Nostalgia Kolonel Edward Sitorus, Sambangi Rumah Pertama saat Perwira Seksi Logistik 'Di Sini Saya Mengubur Ari-Ari Anak Pertama'
Kolonel Edward Sitorus berkunjung ke rumah dinas pertamanya hingga bikin nostalgia karena timbun ari-ari sang anak di depan rumah.
Kolonel Edward Sitorus kembali membagikan video seputar kehidupannya sebagai seorang perwira TNI AD sekaligus konten kreator.
Sosok yang kini menjabat Direktur Pembinaan dan Latihan (Dirbinlat) di Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) itu, mengunggah video saat dirinya bernostalgia ke Batalyon Kavaleri 3/Andhaka Cakti atau Yon Kav 3/Tank di Malang, Jawa Timur.
Di tempat itulah Edward Sitorus muda memulai karier sebagai seorang perwira TNI AD. Termasuk rumah dinas pertamanya yang kini masih kokoh berdiri.
Melansir dari kanal YouTube pribadinya Edward Sitorus Papua Channel, Selasa (17/9) Edward didampangi prajurit Yonkav 3 berkeliling batalyon.
Selain mengenang masa-masa mudanya dulu, ia tertarik dengan komplek rumah dinas yang dulu sempat ditinggali pada tahun 1995.
Setelah menikah pada tahun 1996, ia membawa serta istrinya tinggal di rumah tersebut.
"Rumah dinas yang pernah saya tempati pada saat pertama kali saya menikah pada tahun 1996," ucapnya.
Menurutnya, pada saat itu ia menjabat sebagai seksi logistik di Batalyon Kavaleri 3 Serbu.
"Nah rumah dinas waktu itu jabatan saya sebagai perwira seksi logistik batalyon kavaleri 3 serbu waktu itu saya diberi kesempatan untuk menempati rumah ini," jelasnya.
Rumah itulah yang menjadi saksi perjuangan Edward Sitorus sebagai seorang prajurit sekaligus seorang kepala keluarga.
Putri pertamanya juga diketahui lahir di rumah tersebut pada tahun 1997. Kondisi kamarnya pun masih terlihat sama seperti saat pertama kali ia tinggal bersama keluarga kecilnya.
"Nah ini kita lihat di sini saya kurang lebih dari tahun 95-97 kurang lebih 2-3 tahun saya tinggal di sini. Ini rumah yang kami tempati waktu itu dan di sini putri kami yang pertama bernama Grace Kartika Rosalin Sitorus lahir tanggal 15 April 1997. Ini kamarnya dia."
"Saya, istri dan anak saya Grace waktu itu kami bertiga," sambungnya.
Menariknya, ia mengatakan bahwa ari-ari sang putri dikuburkan di depan rumah dinasnya tersebut.
Hal tersebut dilakukannya setelah mendapat saran dari seorang wakilnya yang mengatakan bahwa mengubur ari-ari adalah tradisi jawa dan memiliki makna filosofis.
"Di depan saya ini saya menanam ari-arinya Grace waktu itu saya dibimbing wakil saya komandan pleton perbekalan Bapak Sujarwo sekarang sudah purnawirawan, tanam ari-arinya disitu."
"Kalau di adat batak kan ari-ari tidak diurus, tapi saya diajarkan tradisi jawa kata Pak Jarwo harus ditanam pak harus bapaknya sendiri yang mencuci," ucapnya.
Tradisi tersebut tentu baru baginya, namun karena dianggap sebagai bentuk rasa hormat kepada tradisi Jawa, Edward pun melakukannya dengan harapan putrinya bisa tumbuh menjadi anak yang baik.
"Setelah dicuci kemudian dimasukin kendi karena dia perempuan dia dimasukan bumbu dapur kemudian alat tulis dan sebagainya dengan harapan dengan doa dia bisa jadi perempuan yang cantik, pintar masak, disayang suami dan seterusnya," tambahnya lagi.