Apa Benar Usia Muda Pengaruhi Gaya Memimpin? Begini Jawaban Ilmuwan
Ilmuwan mencoba melakukan penelitian tentang hal ini. Berikut fakta-faktanya.
Ilmuwan mencoba melakukan penelitian tentang hal ini. Berikut fakta-faktanya.
Apa Benar Usia Muda Pengaruhi Gaya Memimpin? Begini Jawaban Ilmuwan
Usia seseorang menjadi sebuah topik yang paling sering dibahas ketika mulai memasuki tahun politik.
Salah satu contohnya yaitu pada saat pemilihan presiden biasa usia seseorang akan dikaitkan dengan gaya kepemimpinan yang nantinya akan mereka terapkan.
-
Kapan seorang pemimpin menjadi dewasa? 'Berhasil mengalahkan dirimu, menjadikanmu dewasa. Berhasil mengalahkan orang lain, menjadikanmu pemenang. Tapi memberhasilkan orang lainlah yang menjadikanmu pemimpin.' - Mario Teguh
-
Apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental anak muda? Beragam faktor bisa menjadi pemicunya. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi, hingga budaya.
-
Bagaimana anak muda bisa menguji calon pemimpinnya? 'Biarkan anak muda menguji calon pemimpinnya sebebas-bebasnya. Apa gagasannya terhadap generasi muda? Ke mana keberpihakannya? 'Seberapa inklusif calon tersebut? Kami butuh tahu itu. Makanya, ruang partisipasi terbuka harus dihadirkan oleh setiap galon pemimpin. Jangan malah menutup diri,' tambah Ghifari.
-
Apa itu jiwa muda? Jiwa muda merujuk pada sikap optimis yang menunjukkan semangat, kemampuan untuk beradaptasi, serta rasa ingin tahu yang besar, tanpa memandang usia individu.
-
Siapa yang bisa jadi pemimpin? 'Pemimpin adalah penjual harapan.' – Napoleon Bonaparte
-
Siapa yang bisa menjadi pemimpin? Pemimpin adalah individu yang memiliki otoritas formal atau informal untuk memimpin dan mengarahkan orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.
Seperti yang sedang hangat baru-baru ini, putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang dikabarkan mempunyai potensi menjadi Calon Wakil Presiden pada pemilu 2024 mendatang.
Di usianya yang menginjak 37 tahun pada 2024 mendatang sontak hal ini menjadi perhatian.
Sebab sebagaimana tertuang dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (MK), dalam Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Keputusan itu menyatakan, capres dan cawapres berusia paling rendah 40 atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.
Terlepas itu, melihat usianya yang belum memasuki kepala 4, lantas apakah secara psikologis hal ini akan mempengaruhi sistem dan gaya kepemimpinan yang akan dilakukan?
Mengutip PsychologyToday, Rabu, (18/10), menurut para peneliti untuk mengetahui kinerja pemimpin sebenarnya sulit jika hanya dilihat dari faktor usia saja. Namun, Frank Walter dan Susan Scheibe pada 2012 berhasil mengidentifikasi beberapa temuan relevan mengenai usia dan gaya kepemimpinan.
Menurut mereka, pemimpin muda ataupun tua sebenarnya terlihat sama efektifnya dalam menjalani pekerjaan. Hanya saja, usia sebenarnya lebih mempengaruhi keterbukaan seorang pemimpin terhadap perubahan.
Seiring dengan bertambahnya usia para pemimpin ternyata hal ini membuat mereka menjadi kurang tertarik terhadap perubahan dan inovasi.
Penelitian Lain
Di sisi lain, ada sebuah studi yang digarap oleh Vincent Barker dan George Muller. Penelitiannya itu menemukan bahwa pemimpin yang muda cenderung akan menghabiskan dana lebih banyak untuk uji coba dan pengembangan dibandingkan dengan pemimpin yang lebih tua.
Namun, pemimpin yang berusia tua cenderung akan melakukan pendekatan yang lebih pasif, seperti contoh hanya akan melibatkan dirinya ketika dalam situasi krisis.
Pemimpin yang lebih tua juga cenderung akan mempertahankan status quo, dibandingkan dengan pemimpin muda yang lebih responsif dalam melihat peluang baru.
Secara keseluruhan sebenarnya temuan-temuan ini masih rumit untuk digeneralisasikan, terutama dalam pemilihan presiden atau wakil presiden.
Banyak faktor yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai usia dan kematangan dalam memimpin.