Manfaat Kucing Bagi Kesehatan Menurut Sains
Pencinta kucing tidak hanya dapat manfaat kesehatan mental saat memelihara kucing, tetapi juga kesehatan fisik. Berikut ini alasannya:
Kucing sering dianggap sebagai hewan peliharaan yang memberikan ketenangan. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa kafe kucing, tempat di mana orang bisa bermain dan berinteraksi dengan kucing sambil menikmati minuman, sangat diminati di berbagai lokasi. Namun, daya tarik kucing tidak hanya terletak pada penampilannya yang menggemaskan; mereka juga memberikan manfaat kesehatan bagi manusia, terutama bagi pemiliknya.
Menurut laporan dari Medical News Today pada Jumat (11/10), memiliki kucing dapat menurunkan risiko serangan jantung hingga hampir 30 persen. Penemuan ini berasal dari penelitian yang dilakukan selama 10 tahun terhadap lebih dari 4.000 orang di Amerika Serikat oleh para peneliti dari Institut Stroke Universitas Minnesota di Minneapolis.
-
Apa saja manfaat kucing sebagai peliharaan? Memiliki hewan peliharaan merupakan cara yang baik untuk menemani keseharian kita. Baik kucing, anjing, atau hewan lainnya, hewan peliharaan memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang kerap tidak disadari pada tubuh kita.
-
Kenapa kucing bisa bikin jantung sehat? Tak disangka ternyata memelihara kucing membuat jantung jadi lebih sehat. Karena dengan memelihara kucing akan menurunkan tingkat stres dan menurunkan kecemasan dalam hidup. Saat mengelus bulu kucing yang halus juga memiliki efek menenangkan yang positif.
-
Bagaimana kucing menjadi hewan peliharaan? Kucing domestik yang pertama kali muncul kemungkinan merupakan hewan yang suka mengambil keuntungan, dengan mendekat pada manusia karena dapat dengan mudah mendapat makanan.
-
Siapa yang meneliti kucing? Pada tahun 1954, penelitian menarik dilakukan dengan menempatkan kucing dalam labirin besar.
-
Apa manfaat vaksin untuk kucing? Pemberian vaksin atau zat yang mengandung antigen untuk merangsang sistem kekebalan tubuh kucing agar dapat melawan penyakit tertentu.
-
Apa arti kata kucing? Kucing adalah ungkapan rasa cinta
Dr. Adnan Qureshi, Direktur Eksekutif institut tersebut dan penulis senior penelitian ini, menyatakan bahwa selama bertahun-tahun, telah diketahui adanya hubungan antara stres psikologis dan kecemasan dengan kejadian kardiovaskular, terutama serangan jantung.
Qureshi juga menambahkan bahwa memiliki hewan peliharaan dapat membantu mengurangi stres. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa interaksi dengan hewan peliharaan berhubungan dengan manfaat bagi kesehatan jantung. Namun, ada sebagian orang yang skeptis terhadap hasil penelitian ini, berpendapat bahwa temuan tersebut tidak membuktikan adanya hubungan sebab-akibat, melainkan hanya menunjukkan hubungan antara kepemilikan kucing dengan risiko serangan jantung yang lebih rendah.
Qureshi mengakui hal ini, seperti yang dilaporkan oleh Medical News Today yang mengutip ABC News. Dia menjelaskan bahwa hubungan antara memiliki kucing dan risiko serangan jantung yang lebih rendah mungkin disebabkan oleh kepribadian dan gaya hidup pemilik kucing, bukan semata-mata karena mereka memelihara kucing.
"Pemilik kucing mungkin memiliki kepribadian yang lebih tenang atau kurang terpengaruh oleh stres," jelas Qureshi.
Meskipun ada perdebatan mengenai hal ini, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kucing memiliki manfaat kesehatan yang signifikan bagi anak-anak.
Penelitian Lain
Sebuah penelitian lain menunjukkan bahwa bayi yang dibesarkan bersama hewan peliharaan berbulu, seperti kucing, cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap alergi dan obesitas. Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh keberadaan dua jenis bakteri usus, yaitu Ruminococcus dan Oscillospira, yang lebih banyak ditemukan pada bayi yang terpapar hewan tersebut, dan keduanya tampaknya memberikan perlindungan.
Ruminococcus dapat menurunkan kemungkinan alergi pada anak, sedangkan Oscillospira terkait dengan penurunan risiko obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang berinteraksi dengan hewan berbulu sebelum dan sesudah lahir memiliki jumlah Ruminococcus dan Oscillospira di usus mereka yang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Selain itu, paparan awal terhadap kucing juga berhubungan dengan risiko asma yang lebih rendah, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology.
Para penulis studi ini meyakini bahwa interaksi dengan kucing membantu penyerapan sejenis asam sialat pada anak-anak, yang secara alami tidak ada dalam tubuh manusia, tetapi tampaknya dapat mengatur respons inflamasi.