6 Sunnah di Hari Raya Idul Adha, Lakukan Agar Mendapat Banyak Pahala
Ada enam amalan sunnah yang bisa dilakukan menyambut Hari Raya yang juga dikenal dengan sebutan Lebaran Haji ini.
Ada enam amalan sunnah yang bisa dilakukan menyambut Hari Raya yang juga dikenal dengan sebutan Lebaran Haji ini.
6 Sunnah di Hari Raya Idul Adha, Lakukan Agar Mendapat Banyak Pahala
Sunnah di Hari Raya Idul Adha bisa dilakukan untuk menambah pahala bagi seluruh umat Islam di dunia.
Hari Raya Idul Adha adalah momen istimewa sekaligus peringatan atas ketaatan Nabi Ibrahim AS dalam mengorbankan putranya.
Idul Adha juga menjadi kesempatan bagi seluruh kaum muslim melaksanakan sunnah yang amat dianjurkan.
-
Apa amalan sunnah Idul Adha yang dianjurkan? Amalan sunnah Idul Adha yang banyak dijalankan adalah puasa sunnah Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Disamping itu, masih ada lagi beberapa amalan sunnah Idul Adha lainnya yang disarankan untuk dilakukan.
-
Apa saja amalan yang disunahkan pada Idul Adha? Beberapa amalan hari raya Idul Adha sunah seperti mengumandangkan takbir, mandi sebelum salat Id, memakai wewangian, memakai pakaian paling baik, berjalan menuju tempat salat Id berjemaah, hingga disunahkan makan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha.
-
Apa yang dilakukan dalam sholat Idul Adha? Sholat Idul Adha dilakukan secara berjemaah baik di masjid maupun tanah lapangan. Sholat sunnah ini biasanya digelar lebih pagi dibandingkan sholat Idul Fitri agar proses penyembelihan bisa dilakukan lebih cepat.
-
Apa hukum sholat Idul Adha? Sholat Idul Adha termasuk dalam kategori sholat sunah muakkadah atau yang sangat dianjurkan.
-
Apa itu sholat Idul Adha? Sholat Idul Adha adalah salah satu ibadah penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ibadah ini dilakukan sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahunnya.
-
Bagaimana cara sholat Idul Adha? Tata Cara Sholat Idul Adha 1. Persiapan Awal: Sebelum melaksanakan sholat Idul Adha, sebaiknya melakukan persiapan awal yang meliputi membersihkan diri dengan mandi wajib atau mandi junub, serta mengenakan pakaian yang bersih dan rapi. 2. Tempat dan Waktu: Sholat Idul Adha dilaksanakan di lapangan terbuka atau di masjid. Waktu pelaksanaannya adalah setelah terbit matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah hingga sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. 3. Niat Sholat Idul Adha: Sholat dimulai dengan niat untuk melaksanakan sholat dua rakaat karena Allah Ta’ala dengan membaca niat di atas. 4. Takbiratul Ihram: Diikuti dengan takbiratul ihram sebagai pembuka sholat. 5. Doa Iftitah dan Takbir: Setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama. Di sela-sela setiap takbir dianjurkan untuk membaca: اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا Arab-Latin: 'Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa' Artinya: 'Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.' Atau bisa juga membaca tasbih berikut ini: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ Arab-Latin: 'Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim.' Artinya: 'Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.' 6. Membaca Surat Al-Fatihah: Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya yang disunnahkan. 7. Rukuk: Membungkuk dengan tangan memegang lutut dan membaca doa rukuk. 8. I'tidal: Berdiri tegak setelah rukuk dan membaca doa i'tidal. 9. Sujud: Menyentuh tanah dengan dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung kaki, serta membaca doa sujud. 10. Duduk di antara dua sujud: Duduk sejenak antara dua sujud dan membaca doa duduk. 11. Sujud lagi: Melakukan sujud kedua dalam satu rakaat. 12. Bangun untuk rakaat kedua atau tasyahud akhir: Berdiri kembali untuk rakaat kedua atau duduk untuk membaca tasyahud akhir. 13. Salam: Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan 'Assalamu'alaikum warahmatullah'. 14. Khutbah Setelah Sholat: Setelah menyelesaikan dua rakaat sholat, diikuti dengan mendengarkan khutbah.
