'Crazy Rich Surabaya' Tom Liwafa Ngamuk Depan Bos Antara, TVRI & RRI di DPR, Pamer Lebih Hebat saat Live TikTok
Anggota DPR ngamuk di depan bos Antara, TVRI, dan RRI.
Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Tom Liwafa ngamuk saat Rapat Kerja (Raker) membahas program kerja tahun anggaran 2025 bersama dengan bos Antara, TVRI, dan RRI.
Pada momen tersebut, pria yang dikenal sebagai crazy rich Surabaya itu mengkritik keras TVRI sebagai tayangan yang kini sudah tidak lagi diminati di kalangan penonton Indonesia.
Salah satunya adalah saat akun Tiktok TVRI sedang live, hanya ada 8 orang yang menonton live tersebut. Selengkapnya, simak ulasannya sebagai berikut.
Tom Liwafa Ngamuk di Depan Bos Antara, TVRI, dan RRI
Ketika diberi kesempatan untuk berbicara, Tom Liwafa langsung tegas mengkritik bos Antara dan TVRI. Ia mengkritik karena live yang dilakukan oleh Antaranews hanya ditonton oleh 6 orang.
“Ini Antaranews kan lagi live Tiktok, penontonnya 6 biji bos. Belum apa, dari tadi saya pantau ini, 6 biji. 6 orang apapun itulah, lah ini gimana,” kata Tom.
Tom membandingkan live yang dilakukan oleh Antara dengan live di akun pribadinya. Ia mengatakan jika dirinya live, penontonnya bisa mencapai 5 ribu sampai 10 ribu penonton.
“Kalau saya lihat live pak mohon izin pak, silakan dicek saja, Tom Liwafa live gitu, lima ribu, sepuluh ribu yang lihat pak. Tanpa kita koordinasi apapun. Gak usah dikoordinasi untuk yang kayak gini-gini,” lanjutnya.
Semprot TVRI karena Aplikasi Error
Selain mengomentari penonton di live Tiktok Antara, Tom Liwafa juga mengkritik keras TVRI yang tidak serius, terutama saat memberikan layanan tontonan kepada masyarakat yang selalu eror.
“TVRI sekarang kalau kita register pak, bapak sudah register belum? Saya register sekarang eror pak. Gimana caranya kita mengakses gini aja nggak bisa,” katanya.
Tom mengkritik keras superapp TVRI yang tidak serius dan hanya mengisi tontonan tersebut dengan tayangan-tayangan acara internal mereka sendiri, sehingga itu yang membuat TVRI kalah saing dengan televisi lain.
“Yang menjadikan TVRI ini superapp-nya kalah, karena diisi oleh di sini acara-acara internal,” terangnya.
“Bahkan kalau kita mirisnya apa? Sekarang lihat bola saja bayar lo. Jiwa nasionalismenya kita tergerak lah, melihat ini semua. Jangan kita bicara nasionalisme kalau lihat bola juga bayar,” tegasnya.