Dulu Jadi Tukang Parkir & Badut, Anak Kuli Bangunan Ini Lolos Jadi Anggota Polri
Merdeka.com - Anggota kepolisian identik dengan sikap tegas dan disiplin. Hal tersebut membuat banyak anak muda bercita-cita ingin menjadi seorang polisi.
Bripda Erdha menjadi salah satu anak muda yang dulu bercita-cita menjadi anggota Polri. Meski kini telah resmi menjadi anggota Polri, siapa sangka dulu Bripda Erdha pernah bekerja sebagai penjaga toko, penjaga parkir hingga menjadi badut.
Berkat kegigihannya, ia mampu lolos rekrutmen Polri. Berikut ulasan lengkapnya.
-
Siapa Polwan inspiratif dari Sumatra Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun.
-
Bagaimana cara petugas menjaga ketertiban? Dengan tetap mematuhi aturan yang berlaku dan tidak membuat kerusuhan selama menyampaikan pendapatnya. 'Hindari keributan maupun benturan dengan pendemo lainnya. Mari kita jaga kedamaian dan ketertiban,' imbuhnya.
-
Siapa yang mendapat penghargaan dari Jenderal Polisi? Penghargaan tersebut diberikan kepada Prada Triwandi Werfan Sentana Nababan.
-
Kenapa anggota Polri ini mendapatkan penghargaan? 'Sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa melampaui panggilan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian, atau tidak pernah cacat selama bertugas di kepolisian,'
-
Apa motto keren Polri? Polri mempunyai moto Rastra Sewakotama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
Ayah Bekerja Sebagai Kuli Bangunan
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Melalui unggahan channel Youtube 'Subbaghumasponorogo', terdapat kisah inspiratif dari seorang anggota Polri bernama Bripda Erdha Triyanto. Perjuangan Bripda Erdha untuk menjadi seorang anggota Polri patutlah diapresiasi.
Ayah Bripda Erdha, Bapak Marmo setiap harinya bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan sang ibu sebagai ibu rumah tangga.
"Nama saya Pak Marmo, pekerjaan saya kuli bangunan, kadang ada kadang enggak. Kalau enggak ada ya bisnis burung, kalau enggak ada ya mbecak," kata Marmo.
Ayah Bripda Erdha: Bapak Enggak Punya Apa-apa
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Marmo lantas mengungkapkan isi hatinya saat Bripda Erdha berniat ingin daftar polisi. Sang ayah mengatakan jika dirinya tak punya apa-apa dan hanya dapat membantu dengan doa."Saya itu kan kuli bangunan, kadang cari kerjaan ya sulit. Pas Erdha mau daftar polisi ini, pak saya mau daftar polisi," ujar Marmo."Le, kamu kok mau daftar polisi, wong bapak ini enggak punya apa-apa. Katanya orang-orang itu kok daftar polisi itu pakai uang. Le kalau pakai uang bapak terus terang enggak punya. Nanti kalau kamu daftar silakan daftar tapi bapak doa aja le bisanya," ungkapnya.
Rajin Salat Tahajud
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Ibunda Bripda Erdha, Sumarni pun mengungkapkan jika ia selalu mengajak putranya tersebut untuk salat tahajud setiap hari."Saya bangunkan, saya suruh ke masjid sama saya salat tahajud, sama pakde saya setengah dua malam. Salat tahajud itu saya lakukan setiap malam sama anak saya, biar anak saya lulus dan sukses apa yang dicita-citakan," ungkap Sumarni.
Pernah Gagal saat Rekrutmen Polri
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Perjuangan Bripda Erdha untuk menjadi anggota Polri tidaklah mudah. Ia pernah gagal saat tes akademik rekrutmen Polri di tahun 2015. Hal tersebut sempat membuatnya frustasi."Saya daftar di tahun 2015, gagal di tes akademik. Sangat frustasi pada saat itu," kata Bripda Erdha.
