Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengulas Lamanya Virus Corona Bertahan Hidup di Benda Mati, Awas Jangan Asal Sentuh

Mengulas Lamanya Virus Corona Bertahan Hidup di Benda Mati, Awas Jangan Asal Sentuh ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Hingga kini dunia sedang diteror oleh virus corona. Penyebaran yang begitu cepat, tidak diimbangi dengan penemuan antivirus. Penanganan yang cepat dan teliti sangat dibutuhkan dalam memerangi virus corona (Covid-19).

Setiap harinya, informasi terkait virus corona juga semakin berkembang dan menyebar. Sebagian masyarakat tentu ada yang kian takut. Namun, informasi tersebut harus diketahui agar korban virus corona tidak semakin bertambah.

Kemampuan Bertahan Hidup Virus Corona

Orang lain juga bertanya?

Sejak awal munculnya virus corona, dunia sudah mulai menyoroti penyebarannya. Siapa sangka, hanya dalam waktu singkat virus berbahaya ini mampu menyebar hingga hampir ke semua negara di dunia. Tak ayal, para ilmuwan dari berbagai negara langsung peneliti dan mencari informasi lebih lanjut terkait virus corona (Covid-19).

James Lloyd-Smith, asisten profesor ecology and evolutionary biology di University of California, Los Angeles, mengungkapkan sebuah fakta yang mencengangkan. Bagaimana tidak, virus corona ternyata memiliki kemampuan bertahan hidup selama berhari-hari.

Sebelumnya, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) juga pernah memperkirakan berapa lama virus corona bisa bertahan hidup. Organisasi Kesehatan Dunia ini memperkirakan virus corona bisa menempel dan bertahan hidup di permukaan selama beberapa jam hingga hari.

Plastik dan Besi

Munculnya virus baru yang sangat berbahaya, membuat para ilmuwan bekerja keras dalam menelitinya. Baru-baru ini, ditemukan hasil temuan baru yang mengatakan virus corona mampu bertahan hidup di sejumlah benda mati.di laut

ncl.ac.uk

Dikutip dari The New York Times, Senin (23/3), virus corona mampu bertahan hidup selama 72 jam di permukaan plastik dan besi. Setelah 72 jam, nantinya jumlah virus yang menempel akan menurun secara signifikan.

Tembaga

Tidak hanya plastik dan besi, virus corona juga bisa menempel dan bertahan hidup di benda mati lainnya. Tak terkecuali di permukaan tembaga. Virus corona bisa menempel dan bertahan hidup hingga 4 jam lamanya. Yodak perlu khawatir dan panik berlebihan. Sama seperti pada plastik dan besi. Usai 4 jam, jumlah virus corona mulai menurun secara signifikan.

Kardus

Bagi kalian yang gemar belanja online ataupun belanja dengan menggunakan kardus, sebaiknya berhati-hati. Melansir dari The New York Times, virus corona mampu bertahan hidup dan menempel selama 24 jam di kardus. Jika dibanding dengan lainnya, kardus memiliki risiko tertempel virus corona lebih rendah. printer samsung berbodi kardus

2013 VR-Zone.com

Kendati begitu, perlu diingat jika tidak semua paket pengiriman yang menggunakan kardus itu rendah terpapar virus corona (Covid-19). Berbeda cerita, bila si kurir pengiriman ternyata batuk, bersin atau bahkan tangannya sudah tercemari. Bukan tidak mungkin, paket yang dipegangnya ikut tercemar Covid-19.

Barang yang Memiliki Risiko Tertular Rendah

Menurut para ahli, risiko seseorang tertular virus corona dari berbagai benda-benda itu rendah. Kecuali jika memang orang yang tengah memegang benda tersebut sakit."Semua barang di supermarket dan kantong makanan restoran secara teori bisa menulari orang," kata Dr Lindsay Marr yang bukan anggota tim peneliti tapi ahli di bidang penularan virus lewat aerosol di Virginia Tech Blacksburg."Kita bisa gila membahas 'bagaimana kalau' karena semua orang berpotensi jadi sumber penularan jadi kita harus fokus kepada risiko terbesar." sambungnya.

Cegah dengan Disinfektan

Hingga kini alasan virus corona tidak bisa bertahan lama di kardus masih belum jelas. Namun, ada kemungkinan jika alasan tersebut berkaitan dengan kualitas daya serap kardus itu sendiri. pesawat c130 hercules disemprot disinfektan

Istimewa

"Jika orang peduli dengan risiko itu maka mereka bisa membersihkan paket dengan kain disinfektan dan mencuci tangan," papar Dr Lindsay Marr yang bukan anggota tim peneliti tapi ahli di bidang penularan virus lewat aerosol di Virginia Tech Blacksburg.