Ada enam amalan sunnah yang bisa dilakukan menyambut Hari Raya yang juga dikenal dengan sebutan Lebaran Haji ini.
Apa saja? Berikut ulasannya yang berhasil dirangkum dari laman NU Online, Senin (17/7).
Kumandangkan Takbir
Sunnah di hari Raya Idul Adha pertama ialah mengumandangkan takbir di masjid-masjid, mushala hingga rumah-rumah di malam hari raya. Dimulai dari waktu terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah di Hari Raya Idul Adha yang kemudian dilanjut hingga tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq.
Anjuran hal ini ada di dalam kitab Raudlatut Thalibin yang berbunyi:
فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ
Artinya:
Disunnahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunnahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.
Mandi untuk Sholat Id
Sebelum berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat Id diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu. Hal ini boleh dilakukan mulai dari pertengahan malam, sebelum waktu subuh hingga sesudah waktu subuh (diutamakan).
Sebab tujuan mandi ialah membersihkan anggota badan dari bau yang tak sedap dan membuat badan menjadi segar bugar. Mandi sebelum waktu berangkat ke masjid adalah waktu paling baik.
ويختص بالنصف الثاني من الليل
Artinya: Disunnahkan mandi untuk shalat Id, untuk waktunya boleh setelah masuk waktu subuh atau sebelum subuh, atau pertengahan malam.
Memakai Wangi-Wangian
Bagi seluruh umat Islam disunnahkan untuk memakai wangi-wangian, memotong rambut hingga kuku untuk menghilangkan bau yang tidak enak. Itu dilakukan demi meraih keutamaan dari hari raya tersebut.
Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini.
والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب
Artinya: Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian.
Mengenakan Pakaian Paling Baik
Mengenakan pakaian paling baik dengan mengutamakan yang berwarna putih dan memakai serban adalah sunnah yang juga bisa dilakukan. Apabila Anda hanya memiliki satu pakaian saja, ini diperbolehkan untuk memakainya.
Ini merupakan salah satu ketentuan yang berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak sholat Id maupun tidak. Sementara bagi perempuan, cukup dengan memakai pakaian biasa seperti pakaian sehari-hari dan janganlah berlebihan serta memakai wangi-wangian.
كَانَ يلبس في العيد برد حبرة
Artinya: Rasulullah saw di hari raya memakai burda hibarah (pakaian yang indah berasal dari Yaman).
Jalan Kaki ssat ke Masjid
Bagi mereka yang hendak menuju ke masjid, utamakan untuk berjalan kaki. Akan tetapi bagi orang yang sudah berumur dan tak mampu berjalan, boleh berangkat dengan menggunakan kendaraan.
Berjalan kaki ini membuat kita dapat bertegur sapa sembari mengucapkan salam dan juga bermushafahah (bersalam-salaman) sesama kaum muslimin. Seperti sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, berbunyi:
كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Artinya: Rasulullah saw berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat shalat Id.
Makan Usai Sholat Id
Sunnah selanjutnya yang bisa dilakukan saat Hari Raya Idul Adha adalah makan setelah melaksanakan sholat Id.
Hal ini tentu berbeda dengan Idul Fitri, disunnahkan makan sebelum melaksanakan sholat Id.
Di masa nabi SAW makanan itu berupa kurma berjumlah ganjil, sebab makanan pokok orang Arab ialah kurma.
Artinya: Diriwayatkan dari Buraidah ra, bahwa Nabi saw tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.
Riwayat Anas ra
انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا
Artinya: Rasulullah saw tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.