Kesaksian WNI: Tersiksa Akibat Merebaknya Virus Corona di Wuhan, China
Merdeka.com - Wuhan menjadi kota awal kemunculan virus corona yang kini tengah merebak. Hingga kini, dilansir dari Liputan6 ada sebanyak 41 korban meninggal akibat virus corona. Terkait hal ini, pemerintah China mengambil langkah mencegah penyebaran virus ini degan berbagai cara.
Beberapa wilayah di kota China bahkan diisolasi untuk menghindari virus menyebar, salah satunya di Wuhan. Hal ini menyebebabkan para WNI yang berada di kota tersebut seolah terjebak. Berikut ulasannya:
Ada WNI Terjebak di Wuhan
-
Dimana Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran Wuhan yang dikenal oleh orang Tiongkok sebagai Pertahanan Wuhan dan oleh orang Jepang sebagai Perebutan Wuhan, adalah sebuah pertempuran berskala besar dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Dimana virus ada? Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis.
-
Siapa yang bisa diserang virus? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Berdasarkan catatan PPI Wuhan, diketahui ada sekitar 93 Warga Negara Indonesia atau WNI yang tinggal di Wuhan, sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa. Jumlah tersebut belum termasuk wisatawan yang sedang berkunjung di kota ini.
Seperti Kota Mati
Hari Raya Imlek yang biasanya dijadikan sebagai ajang mudik besar-besaran di China ini juga mendadak sepi. Banyak pemudik tak bisa masuk ke Wuhan dan sebaliknya. Dilansir dari Liputan6 seorang mahasiswi di Universitas Hubei mengatakan jika pada Hari Raya Imlek ini suasana kota terlihat sangat sepi.
"Biasanya memang di mana-mana kita melihat pasti ada hiasan Imlek, lampion digantung di mana-mana, khas sekali. Sangat meriah suasananya dan biasanya di mal-mal itu banyak yang diskon. Saat Imlek, semua barang-barang di mal bakalan murah tapi karena kejadian ini malah sebaliknya. Suasana kota semakin sepi," kata Siti Mawaddah dikutip dari Liputan6 Minggu, (26/1).
Kebijakan Lockdown
Untuk mencegah penyebaran virus ini lebih luas, pemerintah China menerapkan kebijakan lockdown sejak tanggal 23 Januari kemarin. Siti mengatakan jika kondisi jalanan di Wuhan sudah sangat sepi, transportasi umum sudah dibatasi, dan mobil mulai jarang terlihat berlalu-lalang. Hal ini menunjukkan sebuah perubahan yang signifikan dari kota Wuhan yang sejatinya merupakan kota metropolitan.
"Saya melewati kota, sepanjang jalan saya melihat keadaan sepi enggak seperti biasanya kota Wuhan ramai dan penuh. Tapi ini waktu itu sudah sepi seperti kota mati," ujar Siti
Banyak WNI Terjebak
Selain di Wuhan, banyak juga WNI yang sedang berkunjung ke kota lain di China tidak bisa kembali ke Wuhan karena adanya lockdown.
"Ada juga mahasiswa Wuhan yang sedang berada di Beijing atau Shanghai yang tidak bisa kembali. Ada juga turis dari Indonesia, dia berlibur di Wuhan. Pokoknya sudah terjebak semua di kota Wuhan. Enggak boleh ke mana-mana," ungkap Siti dikutip dari laman Liputan6.
Berharap Dievakuasi
Siti juga berharap jika pemerintah segera mengevakuasi warganya dari Wuhan.
"Kami sangat berharap dari pihak pemerintah Indonesia bisa melakukan evakuasi bagi WNI yang berada di kota Wuhan karena penyebaran virus ini makin memburuk," tutup Siti.
Tidak ada WNI yang Terjangkit Corona
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing terus memonitor kondisi WNI yang ada disana. Mereka juga mengungkapkan bahwa sejauh ini tidak ada WNI yang terkena virus ini.
"Sejauh ini berdasarkan pemantauan KBRI Beijing, tidak terdapat masyarakat Indonesia yang terjangkit pnemeonia dimaksud, baik di Wuhan maupun daerah lainnya," jelas pihak KBRI Beijing dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/1/2020) waktu setempat. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaLebih dari 100.000 orang dievakuasi akibat hujan lebat dan banjir mematikan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaWHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaSelain berdampak pada pemindahan 125.000 warga Zhuozhou ke tempat pengungsian. Badai Topan Doksuri juga membawa sampah hingga melumpuhkan bandara internasional.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca Selengkapnya