Virus Corona Tak Bertahan di Terik Matahari

Bagi masyarakat Indonesia tentu sering mendengar jika virus corona tidak mampu bertahan di teriknya matahari. Ya, hal itu sempat digadang-gadang menjadi salah satu alasan virus corona sangat lambat masuk ke Indonesia. Padahal, negara-negara tetangga sudah terjangkit virus corona (Covid-19) ini.Menurut sebuah penelitian dari NPR, sinar ultraviolet rupanya mampu menjadi disinfektan yang sangat kuat. "Dan kita mendapatkan banyak sinar UVA dari matahari," kata Daniel Kuritzkes, pakar penyakit menular di Brigham and Women's Hospital.Itu berarti, bisa dikatakan virus yang mencemari jendela atau meja tidak akan bisa bertahan lama menempel jika terpapar sinar matahari. James Lloyd-Smith juga menambahkan, ada beberapa kondisi tertentu yang mampu mempengaruhi perkembangan virus corona. Baik itu suhu, kelembapan hingga cahaya.

Risiko Tertular dari Sentuhan, Bukan Makanan

Menurut para ilmuwan di the Rocky Mountain Laboratories in Montana, bagian dari National Institutes of Health, makanan bukan menjadi faktor utama seseorang tertular virus corona (Covid-19)."Makanan mungkin bukan faktor risiko utama di sini," ujar Kuritzkes.Bukan tanpa alasan, virus corona lebih menginfeksi sistem pernapasan pasien, bukan saluran pencernaan. Sehingga, seseorang bisa tertular jika ada virus corona di tangan yang kemudian digunakan untuk menyentuh mata, hidung dan mulut.

ilustrasi makan

Pixabay

Para ilmuwan tersebut juga melakukan penelitian terhadap benda yang terkontaminasi virus corona. Tidak hanya itu, mereka juga melakukan serangkaian percobaan yang membandingkan virus corona baru dengan virus SARS. Hal ini guna mengetahui apakah gagang pintu, permukaan piring hingga tombol lift terkena tetesan pernapasan orang yang terinfeksi.

Daya Tular Cukup Tinggi

Prof Amin, mengatakan cara hidup virus corona itu dengan menempel pada sebuah permukaan dan ada sel hidup di dalamnya. Hal itu nantinya akan menimbulkan daya tular yang cukup tinggi. Bahkan ada sebuah studi yang melaporkan jika virus corona memiliki daya tular hingga 20 kali lebih tinggi dari virus SARS."Dia (virus corona) akan menjadi partikel yang lebih kecil. Sehingga pihak RS menggunakan masker N95 bukan hanya masker bedah. Itulah sifat-sifat virus corona pada umumnya, kemungkinan besar virus sars corona 2 ini juga memiliki sebagian besar sifat-sifat seperti itu," tambah Amin.

Bersihkan Permukaan dan Benda yang Sering Disentuh

Melansir dari Harvard Medical School oleh Harvard Health Publising, sangat disarankan bagi masyarakat luas untuk mengikuti rekomendasi dari CDC. Termasuk membersihkan permukaan dan benda-benda yang sering disentuh.Mulai dari meja, gagang pintu, perlengkapan kamar mandi, toilet, telepon, keyboard, tablet hingga meja kecil yang berada di samping tempat tidur.kerja

Unsplash

Bila permukaan benda tersebut kotor, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkannya menggunakan air dan deterjen. Lalu, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan disinfektan. Setelahnya, cuci tangan selama 29 detik dengan sabun dan air mengalir. Tentu saja, harus sesuai dengan aturan cuci tangan yang baik dan benar oleh WHO. (mdk/tan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?

berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.

Baca Selengkapnya
Konsumsi Makanan yang Jatuh ke Lantai walau Belum 5 Menit, Ini yang Terjadi pada Tubuhmu
Konsumsi Makanan yang Jatuh ke Lantai walau Belum 5 Menit, Ini yang Terjadi pada Tubuhmu

Konsumsi makanan yang jatuh ke lantai bisa memunculkan sejumlah bakteri ke mananan.

Baca Selengkapnya
Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum
Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum

Bahaya minum air lelehan gletser yang kini tengah jadi tren di kalangan konten kreator luar negeri.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang dapat Dicegah dengan Masker, Salah Satunya yang Sebabkan Pneumonia
Penyakit yang dapat Dicegah dengan Masker, Salah Satunya yang Sebabkan Pneumonia

Menggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.

Baca Selengkapnya
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang

Penyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.

Baca Selengkapnya
Berbahaya Bawa HP ke Toilet, Ini Alasannya
Berbahaya Bawa HP ke Toilet, Ini Alasannya

Berikut adalah lima alasan mengapa kamu sebaiknya tidak membawa smartphone ke toilet, mulai dari risiko bakteri hingga virus yang bisa mengancam kesehatanmu.

Baca Selengkapnya
Bakteri vs Virus, Lebih Mematikan yang Mana?
Bakteri vs Virus, Lebih Mematikan yang Mana?

Meskipun hampir sama, namun bakteri dan virus ternyata memiliki beberapa perbedaan.

Baca Selengkapnya