Mengapa Penguin Tidak Bisa Terbang? Ini Penjelasan Menurut Sains
Selain tidak dapat terbang, bulu penguin memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan burung lainnya.
Penguin merupakan salah satu jenis burung yang paling menarik karena tidak memiliki kemampuan untuk terbang. Meskipun pinguin memiliki sayap dan tubuh yang kecil seperti burung lainnya, spesies ini tidak dapat terbang.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sayap penguin telah berevolusi untuk tujuan berenang, bukan untuk terbang seperti burung pada umumnya.
-
Kenapa burung unta tidak bisa terbang? Adanya Evolusi Pada Burung Para peneliti mengungkapkan bahwa adanya perubahan evolusi yang besar pada burung karena perubahan DNA yang mengatur gen menghasilkan burung kehilangan kemampuan terbangnya.
-
Bagaimana penguin meluncur dengan cepat? Penguin hobi meluncur menggunakan perutnya, dan dibantu kakinya. Penguin bisa meluncur cepat saat melakukan perjalanan jauh.
-
Ikan apa yang tidak bisa berenang? Saat mendengar pertanyaan mengenai ikan apa yang tidak bisa berenang, Anda pasti tidak akan menyangka bahwa pertanyaan tersebut benar-benar ada jawabannya.
-
Mengapa burung dara Galapagos tidak bisa terbang? Sebagai salah satu hewan endemik langka di kepulauan ini, Burung Dara telah berevolusi dalam isolasi tanpa adanya gangguan dari predator alami.
-
Dimana penguin biasanya hidup? Genera spesies ini mendiami negara-negara di belahan bumi Selatan dan Amerika Selatan.
-
Kenapa Paus punggung patah kesulitan berenang? Kesulitan berenang dapat terjadi, membatasi kemampuan paus untuk bermigrasi, mencari makan, dan melaksanakan aktivitas dasar lainnya.
Sebagai perenang ulung, penguin menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air, bahkan beberapa spesies dapat menghabiskan hingga 75 persen dari hidup mereka di lingkungan tersebut.
Diperkirakan bahwa seiring dengan peningkatan kemampuan berenang, penguin secara bertahap kehilangan kemampuan terbang mereka. Sayap penguin juga telah beradaptasi untuk mendukung kehidupan mereka di dalam air. Selain tidak bisa terbang, bulu penguin memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan burung lainnya.
Bulu-bulu penguin lebih pendek, lebar, dan tersusun rapat, sehingga memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap dinginnya air. Struktur fisik penguin juga berkontribusi pada ketidakmampuan mereka untuk terbang.
Tubuh penguin lebih berat jika dibandingkan dengan burung yang dapat terbang. Tulang-tulang penguin lebih padat dan berat, yang memungkinkan mereka untuk tenggelam dan berenang dengan lebih efisien.
Terbang memerlukan banyak energi, sehingga penguin telah mengalihkan fokus metabolisme mereka untuk berenang. Meskipun tidak dapat terbang, penguin sangat efisien dalam berenang dan mampu mencapai kecepatan hingga 36 km/jam di dalam air. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk berburu ikan dan sumber makanan lainnya dengan lebih efektif.
Perkembangan Penguin
Evolusi penguin berawal dari nenek moyang burung laut. Para ahli menganggap bahwa proses evolusi penguin merupakan salah satu keajaiban dalam dunia hewan yang sangat menakjubkan. Gen penguin diperkirakan ada lebih dari 60 juta tahun yang lalu.
Penguin tertua yang diketahui adalah Waimanu Manneringi, yang berasal dari Selandia Baru dan muncul sekitar 61 juta tahun lalu, tepatnya 5 juta tahun setelah peristiwa kepunahan massal yang mengakhiri era dinosaurus. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan sejumlah gen yang berperan penting dalam adaptasi penguin, termasuk dalam hal penglihatan di bawah air, kemampuan menyelam dalam waktu lama, pengaturan suhu tubuh, serta diet dan ukuran tubuh.
Dalam kajian ini, para peneliti juga berhasil mengurutkan genom dari 20 spesies dan subspesies penguin yang masih ada. Menariknya, lebih dari tiga perempat spesies penguin yang pernah ada kini telah punah, dan dalam analisis ini, mereka juga menggunakan data kerangka dari 50 spesies fosil nenek moyang penguin.
Menurut peneliti, penguin berevolusi dari nenek moyang yang sama dengan sekelompok burung laut, termasuk elang laut dan petrel. Sebagian besar penguin saat ini dapat ditemukan di belahan bumi selatan, seperti spesies penguin Adelie yang menghuni garis pantai Antartika. Sementara itu, penguin Galapagos adalah satu-satunya spesies penguin yang hidup di utara khatulistiwa.
Penelitian ini juga menunjukkan adanya mutasi gen yang mengubah kemampuan penglihatan penguin. Cahaya biru dapat menembus lebih dalam ke dalam laut dibandingkan cahaya merah, sehingga sifat ini membantu penguin untuk melihat dengan lebih baik dalam kondisi cahaya rendah dan memberikan mereka penglihatan yang tajam saat berada di bawah air.
Selain itu, terdapat gen aktif yang membantu penguin dalam mendeteksi rasa asin dan asam. Namun, gen yang berfungsi untuk mendeteksi rasa pahit, manis, dan gurih tidak lagi aktif.
Studi ini menduga bahwa gen-gen tersebut mungkin tidak lagi diperlukan karena penguin biasanya berburu di air dingin dan asin dengan cara menelan ikan, udang, dan cumi-cumi secara utuh. Dari segi ukuran tubuh, penguin di masa lalu jauh lebih besar dibandingkan dengan spesies yang ada saat ini.