Mendag Zulhas Beri Lampu Hijau Tiktok Gabung Tokopedia
TikTok dikabarkan akan bekerja sama dengan Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
TikTok dikabarkan akan bekerja sama dengan Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Mendag Zulhas Beri Lampu Hijau Tiktok Gabung Tokopedia
Mendag Zulhas Beri Lampu Hijau Tiktok Gabung Tokopedia
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku tak mempermasalahkan jika TikTok ingin bekerja sama dengan Tokopedia. Meski tidak melarang perusahaan luar untuk bergabung ke perusahaan lokal, namun dia mengingatkan agar perusahaan asing harus menaati peraturan yang sudah diatur bersama.
"Kalau kerja sama kan boleh saja. Jadi kita tidak melarang tapi mita mengatur dan menata, siapapun yang memenuhi aturan ketentuan yang sudah kita atur bersama silahkan saja," ujar Zulhas kepada media saat ditemui di Hotel The St Regis, Jakarta, Rabu (6/12).
Alih-alih menggabungkan antar kedua perusahaan, Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengakui dirinya tidak menerima izin baru atas TikTok yang ingin membuka e-commerce baru di Indonesia.
"Izin baru? Kalau izin baru tidak ada ngurus izin baru (TikTok) kerja sama kan bisa. Misalnya lokal boleh," ungkap Zulhas.
Sebagai informasi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku belum mendapatkan pemberitahuan terkait bergabungnya TikTok dengan Tokopedia agar dapat menghidupkan lagi TikTok Shop.
"Saya belum dapat suratnya. Belum ada pemberitahuan," kata Zulhas kepada wartawan di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (29/11).
Dia pun tidak mempermasalahkan jika TikTok Shop buka kembali. Asalkan, UMKM Indonesia bisa mempromosikan barang seluas-luasnya bahkan sampai ekspor.
"Kita tidak anti asing ya. Diatur, yang penting ditata harus bisa mendukung UMKM kita agar bisa memperluas pasarnya bahkan sampai ke internasional, ekspor," ujar Zulhas.
Merdeka.com
Rencana ini pun mendapatkan berbagai respon dari berbagai pihak yang khawatir kerja sama ini bisa menimbulkan monopoli pasar hingga penguasaan data di Indonesia.
Salah satunya Wakil Ketua Komisi VI DPR, Martin Manurung yang mengingatkan jangan sampai ada dominasi pasar di berbagai sektor bisnis dikuasai oleh satu konglomerasi.
"GOTO merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki berbagai lini bisnis, termasuk e-commerce, transportasi, dan keuangan. Dominasi pasar GOTO memang perlu diwaspadai," kata Martin saat dihubungi.
Menurut Martin, rencana bisnis itu perlu mendapat perhatian semua pihak, khususnya pemerintah.
Jangan sampai ada monopoli usaha, seperti kekhawatiran pemerintah terhadap keberadaan Tiktok Shop sebelumnya yang ditutup karena dianggap merugikan UMKM hingga mematikan produk lokal.
"Jika GOTO tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan risiko monopoli dan persaingan tidak sehat di pasar. KPPU perlu melakukan pengawasan terhadap dominasi pasar GOTO. KPPU harus memastikan bahwa GOTO tidak menggunakan posisinya untuk melakukan praktik-praktik yang merugikan konsumen dan pelaku usaha lokal," sambungnya.
Merdeka.com