Waspada, Peretas Bisa Curi Data Pribadi Dari Selfie Kala WFH
Merdeka.com - Ketika di tengah pandemi, tren kerja dari rumah meningkat, banyak orang ber-selfie untuk memamerkan dirinya tengah WFH.
Ada juga yang mengunggah sesi video conference yang dijalaninya, lengkap dengan wajah orang-orang yang mengikuti pertemuan virtual tersebut.
Kendati demikian, sebuah unggahan blog baru dari perusahaan keamanan Sophos menunjukkan, penjahat siber bisa memanfaatkan selfie tersebut untuk mencuri data pribadi orang-orang. Bahkan, selfie juga dapat dipakai untuk mengeksekusi identitas atau penipuan finansial.
-
Bagaimana hacker bisa mencuri data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password). Biasanya penjahat menggunakan USB kecil yang memancarkan WiFi tiruan. Begitu korban mengkoneksikan WiFi gratisan dengan ponsel atau laptop, hacker bisa dengan mudah mengambil data dari korban.
-
Apa yang bisa dilakukan hacker dengan akses kamera? Memang, kata NordVPN, relatif mudah untuk mengetahui apakah kamera pengguna aktif. Sebagian besar perangkat iPhone dan Android menampilkan ikon hijau yang menandakan kamera Anda aktif di kanan atas layar, sedangkan laptop cenderung memiliki lampu indikator.
-
Kenapa hacker bisa rekam pengguna melalui kamera? Penjahat dunia maya kini dapat dengan mudah meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
-
Apa yang bisa dicuri saat menggunakan WiFi umum? Ini karena sebagian besar jaringan WiFi umum kebanyakan tak menggunakan kata sandi. Namun, justru dari situ pencurian rincian kartu, kata sandi atau informasi sensitif tak disadari. Jadi, harus hati-hati.
-
Bagaimana melindungi data pribadi dari pencurian? Pastikan semua perangkat kamu memiliki perlindungan maksimal yang dapat memberikan peringatan tentang pencurian identitas dan kebocoran data.
-
Siapa yang bisa jadi target peretasan kamera? Menurut perusahaan keamanan NordVPN peretasan kamera kini menjadi salah satu kejahatan dunia maya yang paling umum.
Mengutip Tech Radar via Tekno Liputan6.com, laporan Sophos itu juga menginformasikan ada berbagai cara yang membuat selfie saat WFH dapat jadi sarana mengekspos data pribadi.
Misalnya, label pada latar belakang foto bisa dimanfaatkan untuk mengetahui alamat seseorang.
Selain itu, poster yang terpasang di dinding bisa mengungkap informasi mengenai hobi seseorang. Pada gilirannya hal tersebut dapat dimanfaatkan penjahat siber untuk meretas pertanyaan keamanan.
Selain itu, foto-foto perayaan ulang tahun virtual di Zoom atau Teams bisa membuat penjahat siber mengetahui tanggal lahir, mengumpulkan nama-nama teman, hingga anggota keluarga.
Demikian menurut blog Sophos yang ditulis oleh Associate Professor bidang Keamanan Siber University of Kent Jason Nurse.
Memang bisa dimaklumi, saat WFH orang ingin membagikan pengalaman atau kegiatannya, termasuk selfie. Apalagi orang harus tinggal di dalam rumah selama setahun terakhir.
Namun para pengguna internet juga harus tahu bahwa apapun yang dibagikan di internet, termasuk selfie, bisa jadi peluang atau cara hacker mendapatkan keuntungan di masa pandemi.
Tren ini juga meningkat seiring dengan banyaknya tagar #WorkFromHome, #RemoteWork, atau #HomeOffice. Tagar-tagar tersebut dapat dipakai hacker untuk mengisolasi konten-konten yang mungkin berisi informasi untuk mendukung kejahatan siber.
"Para penipu dan penjahat siber senang ketika kita membagikan informasi mengenai kehidupan pribadi atau yang berkaitan dengan pekerjaan, secara terbuka di dunia maya," tulis Nurse.
"Membagikan selfie saat WFH mungkin terlihat tidak berbahaya, namun sekaligi lagi, kita bisa jatuh ke perangkap kuno: yakni berbagi terlalu banyak informasi di internet dan mengabaikan risikonya," kata Nurse.
Bocorkan Data Pribadi Perusahaan
Tak hanya informasi pribadi yang berisiko bocor, selfie saat WFH juga bisa dipakai untuk membocorkan semua jenis data sensitif perusahaan.
"Analisis gambar lingkungan kerja rumahan telah mengungkapkan kotak masuk email kantor, email internal, nama kolega, halaman web pribadi, software yang dipasang di komputer, dan banyak lainnya," kata Nurse.
Untuk memastikan unggahan di media sosial tidak mengekspos data sensitif atau data pribadi, penting untuk selalu memperhatikan apa yang ada di latar belakang foto.
Nurse pun mengajak pengguna untuk berpikir dua kali sebelum menggunakan tagar-tagar populer saat mengunggah foto selama WFH.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaMengoperasikan mobile banking menggunakan wifi publik berisiko terkena serangan yang disebut “man in the middle”.
Baca SelengkapnyaIni hal yang perlu dihindari saat menggunakan wifi gratis di tempat umum.
Baca SelengkapnyaSeorang pakar di Keeper Security menyampaikan, setelah ponsel terhubung dengan colokan USB, peretas dapat mengakses gawai Anda.
Baca SelengkapnyaDemikian pula halnya dengan pengungkapan serta penyebaran informasi tersebut, apakah menyangkut kepentingan privat ataukah kepentingan publik.
Baca SelengkapnyaBerikut tips jitu dari Polri untuk mengantisipasi pencurian data pribadi yang marak terjadi.
Baca SelengkapnyaTersangka AP menggunakan foto dan video pribadi Ria Ricis untuk melakukan pengancaman dan pemerasan.
Baca SelengkapnyaPara korban diiming-imingi pekerjaan oleh terlapor dan para korban diminta untuk menyerahkan KTP dan foto diri kepada terlapor R.
Baca SelengkapnyaNasabah PNM Mekaar yang belum seluruhnya melek digital berpotensi menjadi korban penyalahgunaan data pribadi.
Baca SelengkapnyaKecanggihan teknologi satu sisi memudahkan masyarakat, sisi lainnya dari kemudahan itu justru menciptakan celah kejahatan.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca Selengkapnya