Terancam Punah, Pendaftaran Aksara Jawa ke Lembaga Internet Dunia Kandas
Merdeka.com - Permohonan Internationalize Domain Name (IDN) untuk aksara Jawa oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) ke lembaga internet dunia, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), pada Juli lalu, akhirnya kandas. Hal ini berdasarkan jawaban yang diterima PANDI dari ICANN melalui surat eletronik baru-baru ini.
Yudho Giri Sucahyo, Ketua PANDI, menjelaskan surat balasan ICANN menyebutkan bahwa seluruh data yang di-submit oleh PANDI selesai dievaluasi. Hasil evaluasinya, untuk sementara proses IDN aksara Jawa dikembalikan kepada PANDI disertai dengan beberapa alasan.
"Alasan pertama, bahasa Jawa belum masuk sebagai bahasa administratif Indonesia di ISO 3166-1. Kedua, ICANN melihat bahwa belum cukup bukti bahwa aksara Jawa lazim digunakan oleh seluruh atau sebagian masyarakat Indonesia dan ketiga status aksara Jawa di UNICODE masih kategori ‘Limited Use Script’," ujar Yudho dalam keterangan resminya, Senin (21/12).
-
Bagaimana PANDI Meeting memperkuat internet Indonesia? Hasil dari IBD akan dikristalisasi menjadi masukan bagi pemerintah terkait kebijakan data, infrastruktur, teknologi, keamanan, dan mencakup pula pembahasan hangat terkait hilirisasi digital.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa IKN dipindahkan? "Kita harus berani memulainya, Jakarta sendiri sudah sangat padat, sangat macet," kata Jokowi.
-
Bagaimana IDI dibentuk? Sampai akhirnya pada 22-25 September 1950 Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) pun digelar di kawasan Deca Park dan akhirnya diresmikan pada bulan Oktober.
-
Siapa yang memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi? Sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia digunakan oleh semua lapisan masyarakat, dari Sabang hingga Merauke.
-
Bagaimana IP memperoleh dana? Melansir dari esi.kemdikbud.go.id, kantor IP ini bisa berdiri berkat dana pinjaman dari H. Van Kol, orang Belanda yang sempat bekerja di Departemen Pekerjaan Umum di Jawa.
Yudho menjelaskan, intinya ICANN melihat bahasa Jawa sejauh ini dikomunikasikan dengan menggunakan aksara Latin di Indonesia. Aksara Jawa hanya digunakan untuk kegiatan pendidikan, kegiatan terkait sejarah, dan dekorasi.
"Ini mengindikasikan proses internasionalkan aksara nusantara masih perlu perjuangan lebih lanjut. Mulai dari bagaimana menaikkan status aksara-aksara nusantara di UNICODE agar tidak lagi berstatus Limited Use Script. Selain itu, kita masih harus berjuang di ISO 3166-1 agar pengakuan terhadap bahasa ibu atau bahasa daerah tercermin dalam ISO 3166-1," kata Yudho.
Aksara Daerah Nusantara Terancam Punah
©2020 Merdeka.com
Sementara itu, Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Pemasaran, dan Kerja Sama PANDI mengaku miris melihat realita bahwa aksara nusantara belum diakui di kancah internasional, karena peran negara yang belum optimal memperjuangkan keberlangsungan aksara nusantara.
"Saya memohon kepada sahabat pegiat aksara supaya tetap mendukung kami. Termasuk kepada lembaga-lembaga yang saat ini sudah memberikan dukungan. Kami tidak akan berhenti, meski memahami bahwa proses ini akan sangat melelahkan," kata Heru yang bertanggung jawab menghimpun dukungan dari berbagai kalangan, termasuk swasta dan pemerintah.
Heru berharap pemerintah Indonesia mau lebih serius bersinergi dengan pemangku kepentingan lain juga untuk memberikan dukungan agar aksara warisan leluhur nusantara bisa disetarakan dengan aksara lainnya di dunia dalam platform digital. Caranya, aksara nusantara bisa dicantumkan pada ISO 3166-1, yang merupakan acuan masyarakat dunia dan industri untuk bisa melihat Indonesia secara formal.
"Kita sewajarnya ingin supaya aksara-aksara daerah nusantara bisa setara dengan aksara lain di platform digital," katanya.
Menurut Heru, PANDI berkomitmen terus berjuang mengawal proses digitalisasi aksara nusantara sampai tuntas, meski akan lebih sulit. Saat ini jumlah aksara nusantara yang mungkin bisa diselamatkan di dunia melalui platform digital, mungkin sekitar 20 aksara saja.
"Jika tidak dimulai sekarang, sebagian besarnya mungkin akan punah tidak lama lagi," pungkas Heru. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PANDI berkomitmen bekerja sama dengan pengelola domain internet negara di Asia Pasifik di APTLD 84 Seoul, Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini baru sedikit pengelola situs internet di Indonesia yang menggunakan domain .id.
Baca SelengkapnyaPANDI dan Kadin Indonesia bekerja sama dalam pemanfaatan domain .id di lingkungan dunia usaha.
Baca SelengkapnyaDomain .com kali ini harus mengakui kekalahannya dengan .ID. Domain asli milik Indonesia ini jumlah melejit menyalip pangsa pasar .com.
Baca SelengkapnyaDari angka 1 juta itu, terdapat 5 domain yang menjadi favorit masyarakat.
Baca SelengkapnyaPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sebagai registri nama domain tingkat tinggi Indonesia (.id), berikan harga spesial domain .id pada akhir tahun.
Baca SelengkapnyaPengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) gelar DomainFest .id 2023. Festival digelar hingga hari ini, Sabtu (2/9).
Baca SelengkapnyaBertujuan demi memperkuat ekosistem internet di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPANDI siapkan aplikasi untuk tangkal konten judi online di domain .id.
Baca SelengkapnyaLangkah itu bisa dilakukan melalui platform Indonesia Domain Abuse Data Exchange (IDADX).
Baca SelengkapnyaMenurut Hadi, penyelidikan perlu dilakukan agar mencegah kejadian serupa terjadi di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaKomandanTe bagian dari strategi pemenangan elektoral terpimpin secara gotong royong yang bertumpu pada mesin partai untuk memenangkan PDIP di Jawa Tengah
Baca Selengkapnya