Panduan Lengkap Bacaan Sholat Jenazah dan Tata Caranya Sesuai Sunnah
Setiap Muslim dianjurkan untuk memahami dan menghayati setiap lafaz dalam sholat jenazah.
Sholat jenazah adalah kewajiban fardhu kifayah bagi umat Muslim, yang berarti kewajiban ini akan terhapus jika sudah ada sebagian orang yang melaksanakannya. Meskipun demikian, sangat dianjurkan bagi setiap individu yang mampu untuk turut serta, mengingat besarnya pahala yang dijanjikan.
Dalam pelaksanaannya, ada rangkaian bacaan sholat jenazah yang perlu dihafal dan dipahami oleh setiap Muslim agar dapat melaksanakannya dengan benar dan khusyuk. Bacaan sholat jenazah cukup sederhana dan tidak melibatkan gerakan seperti rukuk atau sujud, seperti pada sholat lainnya.
-
Bagaimana cara membaca sholat jenazah? Bacaan sholat jenazah tersebut memiliki makna mencakup permohonan ampunan, rahmat, serta kesejahteraan bagi jenazah.Selain itu, doa juga dipanjatkan untuk keluarga yang ditinggalkan agar diberikan kekuatan dan kesabaran.
-
Bagaimana tata cara sholat jenazah? Tata cara sholat jenazah yang pertama yakni diawali dengan niat. Niat ini bisa dilafalkan dalam hati atau diucapkan dengan bersamaan dilakukannya gerakan takbiratul ihram. Adapun bacaan mengenai sholat jenazah munfarid saat jenazah di depan kita berjenis kelamin laki-laki yakni sebagai berikut,أُصَلِّيْ عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَىUshalli ‘alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta’âlâ Artinya: Aku niat shalat atas jenazah (laki-laki) ini fardhu karena Allah ta’âlâ.
-
Apa saja bacaan dalam sholat jenazah? Adapun bacaan sholawat sempurna yang dapat dilafalkan. Berikut bunyinya,Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad, wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ sayyidina Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil ‘âlamîna innaka hamîdun majîd. Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.
-
Bagaimana cara sholat jenazah? Tata cara sholat jenazah yang terakhir adalah mengucapkan salam seperti sholat pada umumnya. Umat Islam dapat mengucapkan salam yang berbunyi, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Dan sambil menolehkan wajah ke kanan dan kemudian ke kiri.
Sholat ini terdiri dari empat takbir, di mana setiap takbir diikuti oleh bacaan tertentu. Setelah takbir pertama, bacalah Surah Al-Fatihah, kemudian diikuti dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah takbir kedua.
Pada takbir ketiga, jamaah membacakan doa khusus untuk jenazah, memohonkan ampunan dan rahmat untuknya. Selain itu, bacaan sholat jenazah juga mencakup doa untuk keluarga yang ditinggalkan, agar diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi ujian ini.
Setelah takbir keempat, jamaah biasanya mengakhiri sholat dengan salam ke kanan dan kiri, menandakan bahwa sholat jenazah telah selesai. Meskipun terlihat sederhana, makna yang terkandung dalam bacaan ini sangat mendalam, karena setiap kata merupakan doa tulus yang dipanjatkan untuk almarhum atau almarhumah.
Berikut ini adalah bacaan sholat jenazah yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber.
Bacaan dan Tata Cara Sholat Jenazah
1. Niat
Niat adalah rukun pertama dalam sholat jenazah. Niat ini dilakukan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan secara lisan. Contoh niat sholat jenazah:
أُصَلِّي عَلَى هَذِهِ الْجَنَازَةِ أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
"Uall 'al hihil-janzati arba'a takbrtin faral-kifyati lillhi ta'l"
Artinya: "Aku niat sholat atas jenazah ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Ta'ala."
2. Takbiratul Ihram
Setelah berniat, mulailah sholat dengan takbiratul ihram.
Ucapkan: اللَّهُ أَكْبَرُ
"Allahu Akbar"
Artinya: "Allah Maha Besar."
