Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat E-commerce soal Predatory Pricing: Industrinya Semakin Kusut

Pengamat E-commerce soal Predatory Pricing: Industrinya Semakin Kusut Ilustrasi e-commerce. ©Pixabay

Merdeka.com - Pengamat E-commerce, Ignatius Untung mengatakan, persoalan predatory pricing pada dasarnya menjadi concernnya ketika menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA). Waktu itu, ia pernah menyampaikan kepada beberapa menteri terkait hal ini.

"Namun karena dampaknya belum terlihat dan yang sudah terlihat adalah peningkatan volume transaksi maka pemerintah tampak tidak bergeming," ungkap Untung kepada Merdeka.com melalui pesan singkat, Jumat (5/3).

Dihadapan beberapa menteri itu, ia menjelaskan sisi promo cashback atau potongan harga terlihat menguntungkan secara ekonomi. Sebab, secara instan akan mengakselerasi adopsi produk ekonomi digital namun cenderung akan menjadi jebakan yang sulit untuk dipecahkan.

Orang lain juga bertanya?

"Maka industrinya jadi tidak sehat. Pemain lain yang mau ikut kebagian pangsa pasar mau tidak mau jadi harus ikut melakukan hal yang sama dan bahkan lebih besar lagi. Ini terus berbalas tidak ada habisnya. Akhirnya yang diuntungkan adalah platform dengan kekuatan modal yang besar. Akhirnya industrinya menjadi industri kapitalis," jelasnya.

Ia melanjutkan, predatory pricing dan berbagai bentuk promo potongan harga akan menyeret market menjadi semakin price sensitive market. Konsumen cenderung mencari yang lebih murah dan kurang menghargai kualitas.

"Di sisi lain produsen dengan minimnya margin akan kekurangan biaya untuk pengembangan produk. Akhirnya produk yang akan diciptakan lebih berorientasi pada murah ketimbang berkualitas. Persaingan model ini juga jadi berbahaya ketika pasar dikuasai oleh pemain yang paling punya modal besar untuk dibakar. Ini akan terus dipertahankan hingga akhirnya semua pemain tumbang. Akhirnya ketika pasar dikangkangi sendiri maka terjadi monopoli, dan pemain ini bebas menentukan harga. Termasuk harga yang tidak masuk akal," terang dia.

Dibiarkan Atas Nama Pertumbuhan

Menurut Untung, jika hal ini terlalu lama dibiarkan, maka konsumen, industri, dan pemerintah yang akan menanggung kerugiannya.

"Kalau sudah terlanjur begini jadi serba salah. Karena kalau misalnya platform dilarang memberikan potongan harga berlebih. Maka akan jadi entry barrier untuk pemain baru. Sementara pemain yang sudah keburu punya traction sudah dapat hasilnya. Yang baru mau masuk nggak bisa accelerate," jelas dia.

Solusinya, kata untung, adalah membuat aturan pemberian potongan harga dengan batasan waktu beberapa tahun sejak mulai beroperasi. Ketika periode tersebut sudah lewat maka tidak boleh lagi melakukan potongan harga yang terlalu kompetitif.

"Dengan begitu semua pemain punya kesempatan yang sama untuk masuk ke pasar dan mendorong pertumbuhannya. Dibatasinya bisa di periode pemberian atau bisa juga di nilai total investasi yg digunakan untuk memberikan potongan harga," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menegaskan, pemerintah akan mewujudkan perdagangan yang adil dan bermanfaat di Indonesia. Salah satunya dengan mengatur ketentuan "bakar uang" di layanan e-commerce.

Dia menjelaskan, pemerintah tidak ingin diskon di platform e-commerce merusak harga di pasar, sehingga merusak persaingan dan merugikan para pelaku usaha. Jangan sampai diskon menjadi alasan, padahal sebenarnya yang dilakukan adalah predatory pricing. (mdk/faz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Aturan Kemendag, E-Commerce Tak Boleh Jual Barang dengan Harga Murah
Ada Aturan Kemendag, E-Commerce Tak Boleh Jual Barang dengan Harga Murah

Dalam Pasal 13 ayat 1 Permendag 31, e-commerce harus memberikan kesempatan berusaha yang sama bagi Pedagang (Merchant).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Wanti-Wanti E-Commerce China Jadi Predator Harga, Bisa Bunuh UMKM Indonesia
Pemerintah Wanti-Wanti E-Commerce China Jadi Predator Harga, Bisa Bunuh UMKM Indonesia

Predatory pricing merupakan praktik penetapan harga di bawah biaya produksi.

Baca Selengkapnya
TikTok Ingin Gabung Tokopedia, Teten: Jangan Ada Lagi Praktik Predatory Pricing!
TikTok Ingin Gabung Tokopedia, Teten: Jangan Ada Lagi Praktik Predatory Pricing!

Praktik perang harga murah (predatory pricing) akan memberikan dampak negatif kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Baca Selengkapnya
90 Persen Barang di E-Commerce Produk Impor, Jokowi: Baju Cuma Dijual Rp5.000
90 Persen Barang di E-Commerce Produk Impor, Jokowi: Baju Cuma Dijual Rp5.000

Jokowi meminta masyarakat sadar masalah ini berbahaya.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Biang Kerok Sepinya Pasar Tanah Abang
Ternyata Ini Biang Kerok Sepinya Pasar Tanah Abang

Sepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya
Siap-siap, TikTok Harus Kantongi 2 Izin sebagai Media Sosial dan e-Commerce
Siap-siap, TikTok Harus Kantongi 2 Izin sebagai Media Sosial dan e-Commerce

Menteri Perdagangan Zukifli Hasan berencana membedakan aturan antara e-commerce dan media sosial.

Baca Selengkapnya
Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur
Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur

Zulkifli Hasan menganggap barang impor ilegal seperti kuman yang selalu muncul.

Baca Selengkapnya
Aturan Belanja Online Direvisi, Menteri Teten Usul Ada Larangan Praktik 'Predator Pricing'
Aturan Belanja Online Direvisi, Menteri Teten Usul Ada Larangan Praktik 'Predator Pricing'

Teten bilang Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan usulan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Baca Selengkapnya
Muncul Kekhawatiran Perang Harga Starlink dengan Internet Lokal, Begini Jawaban Menkominfo
Muncul Kekhawatiran Perang Harga Starlink dengan Internet Lokal, Begini Jawaban Menkominfo

Kekhawatiran muncul manakala Starlink melakukan perang harga dengan perusahaan internet lokal.

Baca Selengkapnya
Omzset Sempat Turun 30 Persen, Pengusaha UMKM Senang TikTok Shop Diatur Pemerintah
Omzset Sempat Turun 30 Persen, Pengusaha UMKM Senang TikTok Shop Diatur Pemerintah

Arie bercerita selama ini keberadaan Tiktok Shop telah menganggu usahanya. Sebab, selama lima tahun dia berjualan di daring dan berbagai platform e-commerce.

Baca Selengkapnya
Sadiaga Tolak TikTok Shop Ditutup, Menteri Teten: 80 Persen UMKM hanya Reseller Produk Impor
Sadiaga Tolak TikTok Shop Ditutup, Menteri Teten: 80 Persen UMKM hanya Reseller Produk Impor

Pelaku UMKM yang berdagang di TikTok Shop mayoritas hanyalah pengecer (reseller) dari barang yang diproduksi dari China.

Baca Selengkapnya
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia

TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya