Twitter berantas akun palsu, Katy Perry kehilangan 2,8 juta follower
Merdeka.com - Setelah mendapat laporan bahwa Rusia ikut campur dalam pemilu Amerika Serikat 2016 lalu menggunakan akun sosmed palsu, Twitter langsung memberikan tindakan. Twitter muai mengunci akun yang dianggap mencurigakan dan diduga palsu.
Efeknya, akun tersebut tidak terhitung dalam pengguna aktif harian. Bahkan akun tersebut tidak terhitung dalam follower. Dan lihat apa yang ditemukan berikut ini.
Bintang pop dan juri American Idol, Katy Perry langsung kehilangan follower di Twitter sebanyak 2,8 juta pengguna! Seperti yang kita tahu, Katy Perry merupakan salah satu penyanyi yang memiliki follower terbanyak dengan 107 juta orang sebelum Twitter 'bersih-bersih'. Kini, 2,8 juta follower hilang yang mana itu adalah 2,6 persen dari total follower Katy.
-
Siapa pedangdut dengan followers Instagram terbanyak? Depok boleh berbangga! Ayu Ting Ting menduduki puncak daftar dengan 56.9 juta pengikut Instagram.
-
Siapa yang viral di media sosial? Kisah pilu gadis ini mencuri perhatian publik di media sosial. Sejak pertama kali diunggah, videonya sudah mendapat 34 ribu tanda suka.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa yang menggunakan data Twitter untuk AI? Tetapi nampaknya yang dia maksud dengan pengikisan data dalam jumlah besar digunakan oleh perusahaan kecerdasan buatan (AI).
-
Siapa yang terdampak buruk TikTok? Sistem rekomendasi konten TikTok dan praktik pengumpulan datanya yang invasif menimbulkan bahaya bagi pengguna muda platform ini dengan memperkuat konten depresi dan bunuh diri yang berisiko memperburuk tantangan kesehatan mental yang ada, dua laporan pendamping yang dirilis hari ini oleh Amnesty International menunjukkan.
Lantas bagaimana dengan target awal?
Target awal adalah Pilpres AS 2016 lalu. Donald Trump ternyata hanya kehilangan 300.000 follower setelah Twitter 'bersih-bersih'. Data saat ini masih ada 53,1 juta akun Twitter yang follow Sang Presiden.
Di antara akun terkemuka dan yang terverifikasi dan nyaris tidak terpengaruh terhadap aksi 'bersih-bersih' tersebut adalah Elon Musk. Pendiri dan CEO SpaceX tersebut hanya kehilangan 71.000 followernya, yang mana itu adalah 0,3 persen dari total. Hal ini membuatnya memiliki follower sebanyak 22,2 juta follower.
"Kebanyakan orang akan melihat perubahan. Kami memahami ini mungkin sulit bagi sebagian orang. Tetapi kami percaya akurasi dan transparansi menjadikan Twitter layanan yang lebih terpercaya untuk percakapan publik. Meskipun ada perubahan yang mungkin signifikan dalam beberapa hari ke depan," ujar Twitter.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah data menyoroti peningkatan moderasi konten di bawah kepemimpinan Elon Musk, meskipun platform tersebut mengklaim mendukung kebebasan berbicara.
Baca SelengkapnyaDi tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTikTok punya cara menghapus video-video yang melanggar panduan komunitas.
Baca SelengkapnyaPada Mei 2023, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Trump sebesar USD 2,5 miliar atau setara Rp37,4 triliun.
Baca SelengkapnyaTrump hari ini mendeklarasikan kemenangan setelah mengalahkan Kamala Harris dalam pilpres AS.
Baca SelengkapnyaJumlah ini terhitung sejak 20 Oktober 2024 hingga 5 November 2024 pukul 06.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaGugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka.
Baca SelengkapnyaSemula TikTok berhasil mengalahkan media sosial Meta. Namun, belakangan tren terhadap penggunaan TikTok mulai menurun.
Baca Selengkapnya