Elon Musk Kini Jadi Bestie PM Israel Benjamin Netanyahu, ini Keistimewaannya saat Hadiri Pidato di Gedung Kongres AS
CEO Tesla Elon Musk hadir di tengah pidato Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu pada Rabu (24/7) di Gedung Kongres AS.
Elon Musk Kini Jadi Bestie PM Israel Benjamin Netanyahu, ini Keistimewaannya saat Hadiri Pidato di Gedung Kongres AS
CEO Tesla Elon Musk mengejutkan Gedung Kongres Amerika Serikat usai hadir di tengah pidato Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu pada Rabu (24/7) di Washington DC, AS.Pemilik X (Dulu Twitter) tersebut terekam kamera duduk di antara undangan lain dan duduk di sebelah istri Netanyahu, Sara.
Elon menjadi tamu undangan meski lebih dari 30 anggota kongres memilih untuk boikot pidato Netanyahu sebagai bentuk protesnya.
Melansir dari Instagram cordovamediaid, Jumat (26/7) miliarder teknologi itu mengaku sangat antusias dan sengaja datang untuk memenuhi undangan dari Netanyahu.
Dia bahkan sempat ikut memberikan "Standing Ovation" saat Netanyahu secara terang-terangan menyebut Pengadilan Pidana Internasional memfitnah Israel seputar kejahatan perang.
Elon sempat tersinggung saat politisi Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez 'menyenggol' keberadaanya di pidato Netanyahu.
Dalam cuitannya di akun X pribadinya @AOC, Cortez mengatakan bahwa kursi-kursi yang kosong di Gedung Kongres sengaja diisi oleh bukan anggota DPR dan senat, termasuk Elon.
Tujuannya agar seolah-olah ruangan penuh dan penuh dukungan untuk Netanyahu.
Ada 100 dari 212 anggota DPR dari Demokrat menolak hadir dan 27 dari 51 anggota Senat dari Demokrat yang juga menolak hadir memboikot pidato Netanyahu di Gedung Kongres AS.
Lewat akun X-nya Elon Musk membalas pernyataan Cortez dan menulis "Partai Demokrat secara terbuka dan berani telah menjadi antisemit."
Meski banyak politisinya menolak Netanyahu, kebijakan Partai Demokrat dan kadernya, Joe Biden yang menjabat Presiden AS tetap mendukung penuh Israel.
Sebelumnya, Elon Musk sempat diserang antisemit oleh para pendukung Israel.
Cuitan antisemitnya pada November 2023 lalu membuat Elon Musk ramai disorot hingga dikecam.
Gedung Putih bahkan saat itu mengutuk dukungan Elon Musk terhadap apa yang disebutnya teori konspirasi antisemit yang "keji" di platform X.
Mereka menuduh Musk melakukan "promosi kebencian antisemit dan rasis yang menjijikkan" yang "bertentangan dengan nilai-nilai inti sebagai orang Amerika."
Akibat hal itu, perusahaan miliknya terancam kehilangan USD 75 juta karena sejumlah perusahaan besar menghentikan iklannya di X.
"Ini karena puluhan merek besar menghentikan kampanye pemasaran mereka," dikutip dari Reuters.
Perusahaan-perusahaan besar itu yakni Walt Disney Co, Warner Bros Discovery, dan induk NBCUniversal Comcast, Lions Gate Entertainment, Paramount Global hingga Apple.
Sadar platformnya terancam ditinggal iklan, Elon Musk pun saat itu balas mengkritik kebijakan perusahaan tersebut dan menyebut mereka membungkam pendapat.
“Banyak pengiklan terbesar adalah penindas terbesar terhadap hak kebebasan berpendapat Anda,” tulis Musk di X saat mempromosikan platform tingkat utama yang menghapus iklan dari feed pengguna.
Elon Musk ke Israel
Setelah diserang antisemit dari semua lini, Elon Musk tiba-tiba secara mengejutkan mengunjungi Israel dan 'mesra' dengan para pemimpin negeri zionis itu.
Bos Tesla itu mengunjungi Kibbutz yang diserang pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu dalam serangan yang diklaim Israel menewaskan 1200 warga Israel tersebut. Belakangan terungkap militer Israel banyak membunuh warganya sendiri saat serangan Hamas berlangsung.
Mengutip dari Al-Jazeera, Kedatangan Musk itu disebut mendukung perang Israel di Gaza.
Bahkan Musk pun setuju untuk tidak memberikan akses internet ke Gaza melalui perusahaan Starlink tanpa persetujuan Israel.
Musk mencapai kesepakatan dengan Israel bahwa akses internet ke Gaza dapat disediakan melalui Starlink, tetapi hanya menggunakan unit yang dioperasikan oleh Israel dan dengan persetujuan Kementerian Komunikasi Israel.
Musk dan Netanyahu sempat terlibat obrolan yang mengarah pada rencana di masa depan. Netanyahu mengingatkan Musk bahwa terakhir kali mereka berbicara, keduanya berbincang tentang kecerdasan buatan.
Netanyahu sebelumnya bertemu Musk di California pada 18 September 2023 lalu.
Dia mengatakan bahwa 'bakat-bakat hebat tersedia' di Israel dan menunjuk pada manufaktur iPhone di Israel dan pengoperasian aplikasi navigasi, Waze.