3. Membaca Al-Fatihah
Setelah takbir pertama, bacalah Surat Al-Fatihah:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿١﴾ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ﴿٢﴾ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ﴿٣﴾ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ﴿٤﴾ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ﴿٧﴾
"Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm(i). Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn(a). Ar-raḥmānir-raḥīm(i). Māliki yaumid-dīn(i). Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn(u). Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm(a). Ṣirāṭal-lażīna an'amta 'alaihim, gairil-magḍūbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn(a)."
4. Takbir Kedua
Setelah membaca Al-Fatihah, lakukan takbir kedua dengan mengucapkan:
اللَّهُ أَكْبَرُ
"Allahu akbar."
5. Membaca Sholawat Nabi
Setelah takbir kedua, bacalah sholawat kepada Nabi Muhammad SAW:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ
"Allāhumma ṣalli 'alā Muḥammadin wa 'alā āli Muḥammadin kamā ṣallaita 'alā Ibrāhīma wa 'alā āli Ibrāhīma, wa bārik 'alā Muḥammadin wa 'alā āli Muḥammadin kamā bārakta 'alā Ibrāhīma wa 'alā āli Ibrāhīma fil-'ālamīna innaka ḥamīdun majīd"
6. Takbir Ketiga
Setelah membaca sholawat, lakukan takbir ketiga:
اللَّهُ أَكْبَرُ
"Allahu Akbar."
7. Membaca Doa untuk Jenazah
Setelah takbir ketiga, bacalah doa untuk jenazah:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ (هَا) وَارْحَمْهُ (هَا) وَعَافِهِ (هَا) وَاعْفُ عَنْهُ (عَنْهَا) وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ (هَا) وَوَسِعْ مَدْخَلَهُ (هَا) وَاغْسِلْهُ (هَا) بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِهِ (هَا) مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ (هَا) دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ (هَا) وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ (هَا) وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ (هَا) وَأَدْخِلْهُ (هَا) الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
"Allāhummagfir lahu (hā) warḥamhu (hā) wa 'āfihi (hā) wa'fu 'anhu (hā) wa akrim nuzulahu (hā) wa wassi' madkhalahu (hā) waghsilhu (hā) bil-mā'i waṡ-ṡalji wal-baradi wa naqqihi (hā) minal-khaṭāyā kamā naqqaitaṡ-ṡaubal-abyaḍa minad-danasi wa abdilhu (hā) dāran khairan min dārihi (hā) wa ahlan khairan min ahlihi (hā) wa zaujan khairan min zaujihi (hā) wa adkhilhul (hal) jannata wa a'iżhu min 'ażābil-qabri wa min 'ażābin-nār"
8. Takbir Keempat
Setelah membaca doa untuk jenazah, lakukan takbir keempat:
اللَّهُ أَكْبَرُ
"Allahu Akbar."
9. Membaca Doa Setelah Takbir Keempat
Setelah takbir keempat, bacalah doa berikut:
أَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتَنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
"Allāhumma lā taḥrimnā ajrahu wa lā taftinnā ba'dahu wagfir lanā wa lahu"Artinya: "Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia."
10. Salam
Setelah membaca doa, akhiri sholat jenazah dengan salam:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
"Assalāmu 'alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh"
Artinya: "Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"
Sholat Jenazah dan Hukumnya
Sholat jenazah merupakan ibadah yang memiliki posisi penting dalam ajaran Islam dan termasuk dalam hukum fardhu kifayah. Fardhu kifayah berarti bahwa kewajiban ini ditanggung oleh seluruh umat Muslim, tetapi jika sebagian sudah melaksanakannya, maka kewajiban tersebut tidak lagi berlaku bagi yang lain.
Meskipun demikian, sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki kesempatan untuk tetap ikut serta dalam sholat jenazah, mengingat besarnya pahala yang dijanjikan Allah bagi pelaksanaannya, serta sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada saudara seiman yang telah meninggal.
Sholat jenazah lebih utama dilakukan secara berjamaah, karena semakin banyak yang melaksanakan, semakin besar pula pahala yang didapat. Selain itu, jenazah juga akan mendapatkan doa syafaat, sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi SAW. Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Tidak ada seorang Muslim pun yang meninggal dunia, lalu jenazahnya dishalatkan oleh 40 orang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu pun, kecuali Allah SWT akan menerima doa syafaat mereka untuknya." (HR Muslim, Ahmad, & Abu Dawud).
