Teroris bisa lumpuhkan listrik Amerika lewat internet
Merdeka.com - Di saat ini, ancaman terorisme tidak hanya bisa terjadi di tempat ibadah atau pusat keramaian saja. Lewat komputer, teroris pun bisa mengancam ketenteraman kita.
Seperti yang dilansir The Verge (14/3), sebuah studi yang dilakukan oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC) menyatakan bahwa teroris bisa saja melumpuhkan aliran listrik nasional di Amerika Serikat. Hebatnya, aksi itu tidak harus dilakukan dengan cara fisik, melainkan hanya dengan sambungan internet.
Dalam sebuah skenario, dijelaskan bagaimana teroris bisa masuk ke sistem listrik Amerika yang sudah tersambung internet. Dengan sekali ketuk, sembilan kunci listrik di seluruh negara bisa di-offline-kan hingga berbulan-bulan.
-
Bagaimana internet mati di dunia mempengaruhi listrik? 1 mingguPemadaman listrik terjadi di mana-mana. Jaringan listrik modern kebanyakan telah mengandalkan internet untuk mengoordinasukan pembangkit listrik dan gardu listrik, termasuk pengoperasiannya melaui komputer.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Siapa yang terbanyak terkena sengatan listrik? Studi tahun 2016 oleh Laboratorium Forensik Nasional Dinas Perikanan dan Margasatwa AS mengamati 417 burung pemangsa yang tersengat listrik, dan menemukan hampir 80 persen yang mati adalah elang botak atau elang emas.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana penambang bitcoin ilegal mencuri listrik? Pencurian arus listrik yang dilakukan penambang Bitcoin ilegal berada di 10 titik di Medan. Aliran listrik yang dicuri digunakan untuk menggerakkan mesin Bitcoin. Setidaknya ada 1.300 mesin yang disita polisi.
-
Kenapa penambang Bitcoin ilegal mencuri listrik? Ternyata mereka mencuri arus listrik secara ilegal. Akibat pencurian itu, negara rugi Rp14,4 miliar,' kata Irjen Agung Setya dikutip dari Liputan6.com pada Senin (25/12).
Sekali saja serangan itu terjadi, maka bisa saja Amerika tak akan mendapatkan listrik selama 18 bulan lebih. Tentu bisa dibayangkan akan seperti apa kehidupan tanpa listrik selama itu.
Sistem listrik nasional Amerika sendiri memang rentan terkena bahaya dalam beberapa hal. Banyak laporan menunjukkan bahwa keamanan fisik untuk melindungi hal ini masih kurang.
Di San Jose misalnya, sistem itu masih dilindungi dengan kawat besi saja. Padahal, telah terjadi aksi penyerangan di sistem listrik California meski pengamanannya lebih ketat.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut peristiwa mengerikan saat internet mati total di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaMilitan Houthi yang didukung Iran di Yaman berencana menyabotase kabel internet di Laut Merah.
Baca SelengkapnyaAinul mengatakan akibat pemakaian listrik ilegal, dalam kurun tiga tahun terakhir terjadi peningkatan kerugian negara.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.
Baca SelengkapnyaDalam penggerebekan itu, polisi mengamankan 26 orang beserta barang bukti yang digunakan untuk operasional.
Baca SelengkapnyaBanyak warganet mengunggah video di media sosial, menunjukkan keadaan sekitar mereka yang gelap gulita karena listrik padam.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan 24 unit mining rig (mesin penambang crypto) menggunakan daya listrik yang dicuri dari PLN.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) cemas melihat rencana Rusia mau meletakan senjata nuklir di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaPara hacker sudah meretas X khusus di 12 negara. Dua jam X di negara itu tak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaPelaku dapat memanipulasi meteran listrik atau atau membuat sambungan liar dari jalur listrik utama yang berkontrak dengan PLN.
Baca SelengkapnyaJutaan rumah hingga pusat bisnis di AS kehilangan aliran listrik.
Baca SelengkapnyaTerdapat 1.112 kebakaran yang terjadi di Ibu Kota pada Januari sampai pertengahan Agustus 2023.
Baca Selengkapnya