Selain Rumah Mewah, Kampung di Lereng Gunung Ini Miliki Masjid Megah Senilai Rp3,6 Miliar
Penampakan masjid megah senilai Rp3,6 miliar di tengah kampung jutawan. Ternyata masyarakatnya tinggal di rumah mewah.
Sebuah kampung di Kabupaten Bandung Barat memiliki keunikan dengan banyak dijumpai rumah-rumah mewah meski letaknya terpencil.
Warganya yang banyak berprofesi sebagai pengusaha perkebunan teh membuat rumah-rumah berukuran besar sangat banyak berdiri.
Bahkan terdapat sebuah masjid yang cukup megah berdiri di tengah kampung tersebut. Konon masjid itu dibangun dengan biaya swadaya masyarakat senilai Rp3,6 miliar.
Seperti apa penampakan kampung tersebut? Dilansir dari kanal YouTube Hardi ArtVenture, Rabu (21/8) berikut informasi selengkapnya.
Potret Kampung Mewah di Lereng Gunung Burangrang
Sering disebut sebagai kampung jutawan, Kampung Nagrak yang berada di Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat memiliki daya tarik tersendiri.
Kampung tersebut banyak dijumpai rumah mewah yang berdiri di sepanjang jalan perkampungan.
Lokasinya tepat di lereng Gunung Burangrang sehingga memiliki pemandangan indah dengan udara yang cukup sejuk.
Masyarakat setempat banyak bekerja di bidang perkebunan teh hijau. Beberapa di antaranya juga memiliki pabrik teh sehingga memungkinkan mereka memiliki hunian yang sangat megah.
Terlihat sepanjang jalan tampak daun teh yang dijemur di tengah lapangan sebelum diolah lebih lanjut.
Namun sayangnya kondisi jalan yang buruk belum bisa diatasi. Tampak kondisi jalan yang penuh batu dan menanjak sangat kontras dengan keberadaan rumah mewah di kampung tersebut.
Berdiri Masjid Swadaya Warga Senilai Rp3,6 M
Daya tarik selanjutnya adalah berdirinya sebuah masjid yang cukup megah untuk ukuran bangunan ibadah di tengah kampung.
Masjid tersebut diketahui dibangun atas prakarsa warga setempat yang saling gotong royong mengumpulkan dana untuk membangun.
Haji Cucu, seorang warga setempat menjelaskan proses pembangunan masjid tersebut sejak 2018 lalu saat merenovasi bangunan lama yang sempat terbengkalai.
"Ini dari 2018 mulai dibangun. Ini dibilang renovasi, dibikin lagi peletakan batu pertama dari awal" kata Haji Cucu.
Lebih lanjut, dana senilai Rp3,6 miliar diperoleh dari iuran warga dan donatur yang berasal dari para pengusaha teh.
"Kurang lebih kalau dibilang kemaren Rp3,6 miliar. Ini hasil jerih payah masyarakat sini yang sebagian besar pengusaha teh hijau. Cuma warga kecil yang bantu semacam tenaga kerja, bahan bantunya, ada bantuan warga di sini," jelasnya lagi.
Pembangunan masjid tersebut sempat mendapat rencana bantuan dari pemerintah melalui Bupati pada saat proses finishing.
Namun menurut penuturan Haji Cucu, uang bantuan senilai Rp700 juta sampai saat ini tak pernah turun hingga masjid itu selesai.
"Makanya pernah ke sini juga kurang katanya waktu itu menghabiskan uang Rp700 juta lagi. Sudah habis itu pembangunan finishing, katanya mau dibantu senilai Rp700 juta tapi gak jadi. Bahkan sampai sekarang gak muncul-muncul," tegasnya.