BRTI anggap remeh tumbangnya jaringan Telkom

Merdeka.com - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), tidak memandang tumbangnya jaringan data PT Telkom Tbk di Yogyakarta dan sejumlah kota di Jawa Tengah sebagai masalah besar.

"Kalau dari sisi regulasi, tumbang 2 hari dari 365 hari dalam setahun persentasenya sangat kecil. Sebaiknya ini dijadikan pelajaran bagi ISP berapa kerugian masyarakat pengguna bila Internet mati sehari," katanya kepada merdeka.com, Selasa (14/5).

Nonot malah meminta ISP mengalkulasi berapa potensi nilai transaksi yang hilang dalam masa down tersebut. Telkom, tambahnya, harus mengadakan service level agreement (SLA) dengan penggunanya, termasuk dari kalangan ISP dan rumahan.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menilai Telkom harus bertanggung jawab terhadap Internet Service Provider yang dirugikan atas tumbangnya jaringan data operator tersebut selama dua hari di Yogyakarta dan sejumlah kota di Jawa Tengah.

Sekjen APJII, Sapto Anggoro, mengungkapkan Telkom tak bisa seenaknya meminta maaf dan hanya menjelaskan sedang dalam perbaikan saja.

"Jelaskan, masalahnya apa, penyebabnya apa, sudah melakukan apa, dan akan memberi ganti rugi apa. Terutama kepada pengusaha ISP yang menjadi kepanjangan tangan Telkom di garis depan," ujarnya.

Menurut dia, karena tumbangnya jaringan, layanan internet menjadi terganggu sehingga banyak ISP mendapat protes pelanggan dan tak bisa memberikan penjelasan, mengingat permasalahan terdapat di Telkom.

"Sebagai flag carrier dan perusahaan telekomunikasi worldwide, standard pertanggungjawabannya ke pelanggan termasuk ISP harus diperhatikan," tegasnya.

Hal senada diungkapkan Sekjen Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG), Muhammad Jumadi, bahwa Telkom juga perlu memberikan ganti rugi pada pelanggan Speedy yang terganggu layanannya.

"Penggantian bisa berupa tambahan kuota bandwidth atau pemotongan pulsa, karena kerugian pelanggan bukan hanya materiil, tetapi juga immateriil," ungkapnya.

Tulus Abadi, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), juga meminta Telkom memberikan kompensasi kepada pelanggan yang dirugikan.

Jaringan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta down, mulai dari IP transit, VPN, jaringan Metro sampai Speedy sehingga banyak Internet Service Provider (ISP) yang tidak bisa memberikan layanannya.

Ketika dihubungi, Operation Vice President Public Relations Telkom, Arif Prabowo, tidak menjawab pertanyaan merdeka.com seputar ancaman sanksi dari pemerintah. Namun, sebelumnya dia mengungkapkan telah terjadi gangguan di salah satu node/perangkat di Yogyakarta yang menghandle wilayah kota Yogyakarta, Magelang, Solo dan sebagian Salatiga.