Kantongi Dukungan Pemerintah, PANDI Lanjutkan Pendaftaran Domain Aksara Jawa ke ICANN
Merdeka.com - Rencana Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mendaftarkan nama domain beraksara Jawa (hanacaraka) ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) mendapat dukungan pemerintah RI.
Dukungan tersebut ditunjukkan lewat surat kepada PANDI oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Selain itu, dukungan penuh juga didapat dari beberapa komunitas pegiat aksara.
Beberapa kementerian juga menyatakan akan memberikan surat dukungannya, seperti Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
-
Bagaimana PANDI Meeting memperkuat internet Indonesia? Hasil dari IBD akan dikristalisasi menjadi masukan bagi pemerintah terkait kebijakan data, infrastruktur, teknologi, keamanan, dan mencakup pula pembahasan hangat terkait hilirisasi digital.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Siapa yang terima bantuan internet? Penerima bantuan terutama para pelaku UMKM di daerah yang jauh dari perkotaan dan masih kesulitan akses Internet.
-
Siapa Bapak Persandian Republik Indonesia? Mayjen TNI (Purn) dr. Roebiono Kertopati lahir pada 11 Maret 1914 di Ciamis, Jawa Barat dan wafaf di usia 70 tahun pada 23 Juni 1984.
-
Siapa yang memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi? Sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia digunakan oleh semua lapisan masyarakat, dari Sabang hingga Merauke.
-
Siapa yang membentuk Pantarlih? Pantarlih adalah badan Adhoc yang dibentuk oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam Pilkada.
Sementara daftar komunitas yang mendukung, antara lain Aksara Jawa Sega Jabung, Panjebar Semangat, Tembi Rumah Budaya dan Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Indramayu. Kemudian ada juga dukungan dari Fakultas Ilmu Budaya UGM dan masih ditunggu dukungannya dari Pemerintah Provinsi, Dinas Sosial, dan Dinas Kebudayaan Yogyakarta.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan, karena hal ini memang diperlukan sebagai syarat. Surat dukungan ini menyatakan bahwa benar aksara Jawa (hanacaraka) adalah bagian dari bahasa daerah di Indonesia dan masih banyak digunakan oleh masyarakat hingga saat ini,” ujar Yudho Giri Sucahyo, Ketua PANDI, dalam keterangan persnya, Senin petang (18/5).
Menurut Yudho, surat dukungan yang diperolehnya akan memudahkan proses pendaftaran domain aksara Jawa ke ICANN. Di sisi lain kegiatan ini juga untuk melestarikan budaya bahasa asli Indonesia dan menjadikannya Internazionalize Domain Name (IDN) pertama di Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki keberagaman budaya, sehingga aksara lain juga akan diperjuangkan untuk dibuat IDN-nya.
“Yang akan menyusul setelah hanacaraka selesai adalah aksara Sunda, Bali, Batak, Bugis, Makassar, dan Rejang. Paling tidak karena aksara-aksara tersebut sudah terdaftar dalam standar Unicode,” pungkas Yudho.
Mohamad Shidiq Purnama, Chief Registry Operator (CRO) PANDI, menambahkan pada pertengahan Juni nanti PANDI akan melakukan submit form program Fast Track ICANN untuk IDN. Setelah itu, tinggal menunggu prosesnya yang makan waktu sekitar 8 pekan atau awal September dari ICANN.
“Dari sisi teknis, PANDI sudah siapkan sistem dan aplikasi dengan menggunakan infrastruktur yang dimiliki PANDI saat ini,” terang Shidiq.
Dengan ada lampu hijau dari pemerintah, Shidiq berharap proses approval akan berjalan lancar, sehingga domain hanacaraka bisa segera diluncurkan bersamaan dengan Kongres Aksara Jawa pada Oktober 2020.
“Semoga sebelum acara kongres Aksara Jawa Oktober nanti, pendaftaran Nama Domain Hanacaraka sudah di approve sehingga kita bisa merayakan keberhasilan ini bersama dengan pemerintah dan komunitas,” pungkas Shidiq.
Sebagai informasi, ekstensi nama domain hanacaraka yang akan diluncurkan adalah kata yang memilik pengertian sama dengan .ina (.ꦇꦤ) yang akan diikuti oleh nama domain aksara lainnya.
Kompetisi Website Berkonten Aksara Jawa Dibanjiri Peserta
©2020 Merdeka.com
Terkait kompetisi membuat website dengan konten beraksara Jawa oleh PANDI, ternyata mendapat respons positif dengan jumlah peserta yang tinggi.
Arif Budiarto, panitia kompetisi, menjelaskan panitia mencatat ada sekitar 120 peserta yang mendaftar. "Mereka sedang membuat konten-konten menarik dengan bahasa Jawa yang akan dinilai dan diundang dalam kongres hanacaraka pada Oktober tahun ini,” jelas Arif dari Komunitas Sega Jabung.
Arif menambahkan ada beberapa nama domain yang telah didaftarkan oleh para peserta dan website-nya yang dibuat oleh para peserta, antara lain http://ꦤꦮꦏ꧀ꦱꦫ.id, http://ꦱꦼꦒꦗꦧꦸꦁ.id, dan http://ꦗꦒꦢ꧀ꦗꦮ.id. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PANDI berkomitmen bekerja sama dengan pengelola domain internet negara di Asia Pasifik di APTLD 84 Seoul, Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaPANDI dan Kadin Indonesia bekerja sama dalam pemanfaatan domain .id di lingkungan dunia usaha.
Baca SelengkapnyaDomain .com kali ini harus mengakui kekalahannya dengan .ID. Domain asli milik Indonesia ini jumlah melejit menyalip pangsa pasar .com.
Baca SelengkapnyaPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sebagai registri nama domain tingkat tinggi Indonesia (.id), berikan harga spesial domain .id pada akhir tahun.
Baca SelengkapnyaDari angka 1 juta itu, terdapat 5 domain yang menjadi favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaBertujuan demi memperkuat ekosistem internet di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) gelar DomainFest .id 2023. Festival digelar hingga hari ini, Sabtu (2/9).
Baca SelengkapnyaPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bikin acara DomainFest .id 2023.
Baca SelengkapnyaPANDI siapkan aplikasi untuk tangkal konten judi online di domain .id.
Baca SelengkapnyaSaat ini baru sedikit pengelola situs internet di Indonesia yang menggunakan domain .id.
Baca SelengkapnyaLangkah itu bisa dilakukan melalui platform Indonesia Domain Abuse Data Exchange (IDADX).
Baca SelengkapnyaBerikut hasil riset yang dilakukan PANDI terkait awareness masyarakat terhadap domain ID.
Baca Selengkapnya