Mengapa Kabupaten Situbondo Dilanda Banjir? Ternyata ini Penyebabnya
Banjir besar melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada awal Februari 2025.

Banjir besar melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada awal Februari 2025. Hujan deras dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama beberapa hari menjadi penyebab utama bencana ini.
Beberapa sungai utama meluap, merendam permukiman warga di dan menyebabkan kerusakan di berbagai kecamatan, termasuk Kecamatan Kendit, Melandingan, Bungatan, Banyuglugur, dan Kapongan.
Kejadian ini mengakibatkan kerugian material dan dampak sosial yang signifikan bagi warga setempat yang terdampak bencana banjir. Simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.
Penyebab Banjir Situbondo

Hujan deras dan intensitas tinggi selama beberapa hari menjadi pemicu utama banjir di Situbondo. Debit air sungai meningkat drastis, melampaui kapasitas tampung sungai-sungai tersebut.
Akibatnya, beberapa sungai meluap dan menggenangi wilayah sekitarnya. Tidak hanya itu, beberapa tanggul sungai juga jebol karena tidak mampu menahan tekanan air yang sangat besar, memperparah kondisi banjir.
Selain faktor alam, kondisi infrastruktur juga turut berperan. Saluran drainase yang tersumbat sampah menyulitkan air untuk mengalir dengan lancar.
Akumulasi air di saluran drainase memperburuk genangan dan memperluas area terdampak banjir. Kondisi ini menunjukkan perlunya perbaikan dan pemeliharaan sistem drainase secara berkala untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dampak Banjir terhadap Masyarakat

Banjir di Situbondo menimbulkan dampak yang luas bagi masyarakat. Puluhan rumah warga terendam air dengan ketinggian mencapai lebih dari satu meter, seperti yang terjadi di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur.
Luapan Sungai Lubawang, yang berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman, menjadi penyebab utama banjir di daerah tersebut.
"Banjir ini berasal dari luapan Sungai Lubawang dan jaraknya sekitar 500 meter dari pemukiman," ungkap Ali Said, salah satu warga terdampak di Dusun Karangmalang.
Ali Said juga menambahkan bahwa derasnya luapan air memaksa banyak warga mengungsi ke Masjid Nurut Taufiq. Situasi diperparah oleh luapan sungai di selatan jalur Pantura yang menambah debit air yang masuk ke pemukiman warga.
Banjir juga mengganggu arus lalu lintas di jalan raya Pantura, bahkan sempat diberlakukan sistem buka-tutup karena genangan air yang cukup tinggi.
Tidak hanya di Banyuglugur, banjir juga melanda SMKN 1 Kendit. Akibatnya, proses belajar mengajar terpaksa dialihkan ke sistem daring.
"Air ini berasal dari luapan air sungai dan dari sawah yang mengelilingi sekolah kami," jelas Kepala SMKN 1 Kendit, Susiana.
Material yang Dibawa Banjir

Arus air yang deras membawa material seperti batu dan pasir, yang menutup akses jalan raya Pantura. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas dan menghambat upaya evakuasi dan penanggulangan bencana. Material yang terbawa banjir juga dapat merusak infrastruktur dan properti warga.
Banjir di Kabupaten Situbondo awal Februari 2025 merupakan peristiwa yang kompleks dengan berbagai faktor penyebab. Hujan deras, meluapnya sungai, jebolnya tanggul, dan buruknya sistem drainase merupakan faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap bencana ini.
Kejadian ini menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, perbaikan infrastruktur, dan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di masa mendatang.
Perbaikan sistem drainase, pembangunan tanggul yang lebih kokoh, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan menjadi langkah-langkah penting untuk mengurangi risiko banjir di Situbondo.