Jelang MEA, sumber daya manusia Indonesia di sektor TI belum siap
Merdeka.com - Akhir tahun 2015 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan segera berlangsung. Pertarungan skill individu di era itu, akan semakin ketat mengingat semua sumber daya manusia dari negeri lain bisa berbondong-bondong masuk ke negara yang dianggap punya pasar besar, termasuk Indonesia. Tak mustahil hal itu akan terjadi. Salah satunya adalah sumber daya manusia dari sisi teknologi informasi (TI).
Lalu, bagaimana dengan kesiapan sumber daya manusia Indonesia sendiri menjelang MEA di akhir tahun ini?
Daniel Tumiwa, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA), mengatakan, sejatinya sumber daya manusia yang dimiliki oleh negeri ini untuk sektor TI sudah cukup banyak. Namun sayangnya, untuk level middle dan middle up manajemen masih sangat kurang. Sehingga, proses komunikasi yang notabene juga sebagai strategi perusahaan, cukup terkendala di tataran tersebut.
-
Bagaimana cara mengatasi kekurangan talenta digital di Indonesia? Untuk mencapai jumlah itu dibutuhkan kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi yang melibatkan lima unsur yaitu: Akademisi, Bisnis, Masyarakat, Pemerintah, Media.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Kenapa teknologi informasi penting? Teknologi informasi adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi secara digital.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
"Tenaga banyak. Middle dan middle up management yang kurang. Jadi kurang strategi dan arahan di level atas. Jumlah orang yang bisa mengarahkan maksudnya," katanya saat dihubungi Merdeka.com melalui pesan singkat, Senin (5/10).
Daniel pun menilai, persoalan sumber daya manusia di sektor TI ini, tak hanya berhenti di situ saja. Melainkan, dari sisi mental tenaga baru nya juga yang bekerja bukan untuk mencari inovasi bagi perusahaan tetapi sekadar mencari penghasilan. Hal itulah yang menurut pria berkacamata ini, Indonesia tak bisa unggul dalam sisi sumber daya manusia untuk skala besar.
"Sementara mental dari tenaga baru bukan untuk berinnovasi tapi untuk mencari nafkah. So, motivasinya berbeda. Sehingga kita tidak akan bisa unggul dalam skala besar. Hanya ada percikan-percikan sesekali," ungkap Daniel yang juga bos OLX Indonesia.
Bahkan dia menilai tidak ada kemungkinan negeri ini bisa unggul dari sisi sumber daya manusianya.
"Nggak. Sudah tertinggal. Perlu penataan ulang mindset. Ya revolusi mental itu lah," tuturnya.
Pendapat Daniel tersebut, berbeda dengan anggapan dari CEO Sribu.com, Ryan Gondokusumo. Menurutnya, di tataran sumber daya manusia sudah semakin solid, hanya di tingkat bawah yang masih perlu perbaikan.
"Yang sudah solid itu menengah ke atas, tapi di level bawah masih perlu banyak perbaikan," ujarnya.
Namun, secara umum, kata dia, sumber daya manusia di sektor TI sudah siap untuk menyambut MEA di akhir 2015.
"Menurut saya menjelang MEA, SDM IT di Indonesia sudah lebih solid dan lebih siap daripada tahun lalu. Ditambah lagi Kadin telah menyiapkan tiga program dalam rangka menghadapi MEA 2015 yang juga mendukung MP3EI: 1) Identifkasi kebutuhan tenaga kerja profesional/terampil untuk mendukung 22 kegiatan ekonomi 2) Memfasilitasi pengembangan standar kompetensi dan pembentukan lembaga sertifikasi profesi (LSP) serta 3) Pengembangan Kadin Training Center (KTC)," jelasnya.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong transisi energi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSPBE menjadi faktor penting untuk mendukung operasional keseharian pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan, untuk mewujudkan visi Indonesia emas, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kekuatan pertama.
Baca SelengkapnyaSaat ini megatren ketenagakerjaan dipengaruhi beberapa hal antara lain globalisasi dan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing
Baca SelengkapnyaKesenjangan pengguna dan kecakapan digital masih terjadi gap yang cukup jauh.
Baca SelengkapnyaAngka itu didapat dari hasil survei yang dilakukan Kementerian Kominfo.
Baca SelengkapnyaMenaker mengapresiasi para Pekerja Migran Indonesia di Singapura yang mengisi hari liburnya dengan kegiatan positif.
Baca SelengkapnyaSayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
Baca SelengkapnyaPerkembangan zaman menuntut perusahaan harus cepat beradaptasi, termasuk para karyawannya.
Baca Selengkapnya