Amankah Pesan Makanan Lewat Online saat Pandemi Corona?
Merdeka.com - Pandemi virus corona covid-19 menyebar ke hampir seluruh negara di dunia menuntut publik untuk selalu waspada. Berbagai tindakan pencegahan pun dilakukan seperti adanya pembatasan ruang gerak dan aktivitas di luar rumah.
Padahal, beberapa kebutuhan dasar manusia harus tetap terpenuhi seperti mengonsumsi makanan rutin 3 kali sehari. Untuk mengatasinya, banyak orang yang kemudian memesan makanan lewat fasilitas pesan antar yang dapat dilakukan dengan online maupun sambungan telepon.
Namun, bagaimana sebenarnya tingkat kemanan makanan yang dipesan melalui daring? Berikut merupakan rangkuman penjelasannya:
-
Bagaimana cara pemesanan di restoran? Pemesanan harus dilakukan melalui telepon, pada malam hari, dan dikonfirmasi 10 hari sebelum acara. Rincian makanan yang disesuaikan ditentukan pada titik konfirmasi.
-
Kenapa makanan cepat saji berisiko untuk kesehatan? Makanan cepat saji, yang kerap menjadi pilihan praktis dalam kehidupan modern, sebenarnya membawa berbagai risiko kesehatan. Makanan ini umumnya mengandung kalori yang tinggi, lemak tidak sehat, dan gula yang berlebihan, yang semuanya dapat berkontribusi terhadap berbagai penyakit metabolik seperti obesitas.
-
Apa itu Foodborne Illness? Foodborne illness atau penyakit bawaan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
-
Bagaimana Foodborne Illness menular? Foodborne illness biasanya timbul akibat penanganan, penyiapan, atau penyimpanan makanan yang tidak tepat.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena Foodborne Illness? Namun bagi anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, mereka berisiko tinggi mengalami beberapa gejala paling parah yang sering mengakibatkan rawat inap atau kematian.
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
Restoran dan Supermarket
SYAIFUL REDZUAN/AFP
Makanan adalah kebutuhan dasar yang tidak bisa ditinggalkan. Untuk mendapatkannya, banyak orang yang kemudian harus rela antre untuk mendapatkan makanan dan bahan makanan di tengah pandemi virus corona covid-19.
Hal itu dapat dengan mudah ditemui di restoran dan supermarket. Padahal, dengan semakin banyaknya orang yang berinteraksi dan mengunjungi tempat tersebut, risiko penularan virus corona covid-19 menjadi semakin tinggi.
Sebab, semakin banyaknya orang yang berkunjung akan semakin tinggi risiko untuk saling berdesakan. Padahal, tidak ada yang tahu adakah virus corona yang menempel dan menginfeksi pada orang yang ditemui.
Selain itu, publik juga dikhawatirkan akan kebersihan dan tingkat keamanan bahan makanan yang dijual di supermarket. Sebab, disinyalir virus dapat hinggap pada pembungkus makanan yang dijual.
Nyatanya, dilansir pada CNN, peneliti mengatakan bahwa risiko penularan virus corona melalui pembungkus makanan yang dijual di supermarket dan restoran adalah rendah. Risiko dapat meningkat apabila seseorang meninggalkan droplets (cairan batuk, bersin, dan ludah) pada pembungkus makanan.
Fakta Virus Pada Makanan
Tantri Setyorini
Dr. Ian Williams, Ketua Bagian Pencegahan dan Respon Wabah pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menuturkan pada laman CNN bahwa makanan dan bahan makanan tidak dapat menjadi perantara virus corona covid-19.
Hal tersebut didukung dengan penjelasan bahwa tidak ada bukti yang konkrit virus corona covid-19 dapat menular ke manusia melalui makanan. Sebab, virus corona covid-19 ini hanya dapat menular dari manusia ke manusia.
Namun, beberapa kajian lebih lanjut akan tetap dilakukan untuk mendalami virus corona covid-19 dalam berevolusi dan menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal.
Pesan Antar
Shutterstock/PureSolution
Benjamin Chapman, profesor dan ahli keamanan pangan North Carolina State University menegaskan bahwa tidak ada korelasi nyata yang mendukung virus corona covid-19 menular melalui pembungkus makanan.
