Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hati-hati membagi data di media sosial

Hati-hati membagi data di media sosial Facebook. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Kejadian bobolnya 50 juta lebih data pengguna Facebook dalam kasus Cambride Analytica, semakin menjadikan masyarakat harus sadar akan pentingnya data yang diunggah di media sosial. Entah itu data pribadi maupun aktivitas dalam bermedia sosial.

Pengamat media sosial, Rulli Nasrullah, mengatakan, hal yang justru menjadi kehati-hatian pengguna media sosial adalah aktivitas yang sering diposting. Menurutnya, selain data pribadi yang diunggah, aktivitas dalam bermedia sosial juga tak kalah penting yang mampu direkam untuk dijadikan sumber komoditas media sosial itu sendiri.

"Mesti dipahami dulu bahwa Facebook adalah sebuah perusahaan dan kepemilikannya jelas. Perusahaan ini berjalan juga tidak gratis. Komoditasnya itu informasi soal data pengguna, baik itu data pribadi ataupun aktivitas si penggunanya. Tapi bagi saya, data aktivitas pengguna di wall media sosialnya, itu jauh lebih besar untuk dikomoditaskan," jelasnya kepada Merdeka.com, Kamis (5/4).

Ia menilai, pada dasarnya sebelum memiliki akun di sebuah media sosial, pengguna disodorkan form yang harus diisi. Namun, tidak semua informasi yang ada di form tersebut harus diisi. Terlebih dengan informasi yang real dan lengkap. Pengguna bisa mengisi form tersebut sesuai dengan ‘batas keamanan’ data pribadi. Misalnya tidak mengisi informasi mengenai alamat rumah, tanggal lahir, atau bahkan nomor handphone.

"Itu kan optional," ungkapnya yang juga dosen di UIN Jakarta.

Selain itu, ia juga mengatakan di era digital seperti saat ini, masyarakat juga perlu untuk dibantu peningkatan dalam literasi digitalnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat tak ‘asal’ dalam memberikan data atau informasi yang dibagikan di media sosial.

"Digital literasi semestinya harus dipahami oleh pengguna Facebook. Jangan seluruh data diserahkan ke Facebook," jelasnya.

Hal senada juga diutarakan oleh pengamat kejahatan siber, Gildas Lumy. Seperti yang dikutip dari Liputan6.com, ia menghimbau agar seluruh warganet teliti terutama membaca secara detail mengenai kebijakan layanan internet atau aplikasi yang digunakan. Cara ini mencegah masyarakat agar tidak hanya menjadi korban penyalahgunaan data, melainkan pula keluhan-keluhan yang dikhawatirkan terjadi di masa mendatang.

Di sisi lain, Gildas pun menyadari bahwa masih banyak orang yang malas membaca syarat layanan dan aplikasi yang mereka gunakan. Di luar kasus penyalahgunaan data, menurutnya, kemalasan tersebut pada akhirnya mengorbankan data-data penting. Gildas pun menyarankan masyarakat agar lebih peka pada segala informasi yang “diberikan” di internet.

"Jika kita setuju menyerahkan semuanya (setuju dengan persyaratan), kita tidak boleh keberatan," tutur Gildas dalam acara dikusi publik 'Skandal Facebook, Dampaknya bagi Kita', di kawasan Jakarta, Selasa (3/4).

(mdk/ega)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perkuat Literasi Keuangan, PNM Ajak Nasabah Lakukan 5 Hal Ini untuk Lindungi Data Pribadi
Perkuat Literasi Keuangan, PNM Ajak Nasabah Lakukan 5 Hal Ini untuk Lindungi Data Pribadi

Nasabah PNM Mekaar yang belum seluruhnya melek digital berpotensi menjadi korban penyalahgunaan data pribadi.

Baca Selengkapnya
Banyak yang Tak Sadar, Kebiasaan Ini Sering Buat Data Bocor dan Dipakai untuk Pinjol
Banyak yang Tak Sadar, Kebiasaan Ini Sering Buat Data Bocor dan Dipakai untuk Pinjol

Kecanggihan teknologi satu sisi memudahkan masyarakat, sisi lainnya dari kemudahan itu justru menciptakan celah kejahatan.

Baca Selengkapnya
Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu
Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu

Hoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024

YouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Utang Bank dan Pinjol Lunas Hanya dengan Unggah Nomor Rekening di Facebook
CEK FAKTA: Hoaks Utang Bank dan Pinjol Lunas Hanya dengan Unggah Nomor Rekening di Facebook

Beredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu 2024, Satpol PP dan Linmas Dibekali Literasi  Digital
Jelang Pemilu 2024, Satpol PP dan Linmas Dibekali Literasi Digital

Di tahun politik, semua pihak diajak untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi terutama melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
6 Juta Data NPWP Bocor, Ini yang Dilakukan Menkominfo
6 Juta Data NPWP Bocor, Ini yang Dilakukan Menkominfo

Budi Arie telah mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait kebocoran data 6 juta NPWP itu.

Baca Selengkapnya
34 Juta Data Paspor Orang Indonesia Diduga Bocor dan Dijual seharga Rp 150 Juta
34 Juta Data Paspor Orang Indonesia Diduga Bocor dan Dijual seharga Rp 150 Juta

Kominfo dan BSSN dituding lalai terkait hal ini. Berikut selengkapnya

Baca Selengkapnya
Data Pemilih Diduga Bocor, Mahfud MD: Saya Minta KPU Lebih Hati-hati Agar Tidak Mudah Dibobol
Data Pemilih Diduga Bocor, Mahfud MD: Saya Minta KPU Lebih Hati-hati Agar Tidak Mudah Dibobol

Mahfud menyampaikan, sebaiknya KPU sebagai penyelenggara pemilu, untuk bekerja lebih hati-hati lagi

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu

Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.

Baca Selengkapnya
Mafindo Temukan 2.000 Konten Hoaks di Medsos, Paling Banyak Isu Pemilu 2024
Mafindo Temukan 2.000 Konten Hoaks di Medsos, Paling Banyak Isu Pemilu 2024

Di sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.

Baca Selengkapnya