Nautilus Pigai, Menteri HAM yang Kini Jadi Sorotan Karena Pengakuan Soal Pasangan
Menteri HAM Natalius Pigai saat ini menarik perhatian publik, terutama setelah mengungkapkan pengakuan terbaru mengenai kehidupan pasangannya.
Natalius Pigai, seorang tokoh asal Papua yang saat ini menjabat sebagai Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Kabinet Merah Putih, kembali menarik perhatian publik. Belum lama ini, ia mengungkapkan bahwa sudah 13 tahun ia tidak memiliki istri, namun memiliki tiga pacar yang diperlakukan dengan baik. Pigai juga menekankan pentingnya untuk menghindari perselingkuhan di lingkungan pegawai kementerian.
“Nggak boleh main mata antar pasangan, laki-laki perempuan. Saya sudah 13 tahun tidak punya istri cuma 3 pacar. 3 bos saya 3 saja, saya nggak pernah macam-macam. Instagram terbuka, Twitter terbuka, Facebook terbuka, wa terbuka, gak ada itu yang teror saya karena memang kita baik,” ujar Pigai dalam siaran Youtube JAGA HAM, dikutip Kamis (2/1/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara pelantikan pejabat di Kementerian HAM. Pigai menegaskan bahwa perselingkuhan merupakan salah satu penyebab utama dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang harus diatasi. Pandangannya yang unik ini tidak hanya berkaitan dengan moralitas, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk membangun pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
Natalius Pigai memang selalu menjadi sorotan, baik karena usulan anggaran yang besar maupun kebijakan-kebijakan yang sering menuai kritik. Perjalanan kariernya selalu menjadi topik pembicaraan. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai Natalius Pigai, yang dirangkum oleh Merdeka.com pada Jumat (3/12).
Natalius Pigai: Lahir di Keluarga Sederhana
Natalius Pigai dilahirkan di Paniai, Papua Tengah, dalam sebuah keluarga yang sederhana dan tinggal di daerah pedalaman. Masa kecilnya dipenuhi dengan berbagai tantangan, termasuk harus mengenakan koteka hingga ia duduk di kelas tiga sekolah dasar. Bertekad untuk mengubah nasibnya, Pigai memutuskan untuk pindah ke Jawa pada tahun 1994 dan melanjutkan pendidikan di Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa, ia berhasil meraih gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan. Selain itu, ia juga memperluas pengetahuannya melalui berbagai pelatihan non-formal, termasuk pelatihan kepemimpinan di Lembaga Administrasi Negara.
Karier profesional Natalius Pigai dimulai sebagai staf khusus di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan seiring waktu, ia berhasil meniti karier hingga menjabat sebagai Menteri HAM. Komitmennya yang kuat terhadap isu-isu hak asasi manusia menjadikannya sebagai tokoh penting dalam advokasi hak-hak masyarakat, khususnya di Papua. Meskipun demikian, perjalanan kariernya tidak lepas dari kontroversi yang sering kali menjadi sorotan publik.
Kontroversi Natalius Pigai
Natalius Pigai, sebagai Menteri HAM, sering kali menarik perhatian publik melalui berbagai pernyataan dan keputusan yang diambilnya. Salah satu yang paling mencolok adalah usulannya untuk meningkatkan anggaran kementerian dari Rp60 miliar menjadi Rp20 triliun. Ia menjelaskan bahwa dana tersebut sangat penting untuk mendirikan pusat pendidikan HAM di seluruh Indonesia, termasuk universitas dengan standar internasional.
Selain itu, kebijakan lainnya yang mendapatkan sorotan adalah program alokasi Rp100 juta untuk setiap desa, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan HAM. Banyak kalangan mempertanyakan sejauh mana program ini efektif dan potensi penyalahgunaan anggaran yang besar tersebut, terutama mengingat sejarah masalah yang sering muncul terkait dana desa. Di samping itu, Pigai juga berencana untuk menambah lebih dari 2.500 pegawai baru, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai langkah yang terlalu ambisius bagi kementerian yang masih baru ini.
Kebiasaan Pigai merokok cerutu di depan publik juga menjadi sorotan dan kritik, dianggap tidak layak untuk seorang pejabat negara. Meskipun demikian, Pigai tetap teguh pada pendiriannya bahwa setiap kebijakan dan kebiasaan yang diambilnya memiliki alasan yang mendasarinya.
Pengakuan Soal Pasangan yang Jadi Perbincangan
Reaksi muncul ketika Natalius Pigai mengungkapkan bahwa ia hanya memiliki tiga pacar selama 13 tahun. Ia menyatakan bahwa transparansi dalam hubungan pribadi merupakan contoh integritas yang seharusnya dicontoh oleh para pegawai. Menurutnya, kehidupan pribadi seorang pejabat mencerminkan kualitas kepemimpinan yang bersih.
"Nggak boleh main mata antar pasangan, laki-laki perempuan. Saya, sudah 13 tahun tidak punya istri (duda) cuma punya 3 pacar, 3 aja bos, saya nggak pernah macam-macam, media sosial saya terbuka, nggak ada itu yang teror saya, nggak ada. Karena memang saya baik. Nggak boleh (selingkuh), kalau ketahuan saya copot," kata Pigai, dikutip dari Youtube Merdeka.com.
Selain itu, Pigai juga memberikan peringatan kepada pejabat di Kementerian HAM agar tidak 'main mata' dengan lawan jenis. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak diperbolehkan dan akan berakibat fatal jika terbukti.
"Nggak boleh (main mata) kalau ketahuan saya copot. Nggak boleh membohongi orang, saya sudah menunjukkan kejujuran kepada kalian," tandasnya.
Kiprah Natalius Pigai Sebagai Pembela HAM
Sebelum mengemban tugas sebagai menteri, Pigai dikenal luas sebagai seorang pembela hak asasi manusia yang aktif dan vokal. Ia terlibat dalam berbagai organisasi masyarakat sipil, termasuk Yayasan Sejati, yang berfokus pada perjuangan hak-hak masyarakat yang terpinggirkan, seperti di Papua, Dayak, dan Aceh. Selain itu, pengalaman Pigai sebagai peneliti memberikan tambahan wawasan yang berharga dalam penyusunan kebijakan terkait HAM.
Pigai memiliki keyakinan bahwa hak asasi manusia tidak hanya berkaitan dengan hak individu, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama. Dalam kapasitasnya sebagai Menteri HAM, ia berusaha untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip HAM ke dalam kebijakan pemerintahan, meskipun pendekatannya sering kali mendapat berbagai kritik dari berbagai pihak.
Apa saja kontroversi Natalius Pigai?
Berbagai kontroversi muncul terkait dengan usulan anggaran yang besar, kebijakan dana desa, serta pandangan mengenai pasangan.
Apa kontribusi Pigai di bidang HAM?
Pigai secara aktif berupaya untuk memperjuangkan hak-hak kelompok yang terpinggirkan. Selain itu, mereka juga merancang kebijakan yang berbasis pada Hak Asasi Manusia (HAM) demi kepentingan masyarakat luas.