Memang benar bahwa virus corona covid-19 ini dapat hidup menempel pada benda-benda yang berbahan kayu, plastik, alumunium, dan sebagainya. Namun, risiko penularan melalui pembungkus makanan yang terbuat dari plastik, kertas, alumunium, dan sebagainya termasuk rendah.
Dilansir pada CNN, sekalipun Anda mengonsumsi bahan makanan yang mengandung virus corona, maka virus dapat menginfeksi dengan risiko yang sangat kecil. Sebab, virus corona adalah virus yang tidak menyerang sistem pencernaan, melainkan sistem pernapasan yang ada di dalam tubuh manusia.
Proteksi Pada Makanan Pesan Antar
2012 Merdeka.com
Penjelasan mengenai tingkat penularan virus corona yang rendah pada makanan tentu merupakan kabar yang membahagiakan. Namun, tindakan pencegahan tetap harus dilakukan dengan maksimal pada pekerja di rumah makan yang Anda pesan.
Jadi, dengan kata lain Anda tetap harus berhati-hati dalam memilih kualitas tempat makan yang menjadi tujuan pemesanan Anda.
Dikutip dari FDA, pegawai yang bekerja di sebuah rumah makan juga tetap harus menerapkan berbagai tindakan pencegahan demi kesehatan dan kualitas makanan yang akan disajikan kepada pelanggan. Beberapa tindakan pencegahan tersebut yakni tetap menjaga jarak antar pegawai minimal 1 meter, menerapkan etika batuk dan bersin, serta tetap menjaga kebersihan tangan.
Di sisi lain, pekerja yang bertugas untuk mengantarkan makanan Anda juga harus tetap menjaga kebersihan tangan. Meskipun risiko yang ada pada pembungkus makanan sangat kecil, namun Anda tetap harus waspada.
Selain itu, tindakan pencegahan yang dapat dimaksimalkan guna menekan risiko penularan virus corona adalah apabila terdapat pegawai yang sedang memiliki gangguan kesehatan, maka langkah yang seharusnya dilakukan adalah melakukan isolasi mandiri di rumah.
Tindakan Pencegahan Diri
shutterstock.com/lyf1
Selain tindakan pencegahan yang tetap dilakukan oleh pegawai rumah makan, Anda juga harus menerapkannya pula. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ketika Anda memesan makanan online adalah dengan tidak melakukan interaksi langsung dengan pekerja yang bertugas untuk mengantarkan makanan Anda.
Caranya, cukup gunakan sistem pembayaran online dan beri tahu pekerja yang mengantar makanan Anda untuk meninggalkannya di depan pintu rumah. Dengan begitu, kontak langsung dengan orang lain akan dapat dihindari dan Anda dapat menikmati makanan yang Anda inginkan.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Cuci tangan dengan menggunakan sabun hingga bersih pada waktu sebelum dan setelah mengonsumsi makanan Anda. (mdk/mta)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belanja online dengan metode pembayaran COD memberikan keamanan lebih karena proses pembayaran dilakukan setelah barang sampai ke tangan konsumen.
Baca SelengkapnyaLima usaha sampingan yang bisa dikerjakan dari rumah.
Baca SelengkapnyaAda saja momen apes yang dialami driver ojol saat membawa orderan makanan. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaBeberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seller agar pengiriman paket tetap dapat berjalan dengan aman.
Baca SelengkapnyaMakan di luar cenderung membuat kita jajan tidak sehat, seberapa sering sebaiknya hal ini dilakukan?
Baca SelengkapnyaAksi wanita memberi makan ke pengemudi ojol yang menerima pesanannya ini pun dibanjiri pujian warganet.
Baca SelengkapnyaKhoirul Anwar SGz, Msi, yang merupakan Ketua Yayasan Makanan dan Minuman Indonesia (YAMMI), menyatakan bahwa penting untuk memperjelas pemahaman mengenai diet.
Baca SelengkapnyaSejumlah platfrom memudahkan masyarakat untuk membeli tiket kereta api secara online dan memberikan banyak keuntungan.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, metode pembayaran COD juga tetap membutuhkan perhatian agar keamanan dan kenyamanan pembeli dan penjual tetap terjamin.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca Selengkapnya