Pernah Bekerja Jaga Toko, Jaga Parkir dan Jadi Badut
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Untuk menghilangkan frustasi nya kala itu, Bripda Erdha mencari pekerjaan lainnya. Ia bekerja sebagai penjaga toko, penjaga parkir dan menjadi badut di salah satu toko pakaian di Ponorogo."Saya mencoba menghilangkan frustasi itu dengan mencari pekerjaan di salah satu toko pakaian di Ponorogo. Ponorogo Permai. Saya di toko Ponorogo Permai menjaga baju, saya sambil sambi parkir sama jadi badut di sana," ujar Bripda Erdha.
Sempat Tidur di Terminal Saat Tes Polri
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Ketika ada rekrutmen Polri lagi, Bripda Erdha lantas mencoba kembali. Kala itu dirinya tengah bekerja di salah satu PT. Saat rekrutmen Polri, Bripda Erdha bahkan sempat tidur di terminal untuk menunggu waktu tesnya."Ada rekrutmen Polri lagi, saya mendaftar, dan itu umur terakhir saya mendaftar di angkatan. Di saat mendaftar saya bekerja di PT, dan kalau besoknya itu tes, paginya ini saya masih bekerja," kata Bripda Erdha."Bekerja mulai dari jam 9 sampai jam 5. Jam 5 pulang, saya langsung berangkat ke Surabaya dan sampai di sana malam, saya sampai tidur di terminal menunggu jadwal tes mulai," lanjutnya."Selang waktu saya Alhamdulillah sampai pantukir daerah saya lolos. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan saya tersebut dan akhirnya saya di pantukir pusat Alhamdulillah lolos," terangnya.
Orang Tua Sempat Ragu
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Bripda Erdha lantas menceritakan keraguan kedua orang tuanya saat dirinya mendaftar sebagai anggota Polri. Keraguan kedua orang tuanya sempat membuat mentalnya down kala itu."Sebelumnya orang tua saya berkata pada saya, le koe ki anake wong ra nduwe, bapakmu kuli bangunan, opo isoh dadi polisi. Mental saya sempat down pada saat itu," paparnya.
Lulus Polisi Tanpa Dipungut Biaya
©2020 Merdeka.com/Youtube subbaghumasponorogo
Meski demikian, Bripda Erdha ingin membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa masuk polisi tidak dipungut biaya. Ia berhasil lolos rekrutmen Polri tanpa mengeluarkan biaya."Saya ingin membuktikan kepada kedua orang tua saya bahwa daftar polisi itu tidak dipungut biaya. Benar-benar murni. Akhirnya saya lolos. Orang tua saya pun menangis mendengar pengumuman sidang kelulusan akhir," kata Bripda Erdha sambil menahan tangis," kata Bripda Erdha. (mdk/add)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agung Teddy pun tercatat berada di peringkat 31 dari 47 peserta calon siswa Bintara lainnya.
Baca SelengkapnyaMomen komandan polwan cantik Iptu Warti Prakoso memberikan arahan pada para Bintara Remaja Polri. Dua anak buruh tani jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah haru Tito yang berhasil menjadi polisi dan mengangkat derajat orang tua.
Baca SelengkapnyaLulus pendidikan Bintara Polri, sosoknya langsung disapa jenderal bintang dua.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kerasa seorang petugas sampah bernama Pandi untuk menjadi seorang polisi menjadi kenyataan.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok eks bintara Polwan yang bukan lulusan Akpol namun berhasil pegang komando jadi Kapolres.
Baca SelengkapnyaRasa bangga tak mampu ditutupo oleh seorang pemulung usai anaknya mampu diterima menjadi calon siswa Bintara Polri di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaPotret gagah anak tukang martabak yang berhasil mewujudkan cita-citanya jadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Baca SelengkapnyaBerikut kisah muadzin Masjid sukses meraih cita-citanya menjadi polisi.
Baca SelengkapnyaTugiyo tak menyangka putranya, David Luky Hermawan, bisa lolos seleksi jadi anggota Polri.
Baca SelengkapnyaRambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca SelengkapnyaSeorang Perwira Polisi anak dari anggota Polisi Militer mengaku bangga dengan didikan orang tuanya hingga berhasil menjadi Perwira. Siapa sosoknya?
Baca Selengkapnya