Waspada, ini 4 efek negatif media sosial bagi anak dan remaja
Merdeka.com - Media sosial tak hanya memiliki sisi positif bagi anak dan remaja. Ternyata juga memiliki efek negatif. Mulai dari malas sampai kekhawatiran tindak kejahatan. Hal itu mungkin saja terjadi. Maklum, usia anak dan remaja belum begitu matang dalam membedakan mana dunia nyata dan mana dunia maya.
Oleh sebab itu, diperlukan kehati-hatian bagi orang tua agar dampak efek negatif dari media sosial tak terlalu menggregoti mereka. Dikutip dari buku 17 Rumus Keren Berinternet, ada empat dampak efek negatif dari media sosial.
Berikut empat efek negatif jejaring media sosial bagi anak dan remaja:
-
Apa manfaat remaja bijak bermedia sosial? Media sosial, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat memberikan sejumlah keuntungan positif bagi remaja. Beberapa manfaat tersebut antara lain:Konektivitas sosial yang lebih baik: Media sosial memungkinkan remaja untuk tetap berhubungan dengan teman-teman dan keluarga, meskipun mereka terpisah oleh jarak yang jauh.Akses informasi yang beragam: Platform ini menawarkan berbagai sumber informasi yang membantu remaja untuk memperluas pengetahuan mereka.Peningkatan kreativitas: Dengan membuat konten, remaja dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan keterampilan kreatif mereka.Peluang untuk belajar: Banyak materi edukatif yang tersedia di media sosial, sehingga remaja dapat mempelajari hal-hal baru di luar lingkungan sekolah.Peningkatan kesadaran sosial: Media sosial dapat membantu remaja menjadi lebih peka terhadap isu-isu sosial dan global.
-
Apa dampak internet pada otak remaja? Kecanduan internet di kalangan remaja dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak mereka, demikian temuan terbaru dari sebuah studi yang dipublikasikan di Plus Mental Health. Dilansir dari Medical Daily, penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kecanduan internet memiliki gangguan signifikan dalam jaringan otak yang kritis, memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan, perhatian, ingatan, koordinasi, dan kesehatan mental.
-
Bagaimana cara internet memengaruhi otak remaja? Penelitian ini mengulas 12 artikel yang melakukan studi neuroimaging pada total 237 partisipan untuk mengkaji perubahan dalam konektivitas antara jaringan otak terkait kecanduan internet. Partisipan penelitian berusia antara 10 hingga 19 tahun dan didiagnosis dengan kecanduan internet antara tahun 2013 dan 2023. Hasil ulasan menunjukkan bahwa remaja dengan kecanduan internet memiliki gangguan signifikan pada daerah otak yang bertanggung jawab atas aktivitas kontrol eksekutif seperti perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tidak mengalami kecanduan internet.
-
Apa saja bahaya media sosial untuk anak? Belum lagi prevalensi cyberbullying, diskriminasi, ujaran kebencian, dan postingan yang mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri yang dapat berinteraksi secara teratur dengan remaja, menurut APA.
-
Kenapa anak mudah kecanduan media sosial? Anak-anak cenderung lebih mudah terjebak dalam kecanduan media sosial karena otak mereka sangat responsif terhadap kenyamanan yang ditimbulkan oleh dopamin.
-
Bagaimana remaja menghadapi masa peralihan? Remaja sering menghadapi kesulitan dalam mengatasi masalah yang muncul selama masa peralihan mereka. Mereka mungkin merasa bingung dan tidak yakin tentang identitas mereka atau mengalami tekanan dari teman sebaya dan lingkungan sosial mereka.
1. Malas
Ilustrasi anak dan sosial media © ThemodernparentRemaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika sejak kecil mereka terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahasa tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
2. Tak peduli lingkungan
Ilustrasi anak dan sosial media © MNNSitus jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan mereka menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Sulit berkomunikasi
Ilustrasi anak dan sosial media © BelicosBagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata. Hal ini tentunya akan memengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam ejaan dan tata bahasa.
4. Awas predator kejahatan
Ilustrasi anak dan sosial media © FastcompanySitus jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator kejahatan. Tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru dikenal remaja di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gawai atau gadget yang terlalu berlebih bisa menimbulkan sejumlah dampak bagi perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaScreentime pada anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya dihindari karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gadget atau gawai pada anak di bawah dua tahun bisa memicu munculnya sejumlah masalah kesehatan yang tidak bisa dikesampingkan.
Baca SelengkapnyaPada saat ini banyak remaja yang kecanduan menggunakan internet. Hal ini ternyata bisa berdampak signifikan terhadap kondisi otak mereka.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaRemaja adalah aset bangsa yang seharusnya dibina dan diarahkan menuju masa depan yang cerah.
Baca Selengkapnya