Hacker Sebar Data Pasien RS Amerika Serikat di Dark Web
Merdeka.com - Sekumpulan peretas berhasil membobol dua jaringan rumah sakit (RS) di Amerika Serikat. Hacker tersebut berhasil menyebarkan data-data pasien yang berhasil dibobol tersebut, ke situs Dark Web.
Mengutip laman The Verge via Tekno Liputan6.com, adapun data pasien yang disebar termasuk nama, tanggal ulang tahun, dan hasil kolonoskopi.
Puluhan ribu file yang di-posting hacker berasal dari pasien di Leon Medical Center, Miami dan Rumah Sakit Umum Nocona, Texas.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Kenapa Dark Web digunakan untuk kejahatan? DailyMail.com pernah mengunjungi web gelap tahun lalu dan dalam beberapa menit, mengakses situs-situs yang secara terbuka menjual ribuan kartu kredit curian, obat-obatan keras, 'layanan peretas' yang akan menanamkan materi pelecehan anak di komputer orang-orang untuk 'menghancurkan hidup mereka.'
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
Catatan pasien yang di-posting dalam peretasan ini juga menyertakan surat kepada perusahaan asuransi. Namun tampaknya tidak ada ransomware yang mengunci sistem RS Nocona. Demikian menurut seorang pengacara untuk organisasi tersebut kepada NBC News.
Serangan siber di rumah sakit dan organisasi perawatan kesehatan kian meningkat. Serangan ini naik dua kali lipat pada paruh kedua 2020 dibandingkan dengan paruh pertama.
Dua serangan besar menargetkan fasilitas perawatan kesehatan AS pada musim gugur. Namun, hacker jahat umumnya tidak mem-posting informasi pasien secara publik.
Biasanya, pelaku juga mengunci sistem komputer sampai korban membayar tebusan dan akan menyebarkan data jika tebusan tidak dibayarkan.
Bahaya Bagi Pasien dan RS
Serangan semacam itu sangat berbahaya bagi pasien jika serangan ransomware membuat dokter dan perawat tak dapat mengakses file.
Mereka mungkin tidak dapat melihat catatan kesehatan pasien, yang mencakup informasi tentang hal-hal seperti alergi obat atau penggunaan mesin MRI dan CT scan.
Bahayanya lagi akan lebih banyak pasien meninggal dunia karena pihak RS harus mencurahkan waktu lebih untuk memperbaiki sistem ketimbang berfokus sepenuhnya pada pengobatan.
Sebagian besar organisasi perawatan kesehatan tidak siap menghadapi serangan siber dan memiliki lebih sedikit sumber daya untuk menyelesaikan masalah itu setelah hampir setahun memerangi Covid-19.
"Mereka kesulitan finansial karena pandemi," kata Caleb Barlow, CEO perusahaan konsultan keamanan siber CynergisTek, mengatakan kepada The Verge.
Sumber: Liputan6.comReporter: Iskandar
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaDi sana, MRGP turut menjual data kartu kredit nasabah BCA.
Baca SelengkapnyaBSSN masih berkoordinasi dengan Polri terkait dugaan kebocoran data INAFIS tersebut.
Baca SelengkapnyaJika ditilik dari akun X @bjorkanism, Bjorka berasal dari Polandia di Kota Warsawa.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan keterangan publik dari Federal Bureau of Investigation (FBI).
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaPelaku dapat mengakses situs resmi BKN setelah mendapatkan username dan password dalam sebuah forum darkweb.
Baca SelengkapnyaSerangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) membuat layanan di sejumlah instansi publik menjadi terganggu, termasuk imigrasi.
Baca Selengkapnya