ICStar Hackathon 2024 Dorong Talenta Digital Lewat Kolaborasi Kampus dan Industri
Acara ini mengintegrasikan kolaborasi antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan level acara.
PT. Orbit Nasional Edukasi (ONE Indonesia) kembali menggelar ajang tahunan ICStar Hackathon 2024, sebuah ajang kompetitif inovasi digital yang menggabungkan pelatihan dan perekrutan, yang kali ini mengusung tema "Endless possibility, Limitless Creativity".
Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2020, acara ini telah diselenggarakan sebanyak empat kali dan terus berkembang menjadi lebih besar. Acara ini mengintegrasikan kolaborasi antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan level acara.
Tahun ini, acara diselenggarakan di Universitas Trisakti, Jakarta, pada Senin (25/11). Kompetisi ini bertujuan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mendapatkan pengalaman langsung di bidang teknologi informasi yang terintegrasi dengan kebutuhan industri. Arifa Tan, selaku Founder ONE Indonesia, menegaskan pentingnya kolaborasi antara universitas, industri, dan pemerintah dalam mempersiapkan talenta digital masa depan.
“Kerjasama universitas, industri, dan pemerintah sangat penting. Dalam 34 tahun perkembangan teknologi, banyak perusahaan berpacu dengan kemajuan teknologi, tetapi tidak mendidik talenta digitalnya. Saya berharap acara ini dapat mempersiapkan lebih banyak talenta digital,” katanya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ICStar Hackathon 2024 kali ini melibatkan lebih banyak kementerian dan industri dalam pelaksanaannya. Selain itu, kompetisi tahun ini digelar di kampus, bukan di mall seperti sebelumnya.
“Kami ingin acara ini lebih terasa sebagai milik kampus, karena pesertanya adalah mahasiswa. Mudah-mudahan penyelenggaraan ini kita bisa buat lebih sejalan antara industri dan kampus,” ujar Arifa pada awak media.
Salah satu yang menarik dari ICStar Hackathon ini adalah menyoroti bahwa digital talent tidak selalu berasal dari bidang IT dan digital tidak selalu berarti IT.
“Banyak yang mengira talenta digital itu hanya orang IT, padahal tidak. Pada tahun pertama penyelenggaraan, pemenangnya bukan orang IT, malah dari teknik sipil,” jelas Arifa.
Ia juga menyoroti bahwa banyak profesional IT justru masih ada yang tidak memiliki keterampilan digital yang memadai.
“Waktu kita tes beberapa perusahaan, waktu kita ukur digital level mereka malah banyak orang IT yang tidak digital sama sekali. Malah banyak orang yang bukan IT, digitalnya luar biasa,” katanya.
Antusiasme mahasiswa terhadap ICStar Hackathon juga semakin meningkat. Tahun ini, jumlah peserta yang mendaftar meningkat menjadi 1.700 peserta. Dari begitu banyak peserta, hanya 86 peserta yang berhasil lolos dan melangkah lebih jauh dalam kompetisi ini. Sebanyak 28 tim dari berbagai universitas di Indonesia dan luar negeri kini siap menghadapi tantangan berikutnya.
Arifa berharap kompetisi ini bisa mendidik lebih banyak talenta digital yang siap menghadapi tantangan industri di masa depan.
“Digital talent tuh bukan cuma IT. Digital talent tuh everybody. Jadi kita harus samakan persepsinya dulu," tutup Arifa.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia