Kisah Mayjen Farid Urus Tanah Mandalika Tanpa Pertumpahan Darah, Panglima TNI Happy Beri Hadiah
Diketahui, Farid berhasil membebaskan lahan Mandalika tanpa konflik hingga pertumpahan darah.
Diketahui, Farid berhasil membebaskan lahan Mandalika tanpa konflik hingga pertumpahan darah.
Kisah Mayjen Farid Urus Tanah Mandalika Tanpa Pertumpahan Darah, Panglima TNI Happy Beri Hadiah
Bangsa Indonesia turut menyaksikan, Sirkuit Mandalika menjadi salah satu arena balap motor internasional yang begitu memukau di tanah air. Usut punya usut, hal tersebut turut menuai perjuangan dari salah satu jenderal TNI.
Sosok tersebut ialah Mayjen TNI Farid Makruf. Diketahui, Farid berhasil membebaskan lahan Mandalika tanpa konflik hingga pertumpahan darah.
Seperti apa kisahnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Saat itu, Farid masih menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako Palu, Sulawesi Tengah.
"Proses pembebasan lahan Mandalika, yang terhenti selama bertahun-tahun, akhirnya terselesaikan, membuka jalan bagi terwujudnya Sirkuit Mandalika yang megah," tulisnya.
Hal itu bermula dari Farid yang diberi laporan oleh anak buah mengenai masalah di wilayah kerjanya.
Masalahnya yakni mengenai keteguhan prinsip masyarakat yang tak mau merelakan tanah milik mereka di area tersebut.
"Saya dilapori Dandim saya kalau ada masalah selama 30 tahun tidak terselesaikan. Pemerintah tahun 2009 tidak bisa menyelesaikan karena masyarakat di sana sangat keras, nggak bisa apapun untuk membangun di Mandalika," ungkapnya.
Ditantang Luhut
Setelah lebih dari 3 dekade tak kunjung rampung, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan lantas mendatangi wilayah kerja Farid. Saat itu juga, Luhut disebutnya memberi tantangan.
Seketika, Farid menyetujui untuk menyelesaikan masalah yang mandek selama berpuluh-puluh tahun tersebut.
Dengan bantuan salah satu Letkol, Farid melenggang masuk di antara masyarakat.
"Pak Luhut waktu itu datang lalu tanya saya dan saya jawab ya bisa saya selesaikan dengan bantuan Letkol Amran," sambungnya.
Butuh tiga bulan bagi Farid untuk menyelesaikan tantangan dari sang menteri.
Selama itu, jenderal TNI yang kini menduduki posisi sebagai Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu melakukan pendekatan dengan senantiasa mendengarkan keluhan masyarakat secara persuasif.
"Itu tiga bulan saya selesaikan tanpa pertumpahan darah dengan hanya pendekatan. Kenapa? Karena saya tidak punya kepentingan, saya hanya ingin berbuat baik dan saya tahu masalahnya. Mereka itu hanya ingin tanahnya dihargai," terangnya.
Panglima TNI Beri Hadiah
Berkat buah pemikiran Farid tersebut, masalah rampung. Melihat kinerja Farid yang apik, Panglima TNI disebutnya merasa bangga.
Dia pun diganjar hadiah. Farid dapat mengikuti Lemhanas tanpa tes.
"Alhamdulillah selesai. Panglima TNI mungkin puas dengan saya bekerja, beliau kasih saya Lemhanas tanpa tes," terangnya.
"Keberhasilan ini tidak hanya tentang membangun infrastruktur, tetapi juga tentang memberdayakan komunitas lokal dan membuka peluang baru untuk pariwisata dan pembangunan ekonomi," pungkas Farid.
Video
Berikut video selengkapnya yang dapat Anda saksikan.