Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
Akademisi yang juga Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo menilai, Tiktok punya ambisi yang besar untuk menguasai pasar belanja daring di Indonesia.
Menurutnya, rencana TikTok menggandeng Tokopedia untuk merambah e-commerce bakal menjadi kekuatan baru yang amat dahsyat.
"Dengan adanya merger dua korporasi tersebut, pada akhirnya e-commerce memang akan dikendalikan oleh entitas yang memiliki kekuatan dalam menguasai basis pelanggan dengan sumber daya produktif," kata Hargo, Senin (4/12).
Merdeka.com
Untuk itu, perlu diwaspadai adanya satu konglomerasi perusahaan teknologi yang melakukan ekspolitasi pasar.
Mengingat, pengguna TikTok yang memiliki ratusan juta akun, ditambah Tokopedia memiliki portofolio bisnis di sektor retail, maka PR pemerintah selanjutnya adalah tertuju bagi KPPU.
"Bisa dibayangkan, kombinasi yang dahsyat sekaligus menjadi tantangan besar bagi KPPU dalam memantau persaingan usaha. Untuk menghindari terjadinya eksploitasi akibat penguasaan pasar di platform e-commerce, maka layak dipikirkan kembali pola hubungan antara pemilik platform (TikTok-Tokopedia) dan para mitra penyedia content," imbuhnya.
Merdeka.com
"Pola plasma-inti (seperti lazimnya di bisnis agro) atau pola kemitraan bertingkat (tier) seperti yang berlaku di industri komponen otomotif, bisa dipikirkan implementasinya di marketplace. Dengan cara ini, minimal akan mereduksi potensi eksploitasi pasar akibat posisi persaingannya di ranah e-commerce," sambung Hargo.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengaku telah bertemu Tokopedia. Hal ini menyusul kabar TikTok akan bergabung dengan PT Goto Gojek Tokopedia.
"Kemarin saya bertemu dengan Tokopedia, saya sampaikan kepentingan pemerintah jangan sampai ada lagi praktik predatory pricing," ujar Teten saat ditemui di Jakarta Convention Center, Selasa (28/11).
Menurutnya, praktik perang harga murah (predatory pricing) akan memberikan dampak negatif kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Teten berharap para e-commerce di Indonesia harus saling menghormati pengembangan ekonomi nasional yang saat ini tengah dilakukan pemerintah.
"Mereka harus respek terhadap perkembangan ekonomi nasional. Yang kita ingin di digital ekonomi menerapman model bisnis yang sustain," imbuh dia.