Dalam pelaksanaan sholat jenazah, Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa dilakukan dengan empat kali takbir, sesuai dengan cara yang dicontohkan oleh Nabi SAW. Abu Hurairah mengatakan,
"Rasulullah SAW mengabarkan kematian Najasyi (gelar bagi raja Habasyah) kepada orang-orang pada hari kematiannya, lalu beliau pergi bersama mereka menuju tempat sholat untuk mensholatkannya, dan beliau bertakbir empat kali." (HR Muslim).
Sholat jenazah memiliki sejumlah kekhususan yang membedakannya dari sholat lainnya. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa sholat jenazah dilaksanakan tanpa rukuk dan sujud, menjadikannya sholat yang sederhana namun penuh makna.
Sholat ini terdiri dari empat kali takbir, dimulai dengan niat, diikuti dengan takbir dan bacaan doa tertentu, tanpa adanya gerakan rukuk, sujud, atau duduk di antara dua sujud seperti pada sholat lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sholat jenazah lebih berfokus pada doa dan permohonan ampunan untuk jenazah.
Sholat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan dan dikafani sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, hingga menshalatkannya, merupakan bagian dari kewajiban umat Muslim terhadap sesamanya yang telah meninggal dunia.
Setelah jenazah disucikan dan dibungkus dengan kain kafan, umat Muslim yang hadir akan berkumpul untuk melaksanakan sholat jenazah dengan niat ikhlas memohonkan ampunan dan kebaikan bagi jenazah.
Yang Harus Diperhatikan dalam Sholat Jenazah
Sebelum melaksanakan sholat jenazah, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan agar pelaksanaannya sesuai dengan syariat Islam.
Pertama, pastikan jenazah telah dimandikan dan dikafani dengan benar. Proses memandikan dan mengkafani jenazah merupakan kewajiban umat Muslim sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada yang telah meninggal.
Hal ini harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan ketentuan agar jenazah dalam keadaan suci sebelum disholatkan. Jika ada lebih dari satu jenazah yang akan disholatkan secara bersamaan, penting untuk memperhatikan penempatan jenazah tersebut.
Jenazah laki-laki sebaiknya diletakkan lebih dekat dengan imam, sementara jenazah perempuan harus sedikit lebih jauh. Penempatan ini mengikuti adab dalam sholat jenazah, di mana imam memimpin dari posisi yang paling dekat dengan jenazah laki-laki.
Hal ini penting agar pelaksanaan sholat tetap tertib dan sesuai dengan ketentuan. Sholat jenazah dapat dilaksanakan di berbagai tempat yang suci, seperti masjid, lapangan, atau lokasi lain yang bersih dan layak untuk beribadah.
Tidak ada keharusan untuk melaksanakan sholat jenazah di tempat tertentu selama tempat tersebut memenuhi syarat kesucian. Ini memberikan kemudahan bagi jamaah dalam menyelenggarakan sholat jenazah, terutama jika masjid tidak dapat menampung seluruh jamaah.
Salah satu ciri khas sholat jenazah adalah tidak adanya adzan atau iqamah sebelum pelaksanaannya. Sholat ini dilakukan langsung setelah semua jamaah siap, tanpa perlu adanya panggilan sholat. Jika seseorang terlambat mengikuti sholat jenazah berjamaah, mereka dapat langsung bergabung dengan imam dari takbir yang sedang dilaksanakan.
Jika ada takbir yang terlewat, jamaah yang terlambat dapat melengkapinya setelah imam mengucapkan salam, sehingga tetap dapat menunaikan sholat dengan baik. Memahami niat dan tata cara pelaksanaan sholat jenazah sangat penting bagi setiap Muslim. Dengan melaksanakan sholat jenazah dengan benar, kita tidak hanya memenuhi kewajiban kolektif, tetapi juga berpeluang mendapatkan pahala besar dari Allah SWT.
Selain itu, sholat jenazah adalah bentuk kasih sayang dan penghormatan terakhir yang kita berikan kepada saudara seiman yang telah berpulang, serta menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat tali persaudaraan di antara umat Muslim.