Intip Potret Rumah Petani di Tuban, Mewah dan Luas Bak di Pondok Indah
Begini penampakan rumah mewah di Tuban, milik warga petani miliarder.
Sebuah warga desa yang ada di Kecamatan Jenu, Tuban mendapatkan rejeki nomplok. Mereka sebagian besar memperoleh uang puluhan miliar dari pengusaha yang membeli tanahnya berhektar-hektar.
Akibatnya, kampung tersebut terkenal sebagai kampung konglomerat, karena warganya tiba-tiba mampu membeli semua barang yang diinginkan. Mulai dari kendaraan seperti mobil, hingga rumah mewah.
Lantas, bagaimana kehidupan masyarakat di Kecamatan Jenu saat ini usai mendapatkan predikat sebagai kampung konglomerat? Simak ulasannya sebagai berikut.
Kampung Miliarder di Tuban
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube GALERY KAMPUNG DESA memperlihatkan sebuah kampung Sumurgeneng, Tuban, yang warganya mendadak menjadi konglomerat usai memperoleh uang dari hasil menjual sawah dan kebun mereka.
Diketahui ganti rugi lahan tersebut dilakukan oleh perusahaan Pertamina yang akan digunakan untuk membangun kilang minyak. Oleh karena itu, menurut berbagai sumber, warga langsung berbondong-bondong untuk membeli mobil baru.
Diketahui, uang yang didapatkan oleh warga Sumurgeneng pun beragam. Namun, jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Uangny digunakan untuk membeli tanah di tempat lain dan sekaligus digunakan untuk membeli mobil.
“Kaya mendadak jual tanah dibeli negara. Sebetulnya yang punya itu tidak ingin menjual, tapi dibeli dipakai untuk Pertamina ini. Mau gimana lagi. Buktinya pada beli mobil semua,” kata salah satu warga.
“Dibelikan tanah di tempat lain gitu, sekaligus dipakai untuk beli mobil,” lanjutnya.
Penampakan Rumah Mewah
Meski begitu, sebagian warga di kampung miliarder tersebut harus menjual semua hartanya, termasuk rumahnya. Sehingga mereka harus membangun rumah baru di tempat yang juga baru.
Tempat tersebut dinamai sebagai ‘perumahan warga relokasi’. Meski disebut sebagai relokasi, namun, rumah-rumah di perumahan tersebut sangatlah besar dan mewah, seperti perumahan di perkotaan.
Meski sudah menjadi orang yang kaya raya, sebagian besar dari mereka tetap meneruskan pekerjaan lamanya sebagai seorang petani. Tapi dengan lahan dan tanah garapan yang semakin luas.
“Dan kelihatan sepi sekali di siang hari ini, karena mereka ini kalau di siang bolong gini bukan kok ngantor di ruang AC dingin itu tidak. Tapi mereka juga itu di ladang-ladang, nanam jagung, nanam ubi,” kata pria yang merekam video.