harga terjangkau dan fleksibilitas di sisi software.
Akan tetapi, tidak kalah banyak hal-hal menjengkelkan yang dirasakan oleh pengguna gadget Android. Masalah lag sampai update menjadi isu dominan yang membuat Android inferior di mata pengguna iPhone, saingan terberatnya.
Nah bagi kamu yang sebelumnya tidak sadar ada banyak kelemahan di perangkat dengan OS Android, ini dia lima mimpi buruk saat mempunyai smartphone Android.
-
Apa ancaman utama yang dihadapi Android? Ancaman utama berasal dari CVE-2024-32896, sebuah celah keamanan yang pertama kali diungkap oleh Google pada bulan April.
-
Apa dampak buruk dari gadget? Menggunakan gadget terlalu sering dapat berdampak buruk bagi penggunanya. Di antaranya adalah mampu memicu munculnya kepribadian tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, kecanduan, dan ancaman cyberbullying.
-
Siapa yang update Android? Google mengumumkan tidak akan memperbarui layanan untuk perangkat Android Lollipop.
-
Kenapa malware ini bisa masuk ke Android? Gara-gara taktik pengelabuan yang membuat program keamanan sulit mendeteksinya, membuat aplikasi berbahaya tersebut akhirnya diizinkan berfungsi di ekosistem Android layaknya aplikasi biasa pada umumnya.
-
Bagaimana malware ini bisa menyamar di Android? Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
-
Mengapa orang khawatir soal smartphone? Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak.
Update bak gajian, tak kunjung datang
Ya, siapa yang tidak jengkel dengan lambatnya update maupun patching bug di smartphone Android. Saat muncul versi OS Android baru misalnya, sering butuh berbulan-bulan sebelum pengguna bisa menikmatinya.
Semua ini disebabkan banyaknya vendor smartphone Android yang memodifikasi OS Android stock demi menghadirkan 'eksklusivitas' pada konsumen. Tak aneh bila akhirnya Google turun tangan dengan meluncurkan smartphone sendiri untuk menunjukkan 'jati diri' OS Android yang sebenarnya.
Bloatware rakus memori
Tidak cukup memodifikasi OS Android, vendor juga kerap memasang bloatware atau aplikasi tambahan buatan mereka sendiri di smartphone. Vendor yang paling terkenal soal bloatware adalah ASUS dan Samsung.
Celakanya lagi bila bloatware-bloatware ini tidak bisa dihapus dan hanya bisa dinonaktifkan. Alhasil, pengguna harus rela memori internalnya habis dimakan bloatware.
Tak jarang performa jangka panjang smartphone juga menurun akibat banyaknya bloatware. Itu lah sebabnya fans Apple kerap memplesetkan nama Android menjadi 'lagdroid', karena mayoritas smartphone Android performanya menurun drastis setelah dipakai beberapa bulan. Kamu pasti tahu rasanya bukan?
Lebih rawan virus
Diakui atau tidak, Android lebih rawan virus ketimbang platform iOS. Alasannya jelas, pengguna Android bisa dengan mudah mengunduh aplikasi dari pihak ketiga (di luar Google Play Store) atau mengunduh musik secara langsung lewat website yang terpampang di Google.
Meski hal-hal itu terlihat seperti keuntungan, namun kemudahan memasang aplikasi dan mengunduh data membuat smartphone secara otomatis lebih terekspose virus.
Dan tidak bisa dipungkiri bila jumlah laporan malware Android lebih banyak dari iOS.
Soal aplikasi kerap jadi anak tiri
Sudah menjadi rahasia umum bila aplikasi di iOS lebih mendatangkan keuntungan dari pada aplikasi di Android. Akibatnya, banyak developer akhirnya lebih merilis aplikasi mereka di iOS saja atau lebih dulu di iOS ketimbang Android.
Bahkan beberapa developer tak tanggung-tanggung menganaktirikan platform Android, contohnya Snapchat. Sudah bukan rahasia lagi bila kualitas Snapchat iPhone lebih bagus dari Android. Hal ini bahkan sempat memicu munculnya konspirasi bila developer Snapchat membenci Android.
Susah cari aksesoris berkualitas
Banyaknya varian smartphone Android di luar sana juga membuat masalah tersendiri, yakni susah mendapatkan aksesoris yang berkualitas tinggi seperti casing tambahan. Atau bahkan dapat aksesoris yang pas saja sudah beruntung.
Ya, saat membeli sebuah smartphone Android keluaran baru, aksesorisnya mungkin baru keluar beberapa minggu bahkan bulan kemudian. Itu pun kebanyakan masih aksesoris dengan kualitas rendah, belum yang benar-benar awet dan tidak merusak smartphone bila salah pasang.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut tanda HP perlu ganti yang baru. Jangan sampai Anda tidak sadar.
Baca SelengkapnyaBerikut tanda-tanda HP Anda perlu diganti dengan yang baru.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaDeretan HP Android ini sudah tidak bisa lagi menggunakan WhatsApp mulai Oktober mendatang
Baca SelengkapnyaSamsung sudah mengeluarkan pembaruan keamanan lebih dulu dari Google dengan peringatan bahwa Android sedang dalam bahaya. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBerikut informasi terkait kenapa notifikasi tidak muncul di Smartphone Android.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaMcAfee menemukan 15 aplikasi berbahaya di Android yang mencuri data pengguna.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar HP Android yang tak bisa lagi pakai WhatsApp tahun depan.
Baca SelengkapnyaKehilangan HP Android? Jangan panik! Pelajari cara melacak, mengunci, dan menghapus data HP Anda yang hilang dengan fitur Find My Device dari Google.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar HP jadul yang bisa dipakai WhatsApp.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar HP Samsung Galaxy yang kebagian pembaruan Android 15.
Baca Selengkapnya